☞0.2☜

8 2 0
                                    

🍑 Happy Reading🍑
Siap ramaikan setiap paragraf?!!

____

Surabaya, Indonesia 2018

Segerombolan anak SMU Pelita Harapan sedang menunggu didepan kelas, apalagi kalo bukan menunggu orang tua mereka menerima surat hasil kelulusan.

Dua remaja yang sedang duduk asik di kantin tidak ikut-ikutan seperti teman nya yang bergerombol didepan kelas untuk memastikan dia lulus atau tidak.

Heran, sungguh mereka tidak gelisah? Mereka berdua malah sedang asik menikmati pempek dari Bu Nati yang emang terkenal enak dikalangan sekolah.

"Kau nggak penasaran dengan hasil kelulusan?"

"Untuk apa? toh, bakal lulus semua!"

"Iyah anak pinter sama kaya mah beda." Arka membuang nafas kasar kalo saja teman di depannya bukan sahabat dari kecil sudah dipastikan ia akan menendang sampe ujung dunia kalo bisa liang lahat!

"Emang Lo nggak penasaran juga?"

"Penasaran, tapi kalo desak desakan kaya' gitu bisa-bisa asma gua kambuh!" Jelasnya, orang didepannya hanya manggut-manggut saja.

Hening setelah obrolan beberapa menit yang lalu, tidak tahu harus bahas apa sekarang. Gibran menoleh kearah luar kantin.

"Lihat noh bro! Ada yang lagi nembak cewe noh!!" Heboh Gibran saat melihat dua orang di tengah lapangan.

"Anjerr bakal diterima ngga tuh?! Dugun-dugun jadinya gua nih" Yang ditembakkan cewe yang dilapangan kenapa yang deg-degan dia. Emang aneh manusia aneh! Bukan Gibran kalo nggak aneh!

"Kok lu yang heboh ran?"

"Biasalah," jawab Gibran. Jomblo si hidupnya giliran ada hal gini heboh kaya' situ yang lagi nembak aja.

"Gua ke pak Jo dulu ya!" Belum dijawab arka sudah pergi meninggalkan Gibran.

Bisa-bisa stres berurusan sama yang jomblo ngenes kasihan aja nasibnya gitu. Arka melangkah menuju kelas untuk menemui pak Jo.

Pak Jo bukan ayah ataupun paman melainkan supir pribadi yang sering mengantar jemput dirinya ke sekolah. Mana mau orang tua nya mengambil surat seperti ini, datang acara rapat saja tidak mau!

"Pak Jo!!" Teriak Arka saat melihat pak Jo diambang pintu kelasnya itu artinya baru selesai mengambil. Sedikit berlari untuk menyusul pak Jo.

"Gimana lulus pak?"

"Lulus dong den, lihat nilai tertinggi dikelas." Ucap pak Jo senang seakan anaknya sendiri yang mendapat nilai paling bagus.

Arka tersenyum simpul, "nggak berpengaruh pak, percuma mama Ama papa nggak peduli!" Raut wajahnya seketika sedih mengingat nasibnya seperti ini.

Arka Axzhen Gratama, nama lengkapnya dia adalah orang Indonesia asli. Ia lahir di Indonesia tepatnya di malang tapi ia memutuskan untuk bersekolah di Surabaya ibukota Jawa timur.

Secara fisik ia anak remaja biasa 18 tahun sepertinya, tapi disisi lain ia memiliki ketegangan mental. Dari umur 12 tahun ia mulai merasakan stres dan berakibat ketegangan mental.

Memories in MelbourneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang