05. SECRET

180 44 2
                                    


"Brengsek!"

Mark tersenyum, lekas dia membalikkan kursi nya menghadap ke belakang dan mulai mendekat pada Gun. "Oh iya, jangan lupa memakai dress yang cantik ya nanti malam sayang ku," bisik nya.

Gun menatap Mark tajam. Sungguh dia ingin memukul lelaki di depan nya ini. "Kau pikir aku lelaki apa, huh? Aku tidak gay seperti mu!!"

Mark tersenyum licik. Ya, itu yang Gun katakan saat ini. Tapi nanti, lihat saja dia akan memohon agar Mark mencintai nya. Tapi Gun, justru berpikir sebaliknya. Hanya menunggu permainan selesai. Dan lihat, siapa yang akan kalah.

Gun memakan makanan siang nya dengan santai, bersama Kaownah dan Saint. Lalu, tak lama kemudian Perth datang. "Boleh aku duduk disini?"

Saint menggeser dirinya kepinggir, nyatanya Perth lebih memilih duduk di samping Gun. Kaownah melirik Saint. Sepertinya Kao sadar jika Saint cemburu. Mengingat Saint adalah teman Bas, maka besar kemungkinan Kao juga curiga pada Saint dari awal.

"Kau cemburu?" Kao berbisik pada Saint yang kebetulan duduk di samping nya.

Saint tersenyum dan menggelengkan kepala. Tapi Kao tidak percaya itu, sudah terlihat dari senyuman nya yang menyimpan rasa sakit.

"Menu makanan mu hanya itu saja?" Perth memberikan senyum terbaik nya membuat Gun menelan sendiri ludahnya. Kenapa manusia ini begitu manis? Itulah pikirnya. Melihat Gun, yang tak membalas perkataan nya dan hanya diam mematung memandangi diri nya, membuat Perth tersenyum licik dan menepuk pundak Gun.

Gun tersadar dari lamunan nya. "Ah iya, kenapa memang nya?"

"Aku punya makanan yang lebih sehat, ini." Perth memindahkan sayuran dari piring nya ke piring Gun. Membuat Saint menahan rasa panas dalam hati nya.

"Ta-tapi aku tidak suka sayur." Gun merasa tidak enak, tapi benar, dia memang tidak suka sayur.

Tak

Sebuah kotak nasi di letakkan begitu saja di meja mereka. Siapa lagi pelaku nya jika bukan Mark yang baru saja datang bersama kedua teman nya, Blue dan Ohm. "Itu makanan mu, jangan terima makanan dari pria manapun selain aku, mengerti!" Mark memandangi Gun, lalu beralih memandangi Perth.

Ekspresi Perth yang hanya tersenyum. Membuat Mark menghela nafas dan duduk di tengah-tengah Gun dan Perth. "Dia adalah tunangan ku, dan kau tidak berhak untuk peduli pada nya." Mark membalas senyuman Perth, membuat lelaki itu kehilangan senyum nya lalu pergi dan meninggalkan mereka semua.

Kaownah, Saint, Blue dan Ohm kini saling melempar pandang satu sama lain. Bingung, kapan Mark dan Gun bertunangan?

"Kalian tunangan?"

Gun sungguh kesal, apalagi Perth sudah pergi gara-gara si brengsek Mark ini.

"Tentu saja," Mark menjawab dengan percaya diri dan merangkul Gun yang menahan emosi nya.

"Gun, kau tidak memberitahu nya padaku?" Kaownah bertanya. Sungguh penasaran dengan apa yang terjadi.

Dalam otak nya Kao berpikir. Mungkin ini adalah cara Gun untuk membalaskan dendam nya atau permainan yang di lakukan oleh Mark.

Sementara Blue dan Ohm masih saling melempar pandang saat ini. "Mark, kau sehat, 'kan? Bukankah kau itu homophobic? Dan sekarang apa yang terjadi? Kau mencintai seorang pria, apa mau mu sebenernya, Mark?" Ohm mengoceh membuat Mark menginjak kaki nya. "Diamlah!" Lekas Blue menutup mulut Ohm dengan tangan nya.

Saint mengejar Perth yang entah kemana pergi nya. Saint menyadari satu hal. Perth tidak tertarik pada Gun, hanya saja ingin memanfaatkan teman nya itu.

Saint menuju tempat latihan piano. Itu adalah tempat favorit Perth. Kemungkinan besar Perth ada disana. Sesampai nya disana. Saint mengintip dari pintu. Di dalam Perth sedang marah dan menghancurkan barang-barang nya.

"Akkkkhhh, kenapa aku selalu kalah dari dia?! Aku tidak bisa tahan lagi! Lihat saja Mark, kau akan menderita lewat Gun!"

Mendengar nama Gun, Saint tidak tahan lagi. Ya, dia memang mencintai Perth. Tapi tidak bisa mengorbankan teman nya untuk yang kedua kali nya.

Tok tok tok

Saint masuk perlahan, Perth di dalam mulai merapikan penampilan diri nya yang urakan. Saint mendekat, "kau baik-baik saja?"

Perth mengangguk. Saint semakin mendekat, meraih dasi Perth dan membetulkan nya. Membuat Perth tercengang, karena diri nya tidak pernah melihat sisi Saint yang pemberani begini. Biasanya lelaki itu menjadi pendiam dan susah di dekati orang sejak kejadian satu tahun lalu.

Hanya menyisakan Saint yang trauma dan terus menangis karena kehilangan sahabat satu-satunya.

Apa karena Gun, Saint yang dulu kini kembali?

Saint melepaskan dasi Perth dan kembali lagi ke pintu. Menutup pintu dan tersenyum pada Perth. Bukan nya membalas senyuman Saint, keadaan nya malah seperti horor saat ini.

"Saint, ada apa? Kenapa kau menutup pintu nya?"

"Aku hanya ingin tahu, apa yang akan kau lakukan pada Gun?"

Perth ketakutan, itu karena Saint bertanya sembari berjalan mendekat padanya.

"Kau masih tidak puas?"

Perth berjalan mundur. "Apa maksudmu, Saint?"

"Ini sudah kelewat batas, Perth!"

Perth bungkam. Masih tidak mengerti dengan apa yang Saint bicarakan.

"Aku tahu semua rahasia mu!"

"Rahasia apa?"

"Aku tau kau--"

"Gun, apa yang sebenarnya Mark bicarakan tadi?"

"Dia hanya main-main."

"Tapi--"

Gun seperti nya marah, dia berjalan cepat meninggalkan Kaownah sendiri. Setelah Gun tak terlihat, turbo tiba-tiba muncul dan memeluk lengan Kao.

"Hai Phi Kao."

"Eee..."

"Aku pulang dengan mu ya ya ya?" Wajah manis nya di buat-buat. Kao yang tidak tega mengiyakan ucapan Turbo. Tentu dia tidak ingin ayah nya dipecat karena Kao tidak menuruti permintaan anak dari atasan ayah nya.

"Baiklah!"

"Yes!!" Turbo kegirangan sampai menarik tangan Kao pergi.





To be continued...

Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang