Pernikahan Rena dilaksanakan di halaman rumah dengan konsep jawa tulen. Sejak kedatangannya, Dinda belum bisa mengucapkan selamat langsung kepada Rena karena masih melaksankan prosesi adat jawa. Dinda yang seharusnya tergabung menjadi salah satu pager ayu akhirnya membatalkan keinginannya di saat-saat terakhir setelah mendapatkan ultimatum dari sang Mama. Mama tak mau mendapatkan malu karena anak bungsunya yang belum laku menjadi seorang pager ayu di salah satu pernikahan temannya. Bukan menjadi seorang pengantin dalam pernikahannya sendiri. Rasanya Dinda sudah lelah menjelaskan kepada sang Mama jika jodoh, rejeki, dan kematian sudah ada waktunya tanpa bisa diintervensi oleh manusia. Dinda sadar usianya sudah tak muda lagi. Tahun ini dia sudah berusia 26 tahun dan termasuk perawan tua jika dibandingkan usia kakak-kakaknya saat menikah. Namun Dinda juga tak risau dengan masa depannya. Dia hanya perlu bersabar sampai jodoh itu datang dan menghampirinya. Hari ini dinda hanya memakai midi dres dari bahan brokat warna putih dipadukan dengan heels warna yang sama. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai. Dia hanya memakai riasan tipis yang menonjolkan sosok sederhana dalam dirinya. Dalam keluarganya, Dinda sudah terkenal dengan kesederhanaanya. Bahkan Mamanya harus membuat Dinda melakukan kursus make up selama 3 bulan hanya untuk membuat Dinda memakai alat-alat kosmetik. Dan hasilnya tak sia-sia, kecantikan Dinda yang tertutupi selama ini akhirnya terlihat. Dia menjadi sosok dewasa yang cantik dan menarik dengan kepribadian yang dimilikinya.
"Hey, Din!" seseorang menepuk bahu dinda dan duduk di kursi di samping Dinda yang masih kosong.
"Santi akhirnya kamu datang juga," mereka saling menyapa dengan cipika-cipiki. "Mana Mas Argan?"
"Aku datang sendiri. Mas Argan lagi ada pekerjaan di luar kota." Mereka berdua menatap ke arah pelaminan di mana Rena dan suami sedang melaksanakan prosesi sungkeman.
"Kapan nih ponakanku ketemu sama tantenya yang cantik ini?" Dinda mengelus perut Santi yang sudah membuncit.
"HPL nya bulan depan." Ujar Santi sambil mengelus perutnya dan tersenyum simpul. "Kamu sibuk amat sekarang, tiap aku ajak ketemuan selalu aja nggak bisa. Jadi guru apa nggak punya waktu libur, Non."
"Punya tiap tanggal merah tetapi sebagai kolega paling yunior aku harus mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang nggak bisa dilakukan oleh senior-senior. Kayanya sekarang udah agak lega waktuku. Besok makan siang bareng, yuk. Aku ke rumah kamu atau kita keluar bareng."
"Ayuk. Aku juga udah bosen di rumah terus." Santi antusias dengan rencana mereka. "Belum ada rencana menyusul Rena?"
"Sama siapa?" Dinda membalikkan pertanyaan Santi. "Tahu sendiri aku lagi jomblo."
"Kayanya bukan karena kamu nggak ada pasangannya deh, Din tapi karena kamu terlalu pemilih. Nggak mungkin Tante Merry membiarkan kamu sendiri tanpa berusaha menjodohkanmu dengan kenalan-kenalannya yang seabrek."
".........." Dinda tak membantah. Dia hanya tersenyum simpul. Apa yang dikatakan Santi adalah Fakta. Sejak Dinda lulus kuliah, dan masih memiliki kekasih sang Mama tak henti-hentinya berusaha menjodohkan dirinya dengan anak-anak kenalannya yang memiliki pekerjaan menarik atau memiliki keluarga kaya raya. Dinda tak menyukai kelas social, jadi dia ingin menikah dengan orang yang benar-benar ingin dinikahinya dan orang-orang itu biasanya tidak berasal dari lingkungan pergaulan sang mama.
"Kok malah diem," tegur Santi.
"Nggak papa, San. Rena kelihatan cantik ya." Mereka kembali focus kepada Rena. "Dari sekian banyak tamu, kenapa aku nggak bisa nemuin temen-temen SMA kita?"
"........." Santi mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat acara dan tak melihat sosok yang dikenalnya satupun. Ketika SMA Rena memang tak memiliki banyak teman. Tetapi kenalan Rena juga tak sedikit di luar lingkup sekolah. Mereka duduk di barisan terakhir jadi lebih mudah untuk mengamati semua area.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adinda dan Arjuna
RomanceAkankah cinta bisa menyatukan dua perbedaan? Adinda dan Arjuna adalah rival semasa sma. 9 tahun kemudian mereka bertemu kembali. akankah kebersamaan menumbuhkan benih- benih cinta dianta ra mereka berdua?