Kepergian Jung Hoseok membuat Saena tidak ingin pergi ke kampus selama lebih dari 1 bulan. Ia mogok makan dan tidak berbicara dengan kedua orangtuanya dalama kurun waktu yang cukup lama. Tentu saja, meskipun hatinya sangat terluka tetapi bukan keputusan yang baik untuk Saena pergi meninggalkan rumah.Yang dia lakukan hanya menangis dan meratapi nasibnya sebagai omega dengan feromon pahit.
“Feromonmu tidak pahit sayang, aku bisa menciumnya meski samar. Kau terlahir special dan membuat siapapun ketergantungan dengan feromonmu.”
Bisikan suara Hoseok dimasa lalu menyeruak di benaknya. Suara lembutnya, belaian tangannya, dan semua hal yang dilakukan Hoseok benar-benar sangat indah untuk Saena. Dia merasa dicintai dan disayangi di waktu yang bersamaan. Tetapi kenapa pria itu tetap pergi.
Hingga disuatu hari, Saena merasa seperti Dejavu ketika melihat seorang laki-laki mendekatinya dan bertanya perihal kampus dimana Saena bersekolah. Pria itu sangat tampan dengan tubuh alhletisnya dan setelan jas hitam yang membuatnya begitu terlihat seksy, terlebih lagi dia seorang Alpha. Awalnya Saena bersikap sewarjanya saja dengan mengantar laki-laki itu ke area kampus. Namun seminggu kemudian kedua Kembali bertemu di dalam kampus. Saena yang baru saja memutuskan untuk Kembali ke kampus dan mencoba move on dari rasa sedihnya, kini Kembali harus terkejut karena laki-laki yang satu minggu lalu ia antar adalah salah satu dosennya senditri.
Laki-laki itu menyapa Saena lebih dulu, membantu Saena mengejar ketertinggalannya dalam mata pelajaran, dan beberapa kali mengajak Saena makan malam bersama. Dia memperkenalkan Namanya sebagai Lee DongHae, pria mapan berusia 29 tahun. Selisih 6 tahun dengan usia Saena pada saat itu, tapi kebaikannya membuat Saena luluh. DongHae memuja feromon Saena karena dia sangat menyukai kopi, hubungan mereka semakin dekat saat DongHae membantu Saena ketika ia sedang Heat saat itu. Malam yang Panjang dan panas mereka lalui bersama, kemudian berakhir dengan keduanya saling mengikat diri menjadi sepasang kekasih.
Han Saena & Lee DongHae
Sepasang nama itu selalu menjadi bahan perbincangan dikampus. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kampus, ada seorang mahasiswi yang berhubungan dengan dosen secara terang-terangan. Keduanya tidak pernah menutupi hubungan mereka, justru DongHae selalu memperlakukan Saena begitu special di depan umum.
Terkadang ia menunggui Saena di depan pintu ruangan saat selesai kelas, atau mereka akan makan siang berdua di kantin kampus, yang paling membuat mahsiswi lainnya iri adalah ketika DongHae selalu mengatakan pada setiap wanita yang mengerjarnya, bahwa dia, tubuhnya, hati dan pikirannya hanyalah milik Saena seorang. Lee DongHae sangat mencintai Saena, dan itu adalah hal yang mutlak.
*****
Lee DongHae menyeruput kopinya sambil melirik ke luar jendela kamarnya, sambil mengerutu sebal karena hujan tak juga berhenti sejak pagi-pagi sekali. Kota Seoul akhir-akhir ini memang sering di guyur hujan, dan itu membuat hari-harinya menjadi sangat buruk. Bukan hanya dirinya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
Ya, sebenarnya tidak juga. Tidak semua orang. DongHae yakin ada seseorang yang mungkin sangat menyukai hujan. Seseorang itu bahkan rela membuat tubuhnya membeku kedinginan hanya demi memandangi hujan berlama-lama.
Seseorang itu adalah Han Saena, kekasihnya. Seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamarnya dengan pakaian serba tebal dan juga berlapis-lapis. DongHae hanya menoleh ke belakang dan berdecak pelan menyambut kedatangan gadis itu. Selalu seperti ini jika hujan turun dengan derasnya.gadis itu akan menyelinap masuk ke apartementnya dan mencari dirinya ke semua sudut ruangan. Juga memastikan kalau DongHae sedang tidak marah-marah karena hujan terus turun sejak pagi.
“Hai.” Saena tersenyum lebar sambil melepas satu persatu mantel yang ia gunakan.
“Kemarilah, aku tau maksud kedatanganmu ke sini, Saena.” DongHae menatap kekasihnya itu dan menjulurkan tangan kanannya agar Saena mendekat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ALPHA - (ABO)
No FicciónPerasaan kesepian yang tak kunjung padam masih Namjoon rasakan, bahkan ketika musim semi berakhir. Sesungguhnya Namjoon berharap musim panas dapat membantunya menjadi lebih baik, tetapi prasaannya tetap sama. Rasa sepi dan sakit akan kehilangan sese...