Chapter O3

2.4K 336 26
                                    

Sunghoon menghentikan mobilnya tepat di depan tempat Mama Mina, mamanya Sunghoon, dan seorang gadis duduk.

"Lama banget sih datengnya!" omel Mama Mina yang dibalas dengusan oleh Sunghoon. Kemudian kedua mata laki-laki itu melirik spion bagian tengah untuk melihat seorang gadis yang sepertinya ikut menumpang.

"Dia siapa, Ma?" tanya Sunghoon seraya menjalankan mobilnya. Mama Mina tersenyum, "Hoon, kenalin dia anaknya sahabat Mama namanya Ningning. Nah, Ningning kenalin ini Sunghoon, anak tante."

"Hai, aku Ningning." ujar gadis itu seraya menyodorkan tangannya ke Sunghoon.

"Hai, gu— aku Sunghoon. Maaf gabisa jabatan tangan, soalnya lagi nyetir." jawab Sunghoon. Ningning menganggukkan kepalanya, ia menatap isi mobil milik Sunghoon. Berantakan, membuat Ningning langsung mengendikkan bahunya ngeri.

Ningning tuh orangnya gabisa ngeliat barang-barang yang berserakan dan kotor.

Kedua matanya tak sengaja melihat satu kotak rokok di sebelahnya. Ia mengambil benda tersebut lalu menyerahkannya ke Mama Mina.

"Tante, maaf. Bukannya ikut campur apa gimana, tapi aku nemu rokok disini. Kayaknya punya Sunghoon deh."

Mendengar itu, Sunghoon langsung menoleh dan membulatkan kedua matanya saat sang ibu menerima kotak rokok yang disodorkan oleh Ningning itu.

"Ma..."

"Sunghoon! Kamu nih bikin mama malu aja deh ah! Sampe bulan depan, kamu gak dapet uang jajan."

"Kok g—"

"Apa?! Mau protes ke mama, hah? Mau mama perpanjang sampe setahun?!"

Sunghoon mengatupkan bibirnya. Tidak berani untuk melayangkan protes kala mendengar ancaman dari sang mama. Laki-laki itu melirik ke Ningning melalui spion tengah, ternyata gadis itu juga sedang menatapnya. Lebih tepatnya, sedang mengejeknya.

Awas lo ya. Gue tandain lo.

● ▪︎ ▪︎ ●

Ningning melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Sambil sesekali bersenandung, ia menyapa orang-orang yang tersenyum padanya.

Sesampainya di perpustakaan, Ningning segera berjalan menuju rak bagian Komunikasi dan Bahasa. Rencananya, ia ingin meminjam beberapa buku untuk referensinya dalam mengerjakan tugas.

"Nah itu dia!" pekik Ningning pelan. Ia berusaha untuk meraih buku itu namun sayang letaknya ada di rak yang cukup tinggi.

Ningning berdecak. Ia sudah mulai kelelahan meraih buku itu. Alhasil, Ningning menoleh ke sekitar perpustakaan untuk mencari bantuan. Kedua matanya menangkap presensi seorang laki-laki tinggi yang baru saja memasuki perpustakaan.

Langsung saja, Ningning mendekati laki-laki itu.

"Heum, permisi. Aku boleh minta tolong, gak?" tanya Ningning. Laki-laki itu menoleh, "iya? Minta tolong apa?"

"Anu... Aku mau ngambil buku yang ada di rak itu, tapi gabisa. Boleh minta tolong ambilin, gak?" ujar Ningning seraya menunjuk rak buku yang membuatnya lelah tadi.

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya kemudian mereka berjalan menuju rak buku tersebut.

"Buku yang disampulin bening itu. Bisa ambilin kan, ya?"

Ningning tidak sadar jika orang yang berdiri di belakangnya bukan lagi laki-laki yang tadi, melainkan Sunghoon.

Sunghoon menjulurkan tangannya untuk meraih buku itu dengan mudah.

"Makas— KAMU?!"

Sunghoon tersenyum miring melihat ekspresi terkejut dari gadis pendek yang ada di depannya. Sunghoon berjalan mendekati Ningning hingga gadis itu terpojok ke rak lainnya.

"Ma— Mau ngapain kamu?" tanya Ningning. Ia panik, apalagi saat ini posisinya benar-benar dikurung oleh Sunghoon.

"Lo mau buku ini?" tanya Sunghoon seraya mengangkat tinggi-tinggi buku yang tadi diambilnya.

"Mau lah! Kembaliin buku itu, aku perlu buat referensi tugas!" ujar Ningning seraya melompat-lompat agar bisa mengambil buku di genggaman Sunghoon.

Sunghoon tertawa melihat betapa menggemaskannya Ningning sekarang. Ia semakin meninggikan buku itu hingga Ningning menggeram kesal dan menatapnya.

"Kamu kenapa sih?! Kamu butuh buku itu juga, hah?!"

"Ngapain? Gue bukan anak komunikasi."

"Yaudah balikin!"

"Tapi gue calon suami lo."

"Sinting! Kasih buku itu ke aku sekarang!!!"

"Mau buku ini, hm?"

Sunghoon mendekatkan wajahnya ke wajah Ningning membuat gadis itu terkejut dan sontak mundur beberapa langkah.

Sunghoon kembali tertawa lalu menyodorkan buku tersebut ke Ningning. Tetapi saat gadis itu ingin mengambilnya, Sunghoon menahannya.

"Gue mau ngasih kalo lo mau ngasih nomor WA lo." ujar Sunghoon. Mendengar itu, Ningning mendengus. "Modus kamu."

"Mau buku apa enggak? Soalnya temen gue ada yang butuh buku ini juga nih." ucap Sunghoon membuat Ningning panik.

"Eh iya iya! Mana hape kamu biar aku simpenin nomorku." jawab Ningning. Sunghoon bersorak pelan lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Menyerahkannya pada Ningning dan membiarkan gadis itu mengetikkan nomor WA di ponselnya.

Setelah selesai, Ningning mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya lalu mengambil buku yang ada di tangan Sunghoon.

"Makasih, cantik."

Ningning memutar kedua bola matanya lalu berjalan meninggalkan Sunghoon yang masih menatap ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

Tanpa Sunghoon sadari, sebenarnya Ningning memberikan nomor ponsel yang palsu bukanlah yang asli.

Hahahaha kasian.

● ▪︎ ▪︎ ●

Aku insecure deh sama part ini:(

Semoga kalian suka ya:"(

[✅] Lembaran Buku - Enhypen ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang