3. Tragedi di Warung Makan

47 34 42
                                    

Happy Reading

Disinilah Airin sekarang, warung nasi uduk mang Samsul. Awalnya, Airin ingin pulang. Namun, dengan tidak berperikemanusiaannya, Aiden malah menariknya kesini. Menemaninya makan tanpa diajak makan!

Hei! Seenggaknya tawarinlah! Sungguh Airin ingin menangis saja rasanya. Kenapa cowok didepannya ini enak enaknya makan tanpa menawarinya? Kalo nggak diajak makan ngapain nyuruh dia ikut! Begitulah batin Airin yang sedang meratapi nasibnya.

Kruyuk..

Suara perut itu sampai ketelinga Aiden, menahan tawanya, Aiden lantas memesan satu porsi nasi uduk lagi dan diletakannya di depan Airin.

"makan!" ujar Aiden sesaat setelah meletakkan piring itu dihadapan Airin.

"gak usah gue masih kenyang" jawab Airin sok jual mahal.

"makan sayang, nanti anak aku kelaperan"ujar Aiden lembut lalu berpindah kesebelahnya dilanjutkan dengan mengusap perutnya yang datar.

"WHAT! " bukan. Itu bukan suara Airin. Bukan juga suara Aiden yang masih mengusap perutnya. Juga bukan suara si penjual nasi uduk.

Angga! Pekikan itu berasal dari seorang lelaki jangkung dibelakang mereka yang sekarang melipat tangannya didada dengan pose menyelidik. Padahal barusan ia memekik seperti cewek yang takut kecoa.

"Airin" oke, sepertinya sekarang Angga sedang dalam mode seriusnya.

"lo hamil? Ckckck" tanya Angga diakhiri decakkan tak percayanya.

"ng-"

"gue gak percaya lo bisa ngelakuin hal kek gitu! "

"bang-"

"ayo ikut gue pulang! " titah Angga laku menarik tangan Airin keluar dari warung makan itu. Tak lupa ia juga menarik tangan Aiden di tangan kirinya.

"BANG STOP! Dengerin penjelasan gue dulu! " sentak Airin sambil melepaskan tangannya dari tangan Angga.

"jelasin apa hah?! Lo hamil anak dia!? Iya!? "sentak Angga pelan. Ia tak ingin mengundang keributan dengan berteriak teriak.

"lo salah paham bego! Dia itu cuma asal ngomong! " jelas Airin dengan nada tinggi. Lalu pergi meninggalkan kedua laki laki itu.

"halo sahabat" celetuk Aiden saat Airin sudah hilang dari pandangannya.

"lo sia---Njirrrr ini lo!? " heboh Angga dengan mata melotot ke arah Aiden.

"yoi dong! Gimana? Lama gak ketemu gue makin ganteng kan? " tanya Aiden seraya menyisir rambutnya kebelakang dengan gaya sok coolnya.

"alah tai makin gila aja lo! " jawab Angga menonyor kepala Aiden lalu sedetik kemudian memeluknya erat dan dibalas pelukan tak kalah erat dari Aiden

"huwaaa kangen banget gue sama lo Den"ujar Angga lalu membuat gerakan mengusap air mata nya.

Dan tentunya dibalas oleh pelukkan kembali oleh Aiden.

"gue juga kangen lo Ngga hiks" ujar Aiden mengikuti Angga membuat gerakan seolah mengusap air matanya.
Melupakan bahwa mereka masih berada di depan warung makan yang tentunya tempat ramai, mereka berpelukan seraya meloncat loncat kegirangan dan terus mengucapkan kata kangen membuat orang yang melihat mereka bergidik geli adapula yang meringis ngeri melihat kelakuan mereka. Airin contohnya.

Tadinya ia ingin pergi namun teringat bahwa ia kesini bersama Aiden dan tak membawa kendaraan, ia memutar balik dan kembali menuju warteg tadi. Namun saat sudah sampai disana, ia malah disuguhkan dengan adegan pelukkan antara Aiden dan Angga ditambah lagi dengan mereka yang mengatakan 'kangen' dengan suara yang lumayan besar sehingga orang orang disekitar mendengarnya.

Salah apa gue sampe dikelilingin orang setres kek mereka, batin Airin meringis ngeri mengingat nasibnya yang dikelilingi oleh dua manusia sengklek.

TBC...

AIRIN : Smart GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang