Chapter O5

2K 291 41
                                    

Sunghoon mengikat kedua tali pada sepatu bagian kirinya. Setelah selesai, ia bangkit dari posisi duduknya lalu merapikan kaos oblong yang dipakainya.

"Ma, aku mau jogging dulu ya!" ujar Sunghoon dengan sedikit berteriak kepada Mama Mina yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Iya! Hati-hati!!!"

Sunghoon melangkahkan kakinya keluar dari area rumah. Ia melakukan beberapa gerakan pemanasan sebentar sebelum bersiap untuk jogging.

Setelah itu, Sunghoon mulai berlari santai sambil memasangkan airpod ke kedua telinganya.

Laki-laki itu menikmati kegiatan joggingnya di pagi hari dan menghiraukan tatapan dari para ibu komplek yang sedang bercengkrama sembari membeli sayur.

Biasalah. Sunghoon kan main visual di komplek rumahnya.

Sudah sekitar dua puluh menit laki-laki itu mengitari beberapa komplek, Sunghoon memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang letaknya di dekat lapangan basket, tempat anak-anak komplek menghabiskan waktu mereka.

Baru saja Sunghoon mendaratkan bokongnya di bangku, kedua matanya tidak sengaja menangkap presensi seorang gadis yang sepertinya ia kenali.

"Itu cewek yang kemaren di perpus, bukan?" gumam Sunghoon sambil menajamkan penglihatannya.

"Iya anjir itu cewek yang ngasih gue nomor palsu!" Sunghoon langsung berdiri dan bergegas menghampiri gadis itu.

"Eitttsss~ Mau kemana kamu, cantik?" tanya Sunghoon sambil merentangkan kedua tangannya, menghalangi jalan gadis itu.

Gadis itu— Ningning membulatkan kedua matanya melihat presensi Sunghoon berdiri di hadapannya.

Mampus.

Sunghoon berkacak pinggang, kedua matanya meneliti penampilan Ningning saat ini. Kaos oblong yang kebesaran, celana pendek selutut, dan rambut merahnya diikat.

Cantik.

"K—kamu ngapain ada disini?!"

"Yang ada gue nanya ke lo. Ngapain lo kesini, hah? Buntutin gue, ya?"

Ningning mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan penuh rasa percaya diri dari laki-laki itu.

"Pede banget. Orang aku tinggal disini bareng sepupu aku."

"Sepupu? Lo ngekost?"

"Engga. Dia emang tinggal disini, udah kerja juga."

"Cowok apa cewek tuh sepupu lo?"

"Bukan urusan kamu kalo sepupu aku cowok atau cewek. Udah ah, minggir. Aku mau jogging lagi."

Ningning berusaha untuk mencari celah agar ia bisa keluar dari hadangan Sunghoon, namun laki-laki itu malah semakin menjadi-jadi. Kalo Ningning ke kanan, Sunghoon ikutan ke kanan. Kalo Ningning ke kiri, Sunghoon ikutan ke kiri.

Gitu terus sampai akhirnya Ningning menggeram kesal lalu menjambak rambut Sunghoon. Walau Ningning harus jinjit dulu sih biar bisa jambak rambutnya Sunghoon.

"Ssshhh... Sakit, anjirrr!!!"

"Ya makanya jangan ngeselin!"

"Ck, gue mau minta nomor hape lo doang. Nomor hape yang asli bukan palsu."

"Gamau. Kamu pedofil."

"Dih enak aja lo ngatain gue pedofil!"

"Emang pedofil. TOLONG!!! ADA PEDOFIL DISINI! TO—hmpphh."

Sunghoon terkejut ketika Ningning berteriak kencang hingga beberapa warga disana menoleh. Sunghoon langsung membekap mulut Ningning dengan tangannya lalu menyeret gadis itu ke bangku yang ia duduki tadi.

Sunghoon mendudukkan Ningning di bangku tersebut lalu menahan bahu gadis itu. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya, hingga posisi wajah keduanya berdekatan.

Terlalu dekat hingga mereka berdua bisa merasakan hembusan napas masing-masing.

"K—kamu apaan sih..." ujar Ningning. Ia menggerakkan bahunya, berusaha melepaskan cengkraman dari kedua tangan Sunghoon.

"Kasih gue nomor hape lo. Yang asli, aktif, dan selalu lo pake."

"Gamau."

"Kenapa gamau, sih? Emangnya gue jelek?"

Ningning menghela napasnya. Ia pun menatap Sunghoon dengan tajam. "Pertama, kamu itu orangnya jorok."

"Tau dari mana sih lo, hah?!" jawab Sunghoon langsung. Sedikit tidak terima kala Ningning menilainya sebagai orang yang jorok.

"Kedua, kamu perokok. Dan aku gak suka sama orang yang merokok."

Sunghoon diam. Untuk yang kedua ini, dia tidak bisa membantahnya. Karena ya... Sunghoon memang suka merokok, apalagi kalo lagi kumpul sama temen-temennya.

"Ketiga, aku gak kenal kamu. Aku gak suka berbagi nomor hape, akun sosmed, dan yang lain ke orang yang gak aku kenal."

Sunghoon berdecak. "Gini loh ya, cantik. Gimana lo bisa kenal gue kalo lo aja gamau tukeran nomor hape sama gue? It's same waktu lo pengen punya temen baru pas OSPEK. Pasti lo tukeran nomor hape sama temen baru lo, kan? Baru habis itu kalian saling kenal? Iya, kan?"

Ningning langsung terdiam mendengar ucapan Sunghoon itu. Ia mendengus, "yaudah mana sini hape kamu."

Mendengar itu, senyum di bibir Sunghoon merekah.

"Nah gitu kek dari tadi. Masa harus berbusa dulu mulut gue baru lo ngalah."

Ningning memutar kedua bola matanya malas, "cepet mana."

Sunghoon mengambil ponselnya dari dalam saku celana lalu menyerahkannya ke Ningning. "Nomor asli, ye. Bukan palsu."

Ningning menghiraukan Sunghoon lalu mengetikkan nomornya di ponsel laki-laki itu. Setelahnya, Ningning mengembalikan benda tersebut ke sang pemilik.

"Beneran nomor asli, kan?"

"Iya."

"Oke makasih, cantik."

Sunghoon melepas cengkramannya di bahu Ningning dan membiarkan gadis itu melanjutkan joggingnya.

● ▪︎ ▪︎ ●

Jodoh gue

Tes tes |
1 2 3 |
Ini ningning yg asli kan? |

| Iya

Singkat bgt balesnya:( |

| Iya ini ningning yang asli
| Puas?

Puas banget HEHEHEHE😁 |

| Gajelas

Gapapa gajelas ntar juga lu sayang |

| Kamu bisa diem gak sih?

Gabisa |
Kalo liat lo tuh bawaannya pengen banyak ngomong terus |

| Yaudah ngoceh aja sendiri

Jodoh gue is blocked you.

"KOK DIBLOKIR SIH???!!!"

Kasian banget lo, Sunghoon.

● ▪︎ ▪︎ ●

Ada yang kangen gak sama cerita ini?🤧

[✅] Lembaran Buku - Enhypen ft. AespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang