11

975 87 5
                                    

Jungkook menggigit kuku jarinya, melampiaskan rasa cemas dalam dirinya. Saat ini sudah lewat tengah malam, namun sang suami belum juga kembali, bahkan Jungkook sudah menghubunginya berkali-kali

"ya ampun oppa, kau di mana hiskk" perlahan tubuh Jungkook merosot jatuh, kepalanya pusing, dengan keadaan yang tengah berbadan dua membuat Jungkook merasa mudah lelah.

"aku harap kau kembali oppa" ucap Jungkook lihir lalu memejamkan matanya

.

.

.

.

.

.

8 bulan kemudian

Kini Jungkook tengah duduk sambil mengelus perutnya

"bagaimana, apa kalian nyaman di perut eomma?"

Jungkook memandang sendu perutnya, ingatannya kembali kepada Taehyung yang pergi entah kemana.

"oppa aku lelah sendiri seperti ini, aku tidak kuat, akkhhh" kontraksi perutnya membuat Jungkook

Apa mereka akan lahir hari ini, Jungkook bahkan belum menyiapkan apapun. Jungkook berjalan terseok-seok kearah tempat tidurnya dimana telpon miliknya berada.

Menekan nomer dengan asal

"halo Jung kau kenapa menelepon?"

"to-tolong akh-aku" wajah Jungkook memucat, air ketubannya telah pecah,

"aku akan segera kesana!"

Jungkook menggigit bibirnya rasa sakit perutnya membuat ia hapir kehilngan kesadarannya. Jungkook hanya berharap orang itu segera datang.

Dan tak sampai beberapa menit orang tadi segera menghampiri Jungkook

"kook tetap bukak mata mu kita akan kerumah sakit" Jungkook hanya mampu mengangguk, tenanganya hilang

.

.

.

.

.

Jimin, namja tadi adalah Jimin bos Jungkook, dia lah yang membantu Jungkook selama kehamilan, dan saat ini membawa Jungkook kerumah sakit

" dokter tolong dia!" triakan Jimin membuat beberapa perawat berlari kearanhnya.

" Tuan tolong tunggu di luar" Jimin hanya mengangguk dan duduk di kursi yang ada di sana , setelah hampir 20 menit dokter berada di dalam , dan salah satu suster keluar dengan wajah panik

" maaf tuan, istri anda harus di oprasi ,tolong segera menandatangani surat ini dan membayar biaya operasinya " Jimin yang memang panikan hanya mengangguk dan menandatangani surat tersebut .

RUANG OPERASI

setelah Jungkook di bius akirnya oprasi dimulai , satu bayi Jungkook berhasil di keluarkan dan keadaannya sehat , Jungkook yang mendengar suara tangis anaknya tersenyum haru . Selang beberapa menit bayi keduanya berhasil di keluarkan , bayi itu tidak menangis, kulitnya sudah membiru karna terlilit ari-ari , dokter segera memotong tali pusar yang terlilit di tubuh bayi tersebut . Segala pertolongoan telah dilakukan para dokter namun bayi tersebut tidak bisa di selamatkan , Jungkook yang sedari tadi menunggu tangisan bayi keduanya membuatnya gelisah, tensinya turun dengan derastis membuat matanya memberat Jungkook kehilangan kesadarannya.
.

.

Dokter keluar dan tenaga medis yang lain keluar dari ruang oprasai

" maaf tuan kami telah berusaha semaksimal mungkin tapi salah satu bayi anda telah tiada,dan istri anda koma " Jimin menghela nafas dia binggung sekarang dan hanya bisa mengangguk

"Kami akan memindahkan pasien keruang rawat inap " dan Jimin hanya mengiyakan

" Jung, apa yang harus aku katakan padamu nanti saat kau sadar bahwa anakmu yang satunya telah tiada" Jimin mengusap wajahnya kasar , lalu Jimin menelfon seseorang untuk mengurus pemakaman anak Jungkook.

.

.

.

TBC

Hi semua apa kabar lama gak jumpa ya hihi .

Aku hilangnya lama banget ,entah cerita ini apa ada yang baca lagi atau enggak hahaha

Sorry for typo guys , aku bahkan udah lupa gimana ciri khas tulisan ku .

Btw akhir2 ini aku jarang banget baca cerita Taekook kalau di wattpad, lebih sering  baca bl lokal.

So love you guys

Back Home (vkook gs) (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang