Seperti biasa, Krist sangat menguasasi panggung. Suaranya mengalun indah ketika ia bernyanyi. Namun tegas dan lantang ketika ia melakukan rap. Lidahnya tidak berbelit dalam melafalkan lirik. Suara khas Krist memang sangat cocok ketika dipadukan dengan musik remix dari DJ Tay.
Hingga gerak tubuh pun, Krist berhasil menghipnotis penonton bak rapper profesional. Sesekali ia menunjuk ke arah beberapa wanita dan dijawab oleh teriakan mereka. Sorot matanya sangat intens.
Krist lebih dari mampu membuat sorak sorai malam ini lebih meriah.
Singto tidak terkejut pada hal itu. Memang Krist sangat jauh berbeda ketika sedang tampil di atas panggung. Harus Singto akui bahwa lelaki berkulit putih itu memang memiliki karisma yang luar biasa.
"Perawat, let's go!" Tay mendekatkan headphones ke salah satu telinganya sebelum beat lagu mulai bermain. Jemarinya dengan ahli memutar disk dan mengatur tombol-tombol di papan controller-nya.
Krist tertawa ke arah Tay dan mengangguk-ngangguk sembari menikmati lagu. Sesaat kemudian ia mengangkat tangannya, memberi gestur pada penonton untuk ikut bersenang-senang. Kemudian Krist sekali lagi mulai melafalkan lirik rap dengan fasih.
Singto nyaris tidak berkedip ketika memperhatikan Krist.
Dan oh Tuhan, kini ia mulai berkeringat!
Bahkan dari meja bar yang berada di sudut ruangan, Singto dapat melihatnya dengan jelas. Dan dengan penampilannya seperti sekarang, Krist menjadi dua kali lebih tampan.
Tanpa sadar Singto menggigit bibirnya. Sulit rasanya untuk berpaling dari penyanyi berkulit putih itu. Singto yakin orang-orang yang menontonnya dari bawah panggung merasakan hal yang sama.
Lihat saja mata wanita-wanita yang dibakar gairah itu. Dahulu Singto tidak peduli pada mereka, karena pada akhirnya, Krist hanya melihat dirinya.
Sekarang, sudah lama sekali Singto tidak melihat Krist Perawat, apalagi ketika ia tampil di atas panggung.
Terakhir kali tiga tahun lalu.
Tetapi Singto belum lupa sama sekali dengannya, bahkan suara khas ketika ia melakukan rap. Singto masih hafal semuanya.
"I want to say the one thing I know full well;
That you don't care
No matter what I do
No matter how I feel
No matter how disappointed I am
And however right or wrong it is
I want you to try looking at it with your mind
Look at it with your mind
That this person who misses you,
Can't erase you from his heart."
Entah bagaimana, Singto masih melihat Krist dengan cara yang sama. Krist yang memukau. Krist yang rupawan. Krist yang keren. Krist... yang menjadi miliknya dulu.
Singto tertawa pada dirinya sendiri, merasa konyol untuk terus mengingat-ingat apa yang sudah berlalu. Padahal Singto tidak yakin bahwa lelaki yang berada di atas panggung itu masih mengingat dirinya.
Singto mengeratkan kepalan tangannya sambil menegak habis whiskey yang sedari tadi menganggur. Lantas ia memesan beberapa shot lagi hingga kepalanya mulai berdenyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
White || Singto x Krist [Slow Update]
Fanfic[ On Going; AU; Bahasa Indonesia; Krist-Singto Fanfiction ] Update : Weekend Kini semuanya terulang kembali, semua warna yang terlihat kabur: Hati yang abu-abu Cinta yang menyala merah padam Netra yang kebiruan Kenangan yang menguning Bayanganmu yan...