"Nan, katanya kamu lagi nyari guru ngaji, ya? Ini saya ada, nanti kamu bisa langsung aja dateng ke **** abis Isya, ya" Pesan dari temen saya
Ada apa dan kenapa guru ngaji, mas? Karena di masa itu, saya butuh orang yang bisa bimbing saya biar jadi lebih baik. Sehingga goalsnya, ketika nikah nanti, ilmu, fisik, dan rohani saya, udah jauh lebih matang lagi.
Jujur, ini juga jadi salah satu doa yang saya panjatkan dalam amalan yang ustad saya berikan. Emang mas minta apa aja dalam amalan tersebut? Minta 2 hal,
1. Jodoh
2. Guru
Alhamdulillah, Allah kabulkan salah satunya, yakni dengan mendatangkan guru ngaji terlebih dahulu.
Singkat cerita, setelah dapet pesan tersebut, saya langsung mengikuti instruksi yang dikatakan teman saya, yakni mendatangi suatu tempat di waktu yang telah ditentukan.
Setelah sampai, saya langsung mengutarakan maksud dan tujuan saya pada beliau (guru saya), yang kemudian akhirnya saya mengetahui, beliau bernama Ustd. Oke Prasetyo.
(Berhubung saya belum sempet foto bareng sama beliau, jadi saya sertakan foto beliau aja, ya. Barangkali beliau baca tulisan saya, izin ambil fotonya ya, tadz..hihi)
Waktu demi waktu saya jalani, dan masih belum juga dapet kabar dari Ustd. Rozi perihal calon yang beliau ceritakan. Jujur, agak hopeless sih, atau bisa dibilang agak pesimis buat kemudian bisa dapet kabar dari beliau. Di tengah kebimbangan itu, akhirnya saya kembali memutuskan untuk bergerak kembali. Dan kali ini, langkah yang saya ambil, yakni dengan cara bilang ke Ustd. Oke.
Kebetulan, di sesi pengajian ini, biasanya di akhir atau menjelang selesainya acara, suka ada sesi tanya kabar, di mana kita murid, diminta untuk memberitahukan kabar kita, termasuk aktivitas yang sedang ataupun akan dilakukan.
Nah, di tengah sesi tersebut, saya terpikir untuk mengungkapkan yang sebenernya, bahwa saya sedang fokus untuk menggenapkan separuh agama saya (nikah). Namun, keinginan tersebut bikin saya ragu. Bilang nggak ya, bilang nggak ya. Begitu terus, sampai akhirnya tiba digiliran saya,
"Alhamdulillah kabar saya sehat, sekarang saya lagi fokus di Wedding Organizer, dan lagi fokus untuk menggenapkan separuh agama saya" Dan ya, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan hal tersebut, dengan niatan, semoga dengan guru saya tahu, beliau bisa bantu saya.
Seketika, setelah saya bilang seperti itu, keadaan jadi henting sepersekian detik, yang kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dari salah satu teman saya, "Maksudnya nikah?", kemudian saya jawab, "Ya"
Dan akhirnya keheningan tersebut pecah jadi sorakan, "Weeeeey, gila gila gila" sebagian lagi memojokan temannya yang lain, "Lu kapan hey? Orang udah mau nikah, lu masih di sini sini aja"
Tidak lama setelah itu, saya kembali mengutarakan, "Tapi jodohnya belum ada"
Dan seketika, keadaaan riuh tersebut mulai meredup, dan samar-samat terdengar kata, "Yhaaaa"
Nggak lama setelah itu, guru saya bilang, "Kamu udah punya CV Taaruf?"
Saya jawab aja, "Udah punya ustad"
"Yaudah, kalo gitu, besok ketemu saya, di **** abis ashar, sambil bawa CV kamu, ya" Jelas ustad saya.
"Siaaaaaap" Jawab saya, dengan hati gembira.
Jujur aja, setelah denger hal tersebut, hati saya bahagia bukan main. Kenapa? Karena baru kali ini saya yakin, bahwa ini mungkin akhirnya. Akhir apa? Akhir saya menemukan jodoh.
Oh iya, mungkin kamu bertanya-tanya, CV Taaruf itu, apakah sama dengan CV biasa? Totally sama, yang membedakan hanya tujuannya aja. Pada CV Taa'ruf ada hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan, seperti..
✓ Kriteria pasangan
✓ Visi misi pernikahan
✓ Deskripsi diri
✓ Deskripsi orang tua
Nah, semacam itulah. Oh iya, biar makin tergambar bentuknya seperti apa, saya sertakan gambarnya aja, ya..
(Nah, berikut contoh dari CV Taaruf. Nggak mestikaya gitu, banyak modelnya, dan untuk mengetahui model lain, kamu bisa cobasearch aja di Google, ya)
Gimana, udah makin tergambar kan bentuknya seperti apa? Baik, kembali ke cerita. Singkatnya, saya berangkat ke tempat yang diberitahukan.
"Ini CV saya, tadz" kata saya, sambil menyerahkan CV.
Beliau ambil CV tersebut, beliau baca sekilas, kemudian bilang ke saya, "Baik, setelah maghrib, ketemu di tempat ngaji ya, ada yang perlu kita obrolkan. Oh iya, tolong bawa ..." (Lanjut di halaman berikutnya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tombak Merah Muda
RandomApa yang kamu pikirkan, ketika usia mu menginjak 20 tahun? Biar saya tebak, • Apakah tentang bersenang-senang bareng teman-teman? • Apakah tentang pekerjaan? • Apakah tentang membahagiakan kedua orang tua? • Apakah tentang menikah? • Apakah tentang...