Part 2

66.2K 6.7K 314
                                    

Sepasang sepatu berwarna putih bercorak abu menapak di sepanjang ubin koridor dengan langkah santai.

Bermodalkan hoodie oversize berwarna abu tua, gadis yang sedari tadi berkutat fokus pada ponselnya berjalan santai agar menghindari kemungkinan ia menabrak seseorang meskipun ia sedang bermain ponsel.

Meski begitu, orang orang sekitar terlihat tidak peduli karena merasa sudah sering melihat pemandangan itu. Meski beberapa ada yang tertangkap matanya tengah curi curi pandang kearahnya.

"Ayumi!"

Suara melengking khas seseorang membuat langkah cewe yang dipanggil itu terhenti.

Tanpa membalikkan badan pun ia bisa tau siapa orang yang dengan gamblang menyerukan namanya.

"Heh Ayumi Amelya Yasmine, lo budeg ya? Gue panggil panggil juga." sebuah tepukan mendarat pada bahu cewe bernama Ayumi itu, disusul gerutuan cewe yang tadi memanggilnya.

Ayumi yang sedari tadi memainkan ponselnya memutar bola matanya malas lalu menoleh kearah temannya itu.

"Lo mau apa Reka?" tanya Ayumi datar.

"Ish nama gue bukan Reka, tapi Rebecca. Rebecca Alexiusxandra, lo gapernah bener kalo nyebut nama gue dari dulu." gerutu Reka sebal.

"Apa bedanya? Nama lo tetep di sebut Rebekka juga." sahut Ayumi acuh tak acuh seraya berjalan kembali.

"Ya beda lah, Kalo Rebecca masih ada unsur barat barat nya. Keren gitu kan, kek bule bule nama gue. Masa udah keren lo manggil gue Rebekka, lokal banget sih lidah lo." omelnya.

"Nama doang yang barat, muka lo juga masih tetep lokal Re." damprat Ayumi.

Reka tertohok atas ucapan tajam sahabatnya itu.

"Ah ga asik lo mah, sekali kali ikutin mau gue napa." Reka menghentakkan kakinya kelantai, merajuk.

Ayumi hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya itu.

"Eh iya Mi, gue keinget soal lomba olahraga yang kemaren di umumin sekolah itu loh. Kita ikutan yu." ajak Reka dengan pandangan berbinar.

Ayumi menghela nafas disela kegiatan bermain ponselnya. Ia menurunkan masker diwajahnya dan menoleh.

"Lo tau sendiri Re, gue paling males ikut ikut acara ngerepotin kayak begitu. Apalagi harus ditonton banyak orang, gak gue gak mau." tolak Ayumi langsung.

"Yaelah Mi, sekali ini aja. Kita udah kelas 12 loh, masa lo masih mau diem dieman terus kek begini. Masa SMA lo kurang asik kalo gak ada hal yang bisa dikenang buat nanti." bujuk Reka.

"Gue gamau." sahut Ayumi acuh.

Reka berdecak. "Lo kenapa sih Mi, dari zaman masih SMP lo masih aja gak mau berbaur sama orang orang disekitar lo. Jangan bilang lo insecure? Aduh Mi, lo insecure kenapa sih? Daripada si cabe cabean Sindi mah masih cakepan modisan elu kemana mana elah. Jauh malah."

Ayumi mengernyitkan alisnya. "Apa sih, masih pagi udah ngelantur aja." komen nya.

"Abisnya gue gemes banget sama lo, kenapa sih lo betah banget sama zona nyaman lo yang gitu gitu aja? Gaul dong sama anak lain, gue kek nya juga mulai curiga kalo ternyata temen lo satu satu nya cuman gue." Reka menyipitkan matanya menyelidik.

"Bisa jadi." jawab Ayumi santai.

Reka terkesiap. "Serius? Aduh ya ampun Mi, lo bikin darah tinggi gue kambuh aja. Greget juga gue lama lama deket sama lo."

Ayumi mengedikkan bahunya acuh, kembali berjalan masuk kedalam kelas lalu duduk dikursi favoritnya.

Dipojok paling belakang, dekat jendela.

Kleine ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang