Bab 3

955 114 0
                                    

Hari ini keluarga Shaenette akan mengadakan pesta yang meriah untuk menyambut keluarga baru dan juga kabar bahwa Putra Mahkota Shaenette akan hadir. Para pelayan dengan sibuknya melakukan berbagai hal agar hasilnya memuaskan, tentu saja agar Tuan Muda Sulung mereka menjadi puas, sudah hal biasa bahwa Tuan Muda Sulung mereka adalah orang yang menyukai kesempurnaan, dia tidak ingin ada kesalahan meskipun itu hanya kesalahan kecil.
Saat semua orang sedang sibuk, di sebuah kamar terdapat seorang gadis yang menatap dirinya di pantulan cermin.

" Apa kah ini mimpi? Aku tidak menyangka ternyata perkataannya benar, bahwa aku adalah putri kandung dari keluarga atas. Ternyata rumor itu benar, bahwa keluarga Shaenette sangat mementingkan pendapatnya."

Tok
Tok
Tok

Mendengar suara ketukan pintu kamarnya, Ashley langsung membuka pintu dan terkejutlah ia setelah melihat siapa yang datang menghampirinya itu.

" Ka...kak." Ujarnya pelan dan ragu

Zhen yang mendengar itu hanya tersenyum. Ya orang tadi adalah Zhen, ia sengaja menemui adiknya ini ke kamarnya.

" Apa kakak boleh masuk?"

" Ah...i..ya..iya boleh, silahkan kak."

Setelah masuk, Zhen melihat sekeliling kamar adik kandungnya ini.

" Apa kau senang dekorasi nya Ash? Jika tidak, kakak akan menggantinya sesuai keinginanmu itu." Ucap Zhen dengan duduk di kasur lembut bermotif putih itu.

" I..iya, tidak ini sudah cukup kak."

" Ha..ha..ha...tidak perlu canggung seperti itu Ash, kau adalah adik kakak Ash, jadi cobalah untuk adaptasi mulai sekarang."

Ashley yang mendengarnya pun terperangah, tidak bukan perkataannya tapi lebih ke senyum menawan kakak nya itu. Andai ia tidak ingat bahwa kakak di depannya ini kakak kandungnya sudah pasti ia akan langsung jatuh hati akan pesona kakaknya itu.

" Sini, duduk di sebelah kakak. Ada yang ingin kakak berikan padamu." Ucap Zhen dengan memegang tangan lembut adiknya itu, setelah itu ia membuka sebuah kotak kecil yang berisi sebuah kalung. Kalung yang menunjukkan keluarga Shaenette.

" I..ini."

Tanpa banyak bicara, Zhen langsung memakaikan kalung tersebut ke leher adiknya itu.

" Cantik dan cocok. Bersiaplah, sebentar lagi akan ada penata rias dan pakaian yang nanti akan kamu kenakan, setelah itu kamu akan turun bersama kakak, okey."

" Iya kak, terimakasih."

Zhen langsung bangkit untuk keluar menuju kamar adiknya Amore, tapi sebelum itu ada sebuah tangan yang mencekal pergelangan tangannya.

" Ada apa Ash?"

" Apa...apa aku bisa kak? Aku takut nanti mempermalukan keluarga..aku...aku..."

Sebelum Ashley melanjutkan pembicaraannya, Zhen memeluk Ashley.

" Semua akan baik baik saja okey, malam ini kau adalah pemeran utamanya."

Dengan pelan melepaskan pelukannya, Zhen menatap kedua manik mata Ashley yang hampir sama dengan miliknya itu.

" Kau adalah permata Shaenette, Ash, kau adik kakak, putri Mom dan Dad, kau juga adik dari kedua kakakmu itu. Jadi percayalah, bahwa semua akan baik baik saja. Ada kakak di sini yang akan melindungi mu hmmm."
Ucapnya dengan mengusap kepala Ashley.

" Te..terimakasih kak." Ucap Ashley pelan, ia senang tapi masih sedikit canggung.

" Baiklah, berdandan yang cantik, nanti kau akan turun dengan kakak ok." Ucap Zhen yang langsung berdiri keluar dari kamar Ashley, di depan pintu ia bertemu dengan Chintya.

" Mom, ingin bertemu dengan Ash?"

" Ya..." Ucap Chintya pelan dan sedikit ragu.

Zhen tahu bahwa mommy nya itu pasti masih ragu dan takut, lalu dia memeluk mommy nya dengan pelan serta mengusap punggung mommy nya itu.

" Ash, pasti senang dengan mom. Gadis seperti itu butuh pendekatan yang perlahan, apalagi selama ini dia sudah mengalami kerasnya hidup." Ucap Zhen pelan.

Chintya yang mendengar putra sambungnya berbicara seperti itu juga merasakan dan menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya insting keibuannya itu lebih peka pasti semua ini tidak akan terjadi.

" Mom hanya takut Zhen. Mom merasa bersalah kepadanya tapi..tapi mom juga sudah terlanjur sayang pada Am." Ucapnya lirih.

" Zhen yakin, mereka sudah besar seharusnya mereka bisa menerima satu sama lain. Jadi mom tidak perlu sedih lagi, cukup dulu mom sedih tapi sekarang Zhen ingin mom bahagia. Zhen selalu ada untuk Mom."

Mendengar perkataan putra sambungnya yang menenangkan itu, Chintya menjadi tenang dan nyaman. Ya, selama tinggal di sini hanya Zhen lah yang selalu ada untuknya bahkan hanya dia yang mengerti dirinya, tidak suaminya bahkan juga tidak kedua anaknya itu. Entah kenapa ia sangat nyaman dengan putra sambungnya ini. Di saat ia dicemooh, dihina, direndahkan, Zhen selalu ada untuknya.

" Ya sudah mom harus masuk dan mulai mengenalnya lebih jauh lagi, Zhen akan ke kamar Am dulu untuk memeriksa keadaanya." Ucap Zhen dengan melepaskan pelukannya itu.

" Ya, Zhen..jangan terlalu memaksakan diri. Kau juga perlu istirahat putraku."

" En."

Setelah itu Zhen berjalan menuju ke Kamar adik kecilnya itu.

" Kakak." Ucap Amore setalah melihat siapa yang datang ke kamarnya. Sedari tadi ia menanti kedatangan kakak sulungnya itu. Karena ia tahu bahwa kakak nya itu pasti menemui adik kandungnya, ia memang tak boleh egois karena ia bukan siapa siapa tapi ia hanya ingin kakaknya itu ada untuknya.

" Hai, lil girl, sudah minum obat?" Tanya Zhen menuju ke kursi dekan kasur Amora itu.

" Sudah kak, ini Am mau bersiap dulu. Kak apakah Am cantik?" Tanya nya dengan tersipu malu.

" Ha..ha..ha..Tentu saja adik kakak ini selalu cantik, tapi pakailah ceper ini agar tidak dingin. Ingat pesan Kak Leo bahwa kau tidak boleh terlalu kedinginan." Ucap Zhen dengan memakaikan ceper berbulu putih itu ke pundak Amore.

Amore yang di perlakukan seperti itu langsung mengembungkan pipinya yang menandakan ia kesal dengan tingkah kakaknya itu tapi tak ayal ia juga senang dengan kekhawatiran kakak nya itu.

" Siap Pak Bos." Ucapnya riang.

" Baiklah, nanti kau bersama kak Bryan dulu ya atau kak Rafa, karena hari ini kakak akan bersama Ashley." Ucap Zhen yang masih dengan tersenyum.

Amore yang mendengar itu agak sedih tapi ia ingat sekali lagi bahwa ia bukanlah siapa siapa. Beruntung ia masih diperbolehkan tinggal di sini dan masih memakai nama Shaenette.

" Ok kak, kak..untuk pertunangan Am, apa..apa...akan di batalkan, maksud Am, Am kan bukan anak kandung Dad dan Mom, apakah perjanjian perjodohan itu masih berlaku atau batal?" Tanya nya pelan dan ragu.

Zhen yang mendengarnya pun hanya tersenyum simpul, ia tahu bahwa ini akan terjadi.

" Itu tidak akan mempengaruhi Am, kau adik kecil kakak tentu saja tidak ada yang akan menanyakannya. Tapi, jika Am tidak suka, maka kakak akan membatalkannya. Jadi itu tergantung dengan Am sendiri." Ucap Zhen dengan mencium kepala Amore pelan tak lupa mengusap lembut pundaknya untuk meyakinkan adik kecilnya itu. Zhen, tidak ingin adiknya itu terlalu banyak berpikir karena akan mempengaruhi kesehatannya.

Menjadi Pahlawan Bagi Pakan MeriamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang