[27 September 2015]
"Aheng, apa hanya ini saja yang kau butuhkan? Tidak ingin membeli yang lain?". Aku menggelengkan kepalaku pelan sesudah memeriksa kertas ditanganku dan barang-barang yang ada di troli yang didorong Xuxi.
Xuxi menemaniku untuk berbelanja bulanan, dia sudah berada di rumahku sejak semalam karena seperti biasa ini adalah weekend dan katanya dia ingin menginap dirumahku, kangen katanya. Hahahaha, lupakan yang terakhir, aku hanya mengarangnya.
Sekarang kami ada di salah satu supermarket dipusat kota. Kami kesana meminjam mobil milik Ten ge dan tentu saja Xuxi yang mengendarainya, aku mana bisa. Aku hanya membeli beberapa bahan pokok seperti beras, daging, sayur, tepung dll. Sebenarnya hanya itu yang aku rencanakan beli tetapi tentu saja apa yang direncanakan berbeda dengan kenyataan kan? Sekarang di trolinya sudah ada snack, permen, soda, dan ada beberapa kaleng beer disana. Dan kalian pasti tahu itu perbuatan siapakan?
"Hehehe, akan kuhabiskan. Kau tahu sendiri bagaimana porsi makanku" jawabnya ketika aku memandangnya seakan bertanya -Siapa yang akan menghabiskan makanan ini semua?-. Aku menggelengkan kepalaku heran, sikapnya seperti anak SD tetapi bagaimana dia bisa jadi kapten didevisinya.
"Aheng" panggil Xuxi sambil menepuk bahuku pelan saat aku sedang menata belanjaan kami di mobil. Aku menolehkan kepalaku dan memberikan ekspresi -Ada apa?- .
"Aku lapar, ayo kita makan dulu dikedai ramen.Hehehe" cengirnya di akhir kalimat. Aku segera menggelengkan kepalaku tanda tidak setuju dan menunjuk banyaknya snack didalam mobil.
"Tidak, kau sudah membeli banyak sekali snack dan aku juga akan memasak setelah pulang" jawabku tegas. Dia langsung menampilkan wajah yang dibuat semelas mungkin dan memeluk lenganku erat seperti anak kecil.
"Ayolah Aheng, kau tak kasihan dengan perutku ini? Dia sudah berdemo sayang~" rengeknya. Aku merotasikan bola mataku melihat tingkahnya. Aku kembali menggeleng, langsung melepaskan pelukannya dan masuk kedalam mobil. Ku keluarkan kepalaku dari jendela dan memandangnya.
"Ayo pulang, kubuatkan ramen" kataku dan langsung dihadiahi senyuman manis diwajahnya.
Setelang mengendarai mobil setidaknya 10-15 menit, akhirnya kami sampai dirumahku. Xuxi mulai mengangkut semua belanjaanku ke lantai 2. Tentu saja dia sanggup mengangkutnya sendirian, otot badannya harus dimanfaatkan hihihihi.
"Aheng, ditaruh dimana?" katanya dengan beberapa kantong belanjaan dikedua tangannya. Kuarahkan telunjukku menunjuk meja dapur bermaksud memintanya untuk ditaruh disana semua kantong belanjaan.
"Sudah aku taruh semua. Aku kebawah dulu mengembalikan mobil" katanya lagi sambil mengelus kepalaku. Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya. Setelah melihatnya keluar dari rumah, aku segera menata belanjaanku di kulkas dan tempat seharusnya agar aku bisa cepat memasakkan ramen untuk singa berotot itu atau tidak dia akan merengek seperti anak kecil.
Dirasa sudah rapi, aku mulai mengambil bahan-bahan membuat ramen dan mulai acara masakku. Hanya ramen sederhana dengan kuah miso -aku membeli bumbu instan-. Yang paling membutuhkan waktu adalah adonan ramen dan daging.
"Wah, kau benar-benar membuat ramen!"
Aku terlonjak pelan karena suara Xuxi yang tiba-tiba sudah dibelakangku dan memelukku pinggangku erat dari belakang. Aku memukul pelan tangannya dan menyuruhnya menunggu di ruang tamu atau duduk dengan tenang di kursi meja makan.
"Ck, padahal aku hanya ingin bersamamu dan membantumu" decaknya. Aku tersenyum geli dan mengambil naruto dan beberapa toping untuk ramennya. Kuberikan semua itu ke Xuxi dan memberikannya pisau kecil.
"Kau begitu kau siapkan sayuran dan topingnya ya. Jika sudah berikan kepadaku lagi" kataku dengan senyuman. Xuxi menerima semua barang yang kuberikan dan langsung duduk di kursi meja makan, oh jangan lupakan gerutuannya.
"Heishh.. dia benar-benar memberikanku pekerjaan". Astaga anak itu, aku masih bisa mendengar gerutuannya.
Setelah makan malam, kami menghabiskan sisa malam kami dikamarku. Kami memutuskan untuk menonton film bersama. Kami putuskan untuk menonton film "Age of Adaline". Untung saja tadi Xuxi membeli banyak snack jadi bisa jadi teman menonton kami.
"Aheng, aku ada sesuatu" katanya pelan saat film sudah selesai. Aku memandangnya bingung. "Sebentar aku ambilkan" lanjutnya lalu berdiri berjalan kearah tas ranselnya yang ada di pojok ruangan.
Aku melihat dia mencari sesuatu dari tas ranselnya. Aku hanya diam duduk diatas kasur menunggunya. Tak beberapa lama, dia kembali berjalan kearahku dan membawa kotak kecil ditangannya. Aku memasang ekspresi penasaran dengan tingkahnya.
"Aheng" panggilnya lembut ketika dia sudah sampai didepanku. Aku sedikit mengadahkan kepalaku untuk melihatnya. Aku dapat melihat senyumnya yang menjadi favoritku itu disana.
"Ada apa Xuxi?" tanyaku karena dia tidak segera mengeluarkan suaranya.
"Ekhemm". Aku kembali memasang wajah bingung. Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah batuk seperti melegakan tenggorokannya. Tapi kebingunganku langsung berubah menjadi keterkejutan. Bagaimana tidak? Tiba-tiba Xuxi langsung berlutut dihadapanku dan memperlihatkan kotak yang dia ambil tadi.
"Aheng, sebenarnya aku mau mengatakan ini setelah tugasku besok tetapi kurasa ini waktu yang tepat karena bertepatan ulang tahunmu 2 hari lagi." Jedanya."Aheng maukah kau bersamaku untuk selamanya?" katanya sambil membuka kotak tersebut. Cincin, disana ada cincin yang sangat indah. Cincin berwarna silver dengan batu kecil disana.
Aku menutup mulutku dengan tanganku terkejut. Xuxi melamarku? Terkejut? Tentu saja, aku tidak berpikir dia akan melamarku secepat ini.
"Aheng" panggilnya lagi dan kali ini dia menggenggam tanganku. "Maukah kau bersamaku selamanya? Sampai akhir hayatku?" tanyanya sekali lagi dan memandangku dengan lembut.
"Aghhkhu maahuu" kataku pelan. Ya kali ini benar-benar suaraku, sebenarnya aku tidak bisa dibilang bisu karena aku masih bisa mengeluarkan suaraku walaupun gagu atau tidak terdengar jelas.
Kulihat Xuxi terkejut saat mendengar suaraku. Terlihat dari ekspresinya, aku terkekeh pelan saat melihatnya. Ekspresi wajahnya sangat lucu jika terkejut, bola mata yang membesar seperti anak kecil.
Kuusap pipinya pelan agar dia kembali dari keterkejutannya. Dia mengerjapkan matanya dan kembali memandangku, "Aheng, ucapkan sekali lagi? Biarkan aku mendengarnya lagi" pintanya.
"Aghku mahuu Xguxhi" kataku lagi. Xuxi kembali tersenyum dan langsung memelukku erat.
"Aku mencintaimu Aheng!!" Katanya dengan ekspresi senang. Dia langsung mengambil cincin dari kotaknya. "Aheng, aku benar-benar mencintaimu" lanjutnya sambil memakaikan cincin tersebut di jari manis tangan kananku. Kupandangi jari tanganku, disana sudah tersemat tanda bahwa ada seseorang yang benar-benar mencintaiku dan seseorang yang ingin hidup bersamaku selamanya.
"Jangan menangis, aku tidak mau melihatmu menangis" kata Xuxi sambil menghapus air mataku yang bahkan aku tidak sadar kapan itu keluar. Aku memeluknya erat dan berbisik pelan ditelinganya, "Terima kasih"
Xuxi mengusap punggungku dan membawaku untuk berbaring di kasurku. Sekarang dia berada diatasku dan kembali menatapku dengan tatapan yang selalu membuatku nyaman.
"Tidak perlu berterima kasih sayang, seharusnya aku yang berkata seperti itu. Kau adalah seseorang yang Tuhan hadirkan untukku. Malaikatku" ucapnya dan mengusap pipiku. Dia lalu menciumku dengan lembut dan semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
"Bolehkah?" tanyanya. Aku menganggukkan kepalaku memperbolehkan apa yang dia maksud. Malam ini adalah malam yang terindah bagiku dan menjadi malam yang tidak pernah kulupakan selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOLDIER
FanfictionHanya kisahku dengan tentaraku yang tidak bisa kuungkapkan. Kenangan-kenangan singkat yang kami lalui bersama. Aku sangat mencintainya.. sangat mencintainya