[28 September 2015]
Kubuka matamu dengan perlahan, kurasakan ada beban diperutku dan ternyata ada tangan Xuxi yang sedang memelukku erat. Kulihat jam kecil yang sengaja kutaruh di meja samping tempat tidurku.
"Pukul 5" batinku. Kuangkat tangan Xuxi dari perutku perlahan agar aku bisa bangun dan membersihkan diriku. Pada saat aku bangun dan duduk di kasurku, aku merasa badanku dingin sekali.
"Dingin" pikirku dan aku segera memelukku diriku sendiri. Aku terkejut saat aku menyadari bahwa aku tidak memakai kaos untuk menutupi badanku. Dan otakku langsung memproses kembali ingatan yang aku dan Xuxi lalui semalam dan itu membuat wajahku langsung memanas.
"Aheng, kau sudah bangun?"
Kudengar suara serak dari Xuxi, khas orang bangun tidur. Kutolehkan kepalaku kearahnya dan kembali gambaran kejadian semalam muncul. Aku langsung berdiri dan lari kedalam kamar mandi karena saking malunya tanpa melihat ke arah Xuxi sekalipun. Aku yakin dia melihatku dengan bingung dan bertanya ke benaknya ada apa denganku.
"Segarnya" batinku. Aku keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutku dengan handuk. Aku jarang sekali menggunakan hair dryer kecuali hal-hal tertentu. Aku menghela nafas pelan saat kulihat Xuxi kembali tidur.
Kugoyangkan badannya pelan bermaksud membangunkannya. Hari ini adalah hari Senin dan dia harus kembali ke markas tentaranya pada pukul 8.
"Aheng, sebentar lagi." gumamnya pelan lalu membalikkan badannya memunggungiku. Aku membolakan mataku dan mencubit pinggangnya agar dia benar-benar bangun. Ini sudah pukul 6, dan perjalanan ke markasnya butuh waktu setengah jam lebih.
"Auwwww!!" teriaknya dengan ringisan disana. Aku terkekeh pelan melihatnya, jika tidak dibeginikan mana bangun dia.
"Kau sungguh tega denganku Aheng" gerutunya. Xuxi akhirnya bangun dari tidurnya dan duduk dikasur sambil mengusap-usap pinggangnya yang kucubit tadi.
"Bangun, lalu mandi. Sudah jam 6, akan kubuatkan sarapan dulu." kataku dengan bahasaku sambil mengusap pipinya pelan. Setelah aku mengatakan itu, aku segera bangkit dan berjalan kearah dapur. Tapi sebelum melangkahkan kakiku, badanku tertarik kebelakang dan terjatuh duduk kembali ke kasur.
"Aheng, aku tidak ingin meninggalkanmu." katanya sambil memelukku dari belakang. "Bisakah aku tinggal saja dan tidak kembali bekerja?" lanjutnya.
Kurasakan pelukannya semakin mengerat. Kuusap lengannya yang memelukku erat dan membalik badanku menghadapnya. Kembali kuusap pipinya pelan dan menatapnya seakan bertanya 'ada apa?'.
"Aku memiliki firasat yang buruk. Entah kenapa aku tidak mau meninggalkanmu sendirian disini." katanya lagi dengan nada khawatir disana.
"Xuxi, aku tidak akan kenapa-kenapa. Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Jadi sekarang mandilah dan segera bersiap. Akan kubuatkan sarapan" kataku menenangkannya. Kukecup sebentar bibirnya dan kembali mengusap pipinya sebelum berjalan kearah dapur.
Segera kusiapkan sarapan sederhana untuknya pagi ini. Kutanak nasi, membuat telur gelung dan tumisan sayur. Tidak lupa aku buat secangkir kopi manis dan kutuangkan air putih untuknya.
Tak berselang lama setelah semua selesai, aku melihat Xuxi sudah siap dengan seragam tentaranya dan tas besar yang dia bawa di tangan kanannya. Aku tersenyum kearahnya dan menyuruhnya untuk duduk dikursi selagi aku menyiapkan nasi untuknya.
"Lama-lama aku akan jadi tentara gendut jika setiap hari diberi makanan enak seperti ini" katanya sambil melihat-lihat makanan yang kubuat. Aku menepuk bahunya pelan mendengar ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOLDIER
FanfictionHanya kisahku dengan tentaraku yang tidak bisa kuungkapkan. Kenangan-kenangan singkat yang kami lalui bersama. Aku sangat mencintainya.. sangat mencintainya