10 - Merah (Bagian 1)

76 8 2
                                    

[Warning:jokes sedikit menyenggol "tanda coret" ya. Silakan diskip pada part tersebut kalau tidak nyaman / tidak paham. Semuanya tertulis secara implisit kok. Mohon diingat, semuanya hanya bagian dari kepentingan mempermanis adegan dalam tulisan saja ya. Selamat menikmati!]

***

"Sini semua gelas kumpulin!" seru Gun ketika mereka sudah setengah jalan menghabiskan daging dan sosis bakar di meja makan.

Tanpa menunggu persetujuan yang lain, Gun lekas mengambil semua gelas plastik yang ada di atas meja dan berpindah tempat ke ruang tengah.

Singto mengernyit bingung dan bertukar pandang dengan Off yang duduk di sebelahnya. Off membalas dengan mengangkat kedua bahunya, kemudian kembali acuh menghabiskan sosis di atas piring. Barangkali lelaki itu sudah biasa dengan kekasihnya yang senang membuat ide gila.

"Gun baby, habiskan dulu makanannya," seru Off dengan mulut yang penuh.

Jangankan melirik, Gun tidak mengindahkan Off sama sekali dan malah sibuk sendiri di ruang tengah. Off kembali melirik piring milik Gun dan menggelengkan kepalanya. Piring Gun masih penuh dengan daging dan jagung bakar yang baru dilahap seperempat jalan.

Netra Singto sibuk memperhatikan Gun, ingin tahu apa yang lelaki itu lakukan. Sementara tangan kanannya berusaha mengambil satu buah sosis dari piring yang lebih besar di tengah meja. Ketika ia merasa garpunya sudah menancap pada tekstur lunak, Singto mengembalikan atensinya pada makanan tersebut. Takut sampai jatuh ketika ia memindahkan ke piringnya.

Tepat ketika Singto memalingkan wajah, garpu lain sudah menancap pada ujung sosis yang berlawanan dengannya.

"Aw, Phi Sing mau juga?"

Garpu itu ternyata milik Krist yang duduk tepat di hadapannya.

"Eh, khorthot. Aku nggak lihat tadi kau terlebih dahulu mengambilnya," Singto buru-buru melepaskan garpu dan menusuk sosis yang lain.

Krist hanya tersenyum dan melanjutkan aktivitas makannya. 

Sejak kejadian canggung di taman tadi, tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut masing-masing. Pun Singto segera menghilang ke dapur untuk membantu Gun menyiapkan piring. Untungnya Gun memakan waktu cukup lama untuk melakukan plating di atas piringnya sehingga Singto tidak harus kembali ke area taman.

Kini mereka duduk di posisi yang berlawanan, secara tidak sengaja. Dan bila bukan perihal sosis barusan, Singto dan Krist tidak mungkin saling bertukar pandang maupun berbicara.

Singto kini mencoba mencuri pandang terhadap Krist. Lelaki itu terlihat begitu tenang. Sesekali ia melempar gurauan yang dibalas oleh Off, kemudian tergelak.

Tanpa sadar Singto menghela napas.

Setelah tiga tahun.

Setelah kejadian malam tempo hari.

Setelah ucapan tadi pagi.

Krist terlalu tenang untuk semua hal yang terjadi dalam dua hari ini dan Singto membenci sikap itu. Hati Singto yang telah terkunci rapat selama tiga tahun terakhir, seolah diketuk kembali oleh Krist dan dengan mudahnya ia membiarkan lelaki itu masuk. Tetapi tidak sebaliknya, untuk lelaki yang lebih muda, barangkali Singto tidak memiliki sedikit pun kesempatan untuk mengetuk hatinya.

Padahal pertahanan itu dibangunnya sejak mula mereka memutuskan untuk berpisah. Tetapi pertahanan itu pula yang diruntuhkan seketika oleh Krist.

Terbenam dalam pikiran dan emosinya, Singto dengan cepat melahap seluruh sosis yang bertengger pada garpunya. Namun, di luar perkiraannya, sosis tersebut terlalu besar dan hampir menyentuh kerongkongannya sampai-sampai ia harus meneguk satu gelas air karena hampir tersedak.

White || Singto x Krist [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang