"Kamu mau makan apa? Biar kakak beliin mumpung pulang cepet nih."
"Kak Rin udah pulang? Mau makan apa ya... Heum... Kayaknya sate aja, deh."
"Mau sate? Yaudah nanti aku beliin, kamu udah pulang belom? Apa masih ada kelas sore?"
"Iya, palingan jam empat sore baru pulang. Aku matiin ya, dosennya lagi jalan soalnya."
"Oke, sip. Kabarin aja kalo kamu udah mau otw ya."
"Siap. Dah, Kak Rin~"
"Dah..."
Tut.
Karina mematikan panggilan antara ia dan Ningning. Ia menaruh tasnya di jok sebelah, gadis itu memutuskan untuk memainkan ponselnya sebentar.
Tok! Tok! Tok!
Karina terkejut ketika mendengar jendela mobilnya diketuk oleh seseorang dari luar. Ia membuka jendela mobilnya dan mendapati presensi Jake sedang menyengir padanya.
"Kaget ih! Kirain siapa." ujar Karina lalu memencet central lock dan membiarkan laki-laki itu masuk.
Jake menyengir lalu menyerongkan posisi duduknya agar bisa menatap Karina. "Lo mau kemana sekarang, kak?"
"Ke tempat makan sate yang biasa gue datengin sih. Kenapa emang?"
"Kebetulan! Gue mau ikut donggg, boleh gak?"
"Boleh aja sih. Tapi kok lo bisa tau gue kerja disini?"
"Hehe, abang gue kan kerja disini juga."
"Hah? Lo punya abang? Siapa?"
"Namanya Yeonjun. Kenal kan lo? Kenal lah orang jelek gitu masa gak kenal."
Karina tertawa mendengar ejekan yang dilontarkan Jake untuk Yeonjun. Setelah itu, Karina melajukan mobilnya keluar dari area gedung.
Perjalanan dari tempat kerjanya Karina ke tempat makan sate itu memakan waktu selama dua puluh menit. Sesampainya disana, Karina dan Jake berjalan menuju salah satu meja yang kosong, seberang meja kasir.
"Lo mau pesen yang ayam atau kambing?"
"Hah? Ayam aja lah."
"Berapa tusuk?"
"Gue belom pernah nyobain disini, jadi ngikut lo aja, kak."
Karina menganggukkan kepalanya lalu ia berjalan menuju kasir untuk memesan sekaligus membayar pesanan mereka.
Setelah itu, Karina menghampiri Jake yang sedang bermain ponsel. Gadis itu menaruh struk yang diberikan mbak kasir ke tasnya.
"Udah dibayar?" tanya Jake dibalas anggukkan kepala oleh Karina. Jake menyodorkan telapak tangannya ke hadapan gadis itu membuat Karina mengernyit.
"Kenapa?"
"Mau liat total pesanan gue lah."
"Gausah. Gue yang traktir."
"Dih? Enggak enggak! Masa cewe yang bayarin cowo sih?"
"Lah emang kenapa? Udah jaman kali emansipasi wanita."
"Tetep aja guenya gak enak, kak."
"Yaudah enakin aja. Kalo masih ngeyel, gue tinggal nih."
Jake langsung mengatupkan bibirnya mendengar ancaman dan tatapan tajam dari Karina. Laki-laki itu menaruh ponselnya di saku celana kemudian menatap suasana tempat makan tersebut.
"Ini pesanannya."
Seorang pelayan menaruh nampan yang diatasnya ada dua piring sate, dua piring nasi, dua mangkuk sop sapi, dua gelas es teh botol, dan satu bungkus yang isinya sate pesanan Ningning.
"Makasih, mbak." ucap Karina sambil tersenyum ke pelayan tersebut. Kemudian kedua manusia itu menikmati makanan yang mereka pesan.
"Oh iya, kak," Jake meneguk es teh botolnya sedikit lalu menatap Karina.
"Lo dua minggu lagi ada acara, gak?"
"Dua minggu lagi??? Heum... Enggak kayaknya. Kenapa emang?"
"Bagus! Jadi gini, gue sama tiga temen gue ada rencana buat ke Bandung tapi kata salah satu dari mereka, kita harus bawa—"
"Eh Karin?"
Karina dan Jake menoleh kala mendengar suara seorang perempuan di sebelah mereka. Melihat dua orang yang berdiri di dekatnya, Karina langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Beda lagi sama Jake, yang malah ngeliatin dua orang itu dari atas sampai bawah. Jake kenal sama yang cowoknya, itu mantan Karina. Tapi kalo si cewek, Jake menduga kalo perempuan itu adalah kekasih barunya si mantan Karina.
"Karin, kita boleh gabung disini? Kebetulan gak ada meja yang kosong. Hehehe..."
Tetapi belum juga Karina dan Jake membuka suara mereka, sepasang kekasih itu sudah mengambil tempat duduk di samping keduanya. Si cewek di sebelah Karina dan si cowok di sebelah Jake.
"Perasaan kita gak ada bilang, "iya boleh." deh." ujar Jake sambil menatap dua manusia itu dengan sinis.
Si cewek mengabaikan sindiran yang diberikan Jake padanya dan menatap Karina yang kini memakan nasi dan satenya dengan canggung.
"Gimana kerjaan, Rin? Lancar?"
"Lancar."
"Proyeknya ada hambatan, gak?"
"Gak."
"Hati lo udah pindah belom? Atau masih ngestuck sama cowok gue?"
"Anjing."
Karina dan cewek itu menatap Jake yang baru saja melempar umpatan entah ke siapa, tapi yang pasti ke cewek gak ada akhlak itu sih.
Jake mendengus lalu ia menggenggam tangan kanan Karina yang masih memegang sendok itu.
"Udah selesai makannya? Kita pergi aja yuk. Auranya mendadak panas kayak ada setan." ucap Jake pada Karina yang sedang menatapnya. Kemudian, keduanya bangkit dari kursi untuk pergi dari tempat makan ini.
Tetapi, tangan Karina ditahan oleh si cewek yang dari tadi menguji kesabaran Jake. Cewek tersebut memberikan sebuah amplop pada Karina, "gue sama dia mau tunangan loh dua minggu lagi. Kita ngundang lo, jadi jangan lupa dateng ya."
Karena sudah tidak tahan melihat senyum miring dari cewek itu, Karina langsung menarik Jake keluar dari tempat makan itu.
Jake menatap Karina yang masih menangis dengan menyembunyikan wajah di setir mobil. Laki-laki itu menghela napasnya.
"There's no chance for me, ya?"
● ▪︎ ▪︎ ●
Aku yang lagi berusaha kembali produktif tapi selalu lupa buka wattpad, alhasil aku lupa update be like :
Kira-kira cerita ini tamat sampe berapa chapter?🤔🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Lembaran Buku - Enhypen ft. Aespa
FanficTiap lembar halamannya menceritakan kisah yang berbeda. Namun dengan tokoh yang sama, yaitu aku, kamu, dan kita. 《 ▪︎ ▪︎ 》 LEMBARAN BUKU with : • HEESEUNG - WINTER • JAY - GISELLE • JAKE - KARINA • SUNGHOON - NINGNING 《 ▪︎ ▪︎ 》 Start : 16 Juli 2021 ...