#18 Antara dia dan dia

378 280 228
                                    


Entah, aku merasa bahwa ada sesuatu antara kamu dan dia.
.
.
.
.
.

Dua hari ini Rindu tidak masuk sekolah hal itu membuat Daniel dan juga yang lainnya mencari-cari keberadaanya. Bahkan gadis itu tidak memberi keterangan mengenai hal yang membuatnya tidak pergi ke sekolah.

Kemarin, Daniel mencari ke kelas Rindu ia bertanya pada Nanda dan Diba namun jawaban mereka masih sama mereka tidak mengetahui alasan Rindu tidak masuk. Aksa merasa prihatin melihat Daniel yang nampak uring-uringan mencari gadis itu. Ingatannya terlempar pada beberapa bulan yang lalu saat ia melihat Rindu berada di rumah sakit. Apakah ini ada hubungannya?

"Niel?"

Daniel pun menoleh. "Apa?"

"Lo sama Bimo udah nanya ke rumah sakit yang waktu itu?"

"Bimo udah coba nanya sama dokter pribadinya Rindu tapi dia bilang ini rahasia antara dokter dengan pasien, Gue rasa ini masalah yang sulit buat Rindu."

"Maksud lo?"

"Beberapa kali gue ikutin saran dari lo semua, waktu itu gue nawarin ice cream ke Rindu tapi dia nolak entah mengapa ini sangat bertolak belakang dengan Rindu yang gue kenal, tapi bujum ART di rumah Rindu itu yang buat gue yakin kalo dia bener-bener Rindu yang gue tunggu selama ini."

Mereka semua terdiam mencerma setiap ucapan yang terlontar dari mulut Daniel. Memang sulit mencari seseorang yang sama seperti masa lalu nya. Mereka tahu jika Rindu adalah gadis yang sangat mirip dengan gadis yang sering Daniel ceritakan. Bahkan mereka juga pernah melihat foto gadis itu. Namun dari segi sifat dan sikap memang jauh berbalik 180 derajat.

Berteman dengan Daniel sejak duduk dibangku Smp tak mungkin Aksa tidak pernah mengetahui kehidupan seorang Daniel. Ia kenal dekat dengan keluarga Daniel begitupun sebaliknya. Termasuk cerita tentang gadis hujan itu, gadis yang tak pernah geser posisi sedikit pun di hati cowok berahang tegas itu. Ia memang belum pernah bertemu tatap  sekcara langsung dengan gadis itu tapi Daniel selalu menunjukkan foto gadis itu bersamaan dengan cerita Daniel yang mengalir saat bersama dengan gadis itu.

"Kenzo!" ujar Dodit yang sedari tadi tak membuka mulut.
Mereka memusatkan pandangan mereka ke Dodit, menunggu kelanjutan dari Dodit. Mungkin saja cowok itu tahu tentang sesuatu yang dapat membantu Daniel menyelesaikan masalahnya.

"Lo semua nyadar nggak kalo Rindu sama Kenzo itu cepet banget akrabnya?" Dodit menjeda kalimatnya ia menatap satu per satu temannya.

"Lo pikir baik-baik , Kenzo itu murid baru disini baru sekitar empat bulan tapi udah bisa akrab sama Rindu sedangkan Bimo yang ketua kelasnya sendiri..." Dodit mengfokuskan pandangannya pada Bimo.
"Lo nggak tau kan gimana cara narik perhatian Rindu?"

Bimo mengernyitkan dahinya seperkian detik selanjutnya ia mengangguk dengan yakin. Sejak dulu ia memang kesulitan untuk membuka obrolan dengan Rindu bahkan hingga saat ini hanya beberapa anak yang akrab dengan Rindu di kelasnya.

"Nah sedangkan kata cewek lo eh ralat, mantan pacar lo bilang kalo Rindu itu tipe orang yang nggak mudah akrab sama orang lain apalagi percaya. Nah itu berarti Rindu sama Kenzo itu udah kenal lama iya nggak?"

Mereka menatap Dodit tak percaya kalau dicermati perkataan Dodit itu ada benarnya. Mereka memang tau tabiat Rindu dari Nanda. Cewek introvert yang sama sekali sulit untuk ditebak. Tiba-tiba Vino dan Bimo bertepuk tangan.

"Gue terharu ternyata otak lo ada isinya juga," ujar Vino sambil menepuk-nepuk bahu Dodit.

"Sialan lo dapet peringkat ke tujuh belas aja bangga."

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang