Chan yang mengenakan hoodie hitamnya berjalan menembus kerumunan orang-orang yang selalu berkumpul di sana mencari kesenangan dengan melihat orang lain terluka. Bahkan tak segan-segan juga mengeluarkan sejumlah uang untuk memasang taruhan.Pandangannya mengedar mencoba mencari seseorang sebelum pundaknya kini sudah ditepuk lebih dulu.
"Chan."
"Bang Minhyuk, hari ini-"
Perkataan Chan disela, "Hari ini lo main ya. Tapi kalau lo menang, gue keep uangnya. Anggap aja ganti rugi soal kemaren. Kemaren itu temen lo kan?"
Ingatan Chan mundur pada kejadian kemarin malam, dimana Seungmin 'mengacaukan' pertandingannya dengan berteriak bahwa ada polisi yang datang.
Para penonton belum sempat mengumpulkan taruhan, mereka lari tunggang-langgang menyelamatkan diri. Arena pertarungan juga mengalami beberapa kerusakan akibat orang-orang itu panik dan menabrak apa saja yang ada di depan mereka. Membuat kerugian yang cukup lumayan.
"Gimana?" pria yang lebih tua beberapa tahun darinya itu kembali bertanya.
Chan tersadar dari lamunannya, kemudian mengumpulkan niat untuk benar-benar mengatakan maksud kedatangannya malam ini.
"Bang, sorry. Kayanya gue mau berhenti. Gue ngga akan tanding lagi."
Minhyuk tertawa mendengar perkataan Chan, "Jangan bercanda, Chan. Kesambet apa lo tiba-tiba mau berhenti?"
"Gue mau nyari kerjaan lain, Bang. Gue ngga bisa seterusnya kaya gini."
"Gue tau cari uang dengan cara ini emang ngga gampang. Tapi sekali lo menang, uang yang bisa lo dapet lumayan. Lo kan udah ngalamin beberapa kali menang, uang yang lo terima juga banyak. Mending pikir-pikir lagi, Chan."
Chan menghela nafas, apa yang dikatakan Minhyuk memang benar. Jika ia menang dalam sekali pertandingan saja, uang yang didapatkan lumayan banyak.
"Ayolah, Chan. Lo salah satu fighter andalan gue disini. Lo masih muda, tenaga lo kuat, gue naruh kepercayaan besar di lo."
Chan menggelengkan kepalanya setelah beberapa saat berpikir. Tekadnya sudah bulat untuk berhenti. Terlebih setelah mengingat ucapan Seungmin.
"Sorry, Bang. Gue mau mundur."
Minhyuk menghela nafas, benar-benar menyayangkan keputusan Chan untuk berhenti.
"Kalau gitu, yang kemarin gue anggap hutang. Gimana?"
"Iya ngga apa-apa, Bang. Secepatnya gue ganti. Kalau gue udah ada uang pasti langsung gue ganti."
"Ok, tapi kalau nanti lo berubah pikiran. Lo boleh balik kesini lagi."
Chan hanya mengangguk menanggapi perkataan Minhyuk. Memperhatikan suasana ramai di sekitarnya beberapa saat, sebelum akhirnya berjalan pergi.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU - CHANMIN
FanfictionJika diibaratkan dengan warna, Chan itu abu-abu. Sulit dijelaskan, tapi indah.