☞0.1☜

4 2 0
                                    

🍑 Happy Reading 🍑
 


Melbourne, Australia Desember 2018

  Malam yang dingin di Melbourne mungkin lebih dingin dari biasanya. Seorang wanita sedang berjalan ditengah kota sambil mempererat mantel bulunya untuk menghangatkan tubuhnya.

  Sial! Malam ini lebih dingin dari biasanya, sudah pasti dia duga bahwa malam ini akan turun salju pertama. Dan benar salju seketika turun begitu saja, melihat salju turun lebih lebat ia mempercepat langkah nya. Dalam hati ia mengumpat berbagai macam serapah kepada salju.

  Awalnya Ia keluar dari apartemennya untuk ke swalayan dekat apartemen untuk membeli sesuatu yang dapat membantu menghilangkan rasa dingin ditubuhnya tapi ia malah harus menerobos salju yang turun sangat lebat malam ini.

    Saat sedang menerobos salju langkahnya terhenti seperti ada yang menarik dirinya untuk mengawasi gerak-gerik seseorang yang berdiri dipinggir trotoar.

   Laki-laki, ya dia laki-laki yang sedang berdiri dipinggir trotoar. Tanpa menggunakan mantel hanya menggunakan kaos lengan panjang. Gila! Itu yang ada dipikiran Kei sekarang terhadap laki-laki itu. Aku menatap lekat-lekat kepada laki-laki itu, dan untuk pertama kalinya aku peduli tentang seseorang yang bahkan belum ku kenal.

  Gerak-gerik orang itu makin membuat aku penasaran. Tunggu, ia melangkah kearah ramai nya kendaraan dijalan. Ingin mengakhiri hidupnya? Sttt, benar ia berjalan pelan kearah jalan raya. Tanpa aba-aba kaki ku melangkah menarik tangannya dan menjauh dari sana.

"You are crazy? want to end life like that?" Entah kenapa aku bicara dengan nada seperti orang khawatir.

"Maaf," aku terkejut tentu saja, dia bisa menggunakan bahasa Indonesia.

Ku lihat dia lebih deket, dan dengan jelas diriku bisa melihat mata yang sedikit sembab bisa kupikirkan dia abis menangis. Mata coklat yang sendu membuat siapa saja akan terpesona melihat mata itu.

Baru saja aku ingin membalas ucapan laki-laki yang ada didepan ku seseorang memanggil dan membuat kita berdua refleks mengarahkan pandangan ke laki-laki itu, ya orang yang memanggil itu laki-laki.

"Arka! Kemana aja elo, kabur dari apartemen khawatir gue!" Sedikit emosi tapi ada tatapan cemas Dimata hazel nya.

"Your friend?" Aku bertanya kepada si mata hazel.

Dia menoleh kearah ku. "Yes, you?" Dia bertanya kepada ku. "Bukan siapa-siapa," jawab ku dalam bahasa Indonesia.

Kaget, tentu saja mereka berdua kaget. Lihat mata ku yang biru, wajah ku perpaduan antara Asia dan Australia tidak akan meyakinkan bahwa aku orang Indonesia.

"Kau orang Indonesia?" Tanya si mata hazel, Aku hanya mengangguk singkat.

"Aaa... Senang bertem...," Ucapnya terpotong oleh diriku.

"Bilangin ke temen elo, jangan mencoba bunuh diri!" Ucapku lalu pergi, disela pergi aku berucap kembali. "Mau bunuh diri kok di musim salju, ngga banget!" Ucapku pelan tapi mereka berdua ku yakin masih bisa mendengarnya.

🍑🍑

Aku tersadar akan lamunan ku, sebab dosen memanggil nama ku berulang kembali. Ah..., Aku melamun di sela-sela kelas.

"Kei Clariza Natalie, are you okey?" Ucap dosen, sepertinya dia bingung kepada diriku karena sejak masuk aku tidak memperhatikan ia menerangkan materi.

"Yes sir, I'm okey!" Ucap ku sedikit berteriak. Huh..., Kenapa harus melamun disini.

Okeh kei! Lupakan! Jangan merusak image didepan dosen. Ku buang jauh-jauh pikiran akan masa lalu itu, kenapa terbayang terus dan membuat ku terkalut dalam lamunan.

Seseorang menyenggol lengan ku pelan aku menoleh kearah kanan, "kau tidak apa-apa? Tadi kau melamun lama sekali apa yang kau pikirkan?" Tanya Ella penasaran.

Aku menggeleng pelan, "aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing mungkin efek cuaca yang sedang bersalju!" Jelas ku padanya.

Mungkin dia tidak akan percaya dengan ucapan ku. Ah..., Sejak kapan dia akan percaya semua ucapan ku tidak akan pernah! Dasar Gabriella!

Gabriella Natasha, itu namanya. Sama seperti diriku yang membedakannya adalah dia campuran antara Asia dan Eropa, dia kuliah disini ya tentu saja karena diriku yang memaksa nya HAHAHA.

Kei Clariza Natalie, itu namaku. Bisa kalian lihat dari namaku aku lahir di malam Natal dan akhirnya orang tua ku memberinya nama Natalie, kata mereka arti nama itu sangat penting. Abadi,seperti natal bukan?

"Kau tidak bisa berbohong! Kau punya hutang cerita pada ku dan ceritakan semua saat makan siang!" Ucapnya tegas. Menyeramkan, tapi terlihat lucu. Mata hazel nya yang terlihat sendu, bentuk muka yang bulat, dan rambut nya yang di poni terlihat seperti bayi yang sedang ngambek bukan?

🍑🍑

Jam makan siang sedang berlangsung, Kei dan Ella sedang memakan makanan nya masing-masing dengan pikiran masing-masing juga.

"Ceritakan!" Ella membuka suara duluan.

Kei menatap Ella seakan menanyakan 'apa?'. Kei pura-pura lupa atau emang dia sudah pikun, kasihan padahal masih muda. Batin Ella saat ini.

"Ceritakan kau ada masalah? Sampai-sampai Mrs. Elisa kau hiraukan!"

"Masa lalu," kei menghela nafas jengah.

"Arka? Gibran?" Tanya Ella lagi. Dia tahu tentang masalah masa lalu ku ia juga sempat kenal dengan 2 orang tersebut.

"Terulang dipikiran ku..."

*****

HAI HAI AKU UPDATE NIH, SEMOGA KALIAN SUKA YA AKU BAKAL TERIMAKASIH BANGETT AMA KALIAN YANG MENYEMPATKAN DIRI UNTUK VOTE DAN KOMEN☺️

AYOK RAMAIKAN STORY INI YA KAWAN!!!
DON'T FORGET BUAT VOTE AND KOMEN

SPAM UNTUK NEXT STORY!!!! SEE YOU 😘

Memories in MelbourneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang