Bab 4

820 97 3
                                    

Setelah cukup berbincang lama dengan adik kecilnya itu. Zhe.n lantas keluar untuk menghampiri Ashley yang sudah siap.

" Kau siap sayang."

" En...i..ya kak Ash siap."

" Ha..ha..tak perlu gugup, ada kakak di sini. Ayo pegang lengan kakak."

Kemudian mereka berjalan menuruni tangga menuju ruang pestanya. Semua orang yang berada si sana seketika menatap dua sosok pria dan wanita itu tanpa berkedip. Mereka sangat kagum dengan sosoknya itu terutama sosok pria muda yang melegenda itu.

" Oh, apa itu Putra Mahkota? Sungguh tampan."

" Oh God, benar benar tampan, ingin aku menjadi istrinya itu."

" Hey jangan bercanda, Putra Mahkota tak kan melihatmu. Dia memiliki 4 kekasih yang sangat menawan."

" Ya kau benar, tapi tak masalah. Aku bisa menjadi yang kelima."

" Oh, apakah itu wanita sesungguhnya? Sangat cantik."

" Benar, mereka serasi."

" Tentu saja, keluarga atas selalu menghasilkan keturunan yang berkualitas."

Dan masih banyak lagi bisik bisik dari para tamu.

" Kau dengar Ash, mereka mengagumimu."

" Itu karena kakak, mereka lebih mengagumi kakak."

" Yah mau bagaimana lagi, kakak sangat tampan dan berkharisma."

" Ck."

" Ha...ha..ha..ayo."

Setelah mereka sampai ke tangga terakhir, mereka menuju ke atas panggung yang telah di persiapkan. Di sana sudah ada Tuan Tua Shaenette beserta para tetua lainnya jiga ada kedua orang tuanya Adam dan Chintya.

" Salam Kakek, Dad dan Mom." Ucap Zhen dengan pelan dan lembut.

Mereka lalu menganggu kan kepala mereka tanda menjawab salamnya.

" Baiklah, agar acara tidak berlarut larut. Saya selaku kepala keluarga Shaenette akan mengumumkan bahwa wanita di samping saya ini adalah cucu sebenarnya dari Pitra sulung saya. Ya saat melahirkan terjadi insiden pertukaran bayi perempuan saat terjadinya kebakaran di rumah sakit 16 tahun silam. Cucu kami, putri kami tercinta bernama Ashley Quenby Shaenette, mulai sekarang dia akan menjadi Wanita ke tiga Shaenette." Ucap Tuan Tuan Shaenette di sertai tepukan tangan para tamu serta beberapa reporter yang telah di pilih.

Setelah selesai mengumumkan, mereka melanjutkan pestanya dengan diiringi musik serta tarian dari para tamu tapi yang paling mencolok adalah Tuan Mida Sulung Shaenette serta Wanita kedua yang baru di temukan itu. Mereka menari di tengah aula yang menjadi sorotan para tamu.

" Kakak."

" Ya, jika kau tak bisa menari, injak saja kaki kakak dan ikuti iramanya ok." Ucap Zhen tepat di telinga Ashley yang membuat Ashley semakin tersipu. Orang yang tidak tahu pasti akan berpikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

" Tapi...nanti kaki kakak akan sakit."

" Tentu saja tidak, kau sangat kurus bagaimana bisa membuat kakak sakit."

" A..aku tidak kurus tahu kak, aku gemuk."

" Ha..ha..ha..baru pertama kali kakak mendengar ada seorang gadis yang marah karena di katakan kurus, biasanya mereka akan senang daripada dikatakan gemuk."

" Ti..tidak, Ash Lebih suka gemuk biar kuat."

" Oh ya seberapa kuat."

Sebelum Ashley menjawab, ia terkejut dengan tindakan kakaknya yang mengangkat tubuhnya saat melakukan tarian ini. Ia seperti melayang. Dan para tamu serta anggota keluarga yang melihatnya pun terkesima, mereka seperti melihat tarian ballet yang luar biasa.

Banyak yang terpukau, iri, dan ada beberapa yang tak suka. Salah satunya Amore ia merasa kakaknya akan jauh darinya tapi ia langsung menepis semua itu, ada juga seorang wanita yang terlihat tak suka kepada Ashley, dan juga ada seorang pria juga tak suka melihat mereka berdua mungkin lebih tepatnya pada sang wanita itu.

Musik telah selesai di sertai selesainya tarian mereka berdua, ya sedari tadi hanya mereka yang menari karena yang lainnya langsung menyingkir.

Zhen dan Ashley langsung melangkah menuju keluarganya itu.

" Dad."

" Yes son."

Ucap mereka tak lupa saling berpelukan. Benar benar pasangan ayah dan anak yang harmonis.

" Woww, sepupu Ash kau sangat cantik dan menawan." Ucap pria berambut pirang yang disertai senyuman nakalnya itu.

Plak

" Aduh Mi."

" Berhentilah menggoda sepupu itu, dia baru saja datang ke keluarga kita, jangan membuatnya merasa tak nyaman."

" Ck. Mi Rafa hanya bercanda kok."

" Sudahlah kakak ipar." Lerai seorang wanita yang berumur sekitar 30 tahun itu dengan anggun.

" Yak, cucu durhaka." Ucap seorang pria tua yang langsung memukul punggung Zhen yang membuat siapapun melihatnya meringis sedih.

" Opa, kau datang?" Ucap Zhen tenang tanpa ada raut wajah kesakitan

" Tentu saja, jika pria tua ini tidak datang, kau juga pasti tak akan mengunjungi ku. Kau selalu saja dengan pria tua bau itu."

" Hei, siapa yang kau bilang pria tua bau? Apa kau cari mati denganku?!"

" Siapa? Apa aku mengatakan kau? Tapi jika kau merasa, syukurlah, artinya kau sadar diri."

" Ck kau ini, pria tua kesepian sepertimu itu hanya bisa iri saja. Kau sudah memiliki banyak anak, cucu, bahkan cicit. Masih saja rakus."

" Sudahlah kakek, opa." Lerai Zhen dengan nada lelah. Sudah biasa ia melihat drama seperti ini.

Menjadi Pahlawan Bagi Pakan MeriamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang