"Kau memang boleh bermimpi, tapi ingatlah.. jika alam telah menentang mimpi mu. Kembalilah pada pelukan papah"
...
Dita mencoba berdiri dengan susah payah. Luka nya memang sudah agak mengering. Tapi yang dita heran kan ialah, kenapa ada bekas jahitan?
"Apa aku di operasi?"
Dita lalu mendengus.
"Tentu saja park dita. Ada peluru masuk ke tubuhmu" ujar yeoja itu. Lalu dita berjalan keluar kamar dan dia kembali menghela nafasnya ketika dia melihat untaian anak tangga di hadapannya.
"Aigoo.. kenapa juga aku mempunyai kamar di lantai 2" gerutu dita.
Lalu saat dita akan menjejakkan kakinya ke anak tangga. Meriska datang lalu segera menghampiri nya.
"Yak anak bodoh! Kau ini.. kenapa keluar kamar? Keadaanmu belum pulih" dita mengerucutkan bibirnya.
"Mamah, aku tak bodoh. Ck.." decak dita.
"Ne.. Ne.. kau tetap bodoh. Ayo mamah bantu"
Dita mendengus kecil lalu dia pun di papah menuruni tangga menuju bawah.
Suasana rumah yang dita selalu rindukan. Masih sama seperti dulu.
"Kak kirana kemana mah?" Tanya dita.
"Kau lupa? Kak kirana kan ada di bali" ujar meriska membuat dita hanya menganggukkan kepalanya.
"Papah datang kapan?" Tanya dita lagi lalu meriska mendudukan dita di sofa.
"Nanti sore juga datang" kata meriska lalu dia pergi ke dapur meninggalkan dita. Dita mengambil remote lalu menyalakan televisi.
"Mah handphone ku dimana?" Tanya dita lalu meriska datang membawa beberapa cemilan.
"Ada di kamar mamah. Tapi handphone kamu rusak, karena pas di bandara.. mamah gak sengaja jatuhin"
Dita mencebikkan bibirnya mendengar penuturan mamahnya.
"Ck mamah gimana sih? Terus gimana dong?" Kata dita kesal lalu meriksa hanya mengedikkan bahunya enteng.
"Tak apa lah, lagipula kartu sim nya tak apa kan?" Tanya dita.
"Nah itu.. kartu nya hilang. Soalnya handphone kamu pecah-pecah. Mamah kantongin lah buat bukti" kata meriksa lalu menyuapkan satu keripik singkong ke mulutnya.
"Ck mamah sih ceroboh.. gimana dita mau ngabarin yang lain kalau gini?" Gerutu dita sedangkan meriska tak mau ambil pusing.
"Oh ya.. mamah kan punya nomor namjoon, mana pinjam handphone mamah" kata dita membuat meriska menatapnya.
"Handphone mamah lagi di charger. Lowbat"
Dita mendecak, mamahnya selalu saja ada alasan sedari tadi membuat dita curiga.
"Mamah gak nyembunyiin sesuatu kan?" Kata dita menelisik. Meriska mengangkat sebelah alisnya.
"Apasih kamu, nyembunyiin apa coba?" Ujar meriska lalu kembali memakan keripik.