Festival dan Pentas Seni - Inas Anindita

7 0 0
                                    

╔═════ೋೋ═════╗
Festival dan Pentas Seni
╚═════ೋೋ═════╝





╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
HAPPY  READING
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
≪━─━─━─⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱─━─━─━≫

Jam tujuh malam, Malik menunggu Milka yang keluar dari kamar nya. Lama sekali.

“Lama, ya?” tanya Milka menghampiri Malik yang berada di ruang tamu.

“Iya, banget malah,” jawab Malik jujur.

Milka terkekeh. “Ya udah, yuk!” kata Milka mengajak.

Keduanya melangkah keluar dari rumah. Untuk melanjutkan niat mereka malam ini
pergi ke Festival Tahunan.

“Wah, rame banget,” ujar Milka dengan mata berbinar ketika sampai di sana. “Kita
mau ngapain?” tanya Malik dengan polosnya.

Milka yang masih menyapu tatapannya pada sekeliling tempat itu menoleh ke arah
Malik dengan tatapan malas. “Jualan daster,” jawab Milka ketus. “Mana? Kamu bawa
dasternya?” tanya Malik mengada-ngada.
Sabar Mil, ini ujian.

“Naik bianglala yuk, Mal!” ajak Milka. “Loh kata kamu mau jualan daster?” ujar
Malik bertanya kembali.

Milka menghela nafas nya pasrah. “Nggak jadi Mal,” jawab Milka.

“Oh,” balas Malik mengangguk.

“Ya udah yuk, katanya naik bianglala,” kata Malik menggandeng tangan Milka.

Malik membeli dua tiket, untuknya juga untuk Milka. Sekarang keduanya telah
menikmati indahnya malam ini di atas bianglala. Acara Festival tahun ini lebih meriah
dibanding tahun lalu, karena tahun ini terdapat indoor dan outdoor, dan juga food Festival yang kuliner nya dari mulai yang kekinian hingga khas daerah dari seluruh Indonesia.

Bahkan yang lebih meriah lagi di penghujung acara Festival tahun ini akan
mengundang sebuah Band terkenal di Indonesia yang pastinya di adakan di hari terakhir acara Festival tahunan.

“Mal, bulannya cantik,” ujar Milka menatap bulan dengan sangat intens. “Tapi kamu
tau nggak ada yang lebih cantik dari bulan lho,” balas Malik.

“Apa?” sahut Milka bertanya. “Kamu, yang bisa menandingi indahnya bintang dan
cantiknya bulan,” jawab Malik. Milka mengulum senyumnya, ia tidak bisa menahan rona merah nya muncul pada pipinya.

“Udah jago gombal ya sekarang?” tanya Milka. Malik tersenyum, “Iya, karena
kamu,” jawabnya.

“Mau naik apa lagi?” tanya Malik ketika keduanya sudah turun dari bianglala. “Naik
kapal kora-kora, yuk!” ajak Milka dengan mata yang tertuju pada wahana permainan tersebut.

Malik menelan ludahnya susah payah, mendengar teriakan para penumpang saja
sudah membuatnya merinding apa lagi jika dia menaiki wahana tersebut.

“Kita mandi bola aja yuk?” ucap Malik menawarkan. Milka ternganga.

“Mandi bola itu ada batasan usianya, Mal, tuh kamu lihat sampai yang berumur
sepuluh tahun,” ujar Milka menunjuk ke arah mandi bola.

Malik menghela nafas nya dan
terkekeh. “Yang lain deh,” katanya.

“Kamu takut?” tanya Milka menaik turunkan alisnya bergantian.

Malik menggeleng
kuat, “Eng-nggak siapa yang takut! Ayok beli tiket nya,” ucap Malik membuat Milka tertawa
terpingkal-pingkal.

Ujian Kelulusan Member BWG Angkatan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang