15 : Mimpi Dan Neoma

411 92 169
                                    

"Apa kau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau....... tidak memiliki appa dan eomma?" Tanya Seungcheol.

"Eum.... aku juga tidak tau Seungcheol oppa, sejak kecil yang aku punya hanyalah Joon-gi oppa. Ketika aku bertanya dimana appa dan eomma, Joon-gi oppa bilang mereka sudah pergi jauh meninggalkan aku dan Joon-gi oppa disini. Terkadang aku merindukan mereka terutama eomma," ucap Ji-eun seperti mencurahkan isi hatinya selama ini.

"Tapi sudahlah mereka pasti tidak akan kembali lagi, lalu eum.... bagaimana dengan appa dan eomma Seungcheol oppa?" Lanjutnya.

"Aku hanya hidup dengan 12 saudaraku disini, eomma sudah meninggalkanku sejak aku masih bayi dan appa sekarang berada jauh dariku. Sama sepertimu aku merindukan mereka terutama eomma yang tidak bisa kuingat wajahnya karena masih kecil. Jujur saja, aku seperti ini karena trauma ditinggal eommaku, walaupun aku tidak mengingat rupanya, semua perlakuan hangat di tubuh ini masih sangat membekas di benakku, ntah mengapa rasanya seperti dia ada disampingku," jelas Seungcheol yang mendapati Ji-eun tampak menunduk dan terdiam.

"Apa aku tampak menakutkan bagimu selama ini? Mianhae, (maafkan aku) ini hanya karena aku tidak terbiasa dan takut berdekatan dengan perempuan," lanjut Seungcheol.

"Ani (tidak) oppa, mianhae (maafkan aku), aku yang salah karena tidak tau ternyata ada alasan dibalik semua perlakuanmu ini," tutur Ji-eun dengan tulus.

"Gwaenchanha Ji-eun (tidak apa-apa Ji-eun), aku sudah terbiasa dengan itu. Di depan sana apartemenmu bukan? Kalau begitu cepatlah masuk dan aku akan pulang setelah itu," ucap Seungcheol.

Selangkah sebelum memasuki apartemen Ji-eun mengatakan sesuatu kepada Seungcheol sebelum ia pergi. "Seungcheol oppa, apa..... kita bisa berbagi cerita lagi suatu saat? Aku suka jika kita bisa akrab satu sama lain dengan begini."

"Baiklah, akan kuusahakan jika ada waktu luang. Annyeong Ji-eun dan gomawo untuk hari ini," ujar Seungcheol langsung beranjak pergi meninggalkan Ji-eun.

"Annyeong Seungcheol oppa!!!" Teriak Ji-eun melihat Seungcheol sudah lumayan jauh darinya.

Ji-eun pun masuk ke dalam apartemen dan menuju ke kamar '1996' miliknya untuk beristirahat.

~~~~~

Dalam perjalanan pulang, Seungcheol masih saja memikirkan tentang kejadian di kafe Ji-eun.

"Lee Joon-gi, siapa sebenarnya kau? Untuk apa selama ini kau berada di bumi? Dan kenapa harus Ji-eun?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja bermunculan di pikiran Seungcheol sampai membuatnya stres sendiri.

Seungcheol kini sudah tiba di rumah, seperti biasa Jeonghan selaku yang tertua kedua dan ibu bagi saudara-saudaranya menyambut kepulangan Seungcheol.

"Seungcheol-a, kemana saja kau? Kenapa lama sekali? Kau tidak lihat sekarang jam berapa?" Tanya Jeonghan pada Seungcheol.

"Ne, ara ara (iya, aku tau aku tau). Mianhae (maafkan aku), dimana yang lain?" Tanya Seungcheol melihat keadaan sepi.

"Mereka semua sudah tidur, besok pagi masih ada sekolah yang menunggu mereka. Seungcheol, aku rasa jadwal latihan kita harus diubah kembali. Lihatlah kita sekarang sudah sibuk dengan kegiatan persekolahan tidak mungkin juga kita harus latihan sampai larut malam begini. Aku usulkan kita latihan pada saat malam hari di hari jumat dan sabtu saja gimana?" Ide Jeonghan.

The Magical Of 13 Element [Seventeen X IU FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang