Happy Reading
Dua manusia sengklek saja sudah membuatnya pusing, apalagi sekarang bertambah satu orang yang ikutan. Tetangganya yang rumahnya berada lima rumah dari rumah Airin. Galang namanya. Sepupu dari Airin dan Angga.
"ASSEEK""MANIS BUAH KELAPA TAK SEMANIS GULA"
"AKU UNGKAPKAN CINTA KUHARAP KAU TERIMA"
"DAN KU JAMIN KASIHNYA~"
"SANG JAWARA CINTA"
"WOOOO"
Berisik. Itulah kata yang tepat untuk suasana dalam rumah Airin saat ini.
Tiga orang itu bernyanyi sambil berteriak teriak seperti orang gila. Ditambah lagi mereka yang menyalakan speaker tambah berisik sudah.
Belum lagi sampah snack yang berhamburan diatas meja, bukan hanya meja, namun dilantai pun juga ada bungkus snack.
Tak ingin tambah pusing, Airin langsung menuju kamarnya yang terletak dilantai atas.
Namun sebelum itu, terdengar bel dari luar. Pikiran Airin sekarang sudah was was.
Keknya pak RT sama warga komplek ini deh, batin Airin. Lalu berbalik menuju pintu depan.
"Loh mama? Papa? Tante? " bingung Airin saat membuka pintu.
Rupanya yang menekan bel adalah papanya yang baru pulang kerja. Jas dokter pun masih melekat pada badannya.
"Dari awal masuk komplek ini udah denger suara musik eh gak taunya kamu yang nyalain musik Rin" ujar sang mama yang berada dibelakang papanya.
"Bukan Airin mah. " sangkal Airin
"Tiga manusia sengklek itu tuh yang nyanyi nyanyi gak jelas" imbuhnya.
"Yaudah yuk masuk kita mau liat"ajak papa lalu masuk diikuti mama dan tante yang sedari tadi diam lalu disusul Airin.
*
*
*Gelas yang airnya sudah tumpah, snack yang berhamburan dimana mana beserta isinya yang dipastikan akan dikerumuni semut, sofa yang kacau balau tak tau lagi posisinya, dan terakhir adalah tiga sosok laki laki dengan kolor warna warni.
Satu memakai kolor pink dengan mic yang diarahkan kemulutnya untuk bernyanyi. Angga.
Satu dengan kolor bergambar tayo dan memegang sapu ditangannya yang digunakan sebagai gitar. Aiden.
Dan terakhir laki laki dengan kolor sofia yang berjoget ria diatas meja kaca itu. Galang.
Ya, kira kira seperti itulah yang terlihat oleh mereka saat sampai diruang keluarga.
Cepet banget mereka ganti kolornya, kayaknya itu punya bang Angga semua deh, batin Airin saat melihat penampilan mereka.
Cengo, itulah ekspresi ketiga orang dewasa yang melihat itu. Sementara Airin sendiri memiliki ekspresi datar diwajahnya. Namun tak lama kemudian, ekspresi itu berganti menjadi senyum jahat diwajahnya.
Mengeluarkan handphone nya, Airin langsung membuka aplikasi kamera dan langsung memvideokan aksi mereka, setelah dapat beberapa menit, Airin langsung tersenyum puas.
"AKU BUKANLAH PENYAIR HANDAL"
"SUNGGUH AKU TAK LAGI MENGGOMBAL"
"KU HANYA MENYUSUN KATA MESRA"
Itu adalah suara Angga yang bernyanyi dengan berteriak padahal mic sudah sangat dekat dengan mulutnya ditambah lagi ia yang dengan lincahnya berjoget riang diatas sofa.
Jangan lupakan Aiden dan Galang yang saat ini tak kalah heboh. Dengan Aiden yang memegang gagang sapu yang sudah patah dan memperlakukannya seolah itu gitar. Dan Galang yang menggoyangkan badannya terutama pinggulnya diatas meja.
Sreek
Brukh
Prang
Hening, sekarang suasana itu berubah menjadi hening. Bahkan ketiga orang tua yang tadinya cengo karena mereka sekarang telah tersadar karena ketiga suara itu.
Sofa yang jebol, Angga yang terjatuh dengan satu kaki masuk dalam bolongan sofa dan mic yang dipegangnya jatuh kelantai menimbulkan bunyi nyaring.
"ANGGA MIC MAMA KENAPA KAMU LEMPAR"
"Mampus"gumam Angga lirih
"BUNDA NGAPAIN DISINI!? " teriakan spontan Aiden terdengar saat matanya tak sengaja mengarah ke arah salah satu orang dewasa disana.
"Kamu ngapain kayak orang gak waras disini? " tanya balik wanita paruh baya yang dipanggil mama oleh Aiden dan tante oleh Airin tadi.
Ya, wanita paruh baya yang bersama mama dan papa Airin adalah mama Aiden, Citra namanya.
"Ngapain anak pungut ada disini? " tanya papa Airin saat melihat salah satu orang diantara ketiga remaja laki laki itu.
Sembari turun dari meja, orang yang dimaksud oleh papa Airin pun menjawab, "Terserah Galang yang ganteng dong. Om gembel gak usah nanya nanya" dengan tampang tengilnya.
Sementara papa Airin, Andra, hanya mendengus melihat kenarsisan keponakannya itu.
"Tante Anita yang cantik, Galang mau nginep disini ya? Pleasee" bujuk Galang pada tantenya itu.
"Iya boleh, papa sama mama kamu keluar kota kan? " tanya Anita pada salah satu keponakannya itu.
"Iya tan, dari pada kesepian lebih baik Galang disini aja yakan? Iya lah" tanya Galang yang dijawab olehnya sendiri.
"Aiden nginep disini juga ya bund" celetuk Aiden meminta izin pada bundanya dan dibalas dengan anggukan oleh bundanya dan acungan jempol oleh Angga dan Galang.
"Heran deh gue, kok lo pada cepet banget akrabnya, apalagi si buntelan kentut alias Galang ini" heran Airin yang sedari tadi memperhatikan tingkah mereka.
Dengan menyugar rambutnya kebelakang, Angga menjawab " Yoo, jelas dong, selama apapun kita gak ketemu, sebagai sesama orang ganteng harus selalu ingat sama sesamanya" jelasnya.
Sementara Galang memutar bola matanya malas, kenapa bapak dan anak perempuannya ini selalu saja menistakannya "Mon maaf nih ya, orang ganteng kek gue itu gak cocok sama buntelan kentut yang lo bilang tadi"
"Yok lah guys, kita kekamar gue ngelanjutin yang tadi" ajak Angga sembari berjalan mendahului diikuti oleh dua laki laki remaja yang ada disana.
"Ngelanjutin yang tadi? Dikamar? Astagfirullah kok papa jadi ambigu ya mah? " tanya papah mengusap dadanya.
"Yok Cit, kita kedapur aja" ajak mama Anita mengabaikan suaminya itu.
See you next chapter guys
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN : Smart Girl
Novela Juvenilbaru hari pertama sekolah di sekolah barunya, Aiden sudah membuat geger satu sekolah dengan menyatakan perasaannya pada Airin, salah satu mostwanted girl di SMA Scorpio. Airin, si cewek cantik kesayangan para guru. Airin, si kutu buku tapi gak cupu...