03. MOTHER

234 47 6
                                    





Oktober, 2020


"Saint, coba lihat ini."

Teman nya memperlihatkan foto seorang lelaki pada Saint. "Dia tampan sekali," ucap nya.

Saint tersenyum. "Kau yakin suka pada nya?"

Sembari berjalan, teman nya mengangguk. "Kenapa, bukankah dia tampan, banyak sekali yang menyukai dia."

"Tapi kan kau ini seorang pria, dan dia tidak suka pria, aku tidak ingin kau tersakiti nanti nya. Kau tau, 'kan? Banyak sekali yang menyukai dia, banyak sekali penggemar nya, bagaimana mungkin kau menghadapi mereka semua?"

Saint membuat teman nya menundukkan kepala, membuat nya seketika kehilangan kepercayaan diri.

"Tapi apa salah nya mencoba, Saint."

Saint menggaruk leher nya. Yang hanya dia takutkan sahabat nya ini terluka.

Agustus, 2021

"Swadikhap Mae..."

Gun menundukkan kepala nya sejenak, dan mengangkat nya kembali.

Seorang wanita paruh baya tengah tersenyum melihat kedatangan nya saat ini. "Oh anak ku, kemarilah.." Wanita tersebut membawa Gun ke pelukan nya.

Setelah itu, Mae membawa Gun duduk. "Apa yang membuat mu datang kemari, nak?"

"Memang salah bila seorang anak mengunjungi ibu nya? Aku hanya merindukan mu Mae, tidak ada lagi."

Sang ibu tersenyum. "Tidak papa, Mae malah senang, kau sering berkunjung kemari. Rumah ini sepi tanpa Bas." Mae kehilangan senyum nya seketika. Tapi saat dia kembali melihat Gun, senyum nya kembali.

Gun yang menyadari senyuman ibu nya. Dia tahu, ada banyak rasa sakit disana, kerinduan yang cukup mendalam. Gun sadar, dia tidak bisa menjadi Bas, tidak bisa menjadi orang seperti adik nya itu. Yang humoris dan selalu membuat nya ibunya tersenyum.

Gun mencoba mencairkan suasana. "Mae, aku ingin ice cream." Wajah nya di imut-imutkan hingga membuat sang ibu tertawa.

"Tunggu, Mae punya beberapa di kulkas, Mae memang sengaja menyiapkan nya untuk mu." Mae bergegas mengambil ice cream kesukaan Gun di kulkas.

Mae memberikan mangkuk ice cream yang dia beli untuk Gun, lalu duduk di samping anak satu-satunya itu. "Bagaimana kabar ayah mu, nak?"

Sembari memakan ice cream, Gun menjawab pertanyaan ibu nya. "Dia baik, hanya saja dia sibuk dengan anak itu." Gun mencebikkan bibir nya kesal. Membuat ibu nya tersenyum. "Bagaimana pun dia adik mu, kau tidak boleh seperti itu heh."

"Tapi dia sudah merebut kasih sayang ayah ku."

Mae menepuk pundak Gun. "Begini saja, kau anggap dia adalah Bas, dengan begitu kau bisa menyayangi dia, 'kan?"

"Oh no, tidak bisa, posisi Bas tidak bisa di gantikan oleh siapapun. Termasuk si Turbo itu sekalipun."

Mae tertawa, Gun memang agak keras kepala. Sifat nya berlawanan tidak seperti saudara kandung nya yang penurut dan baik hati.

Gun adalah anak pertama dari pasangan Natee (ayahnya) dan Ploy (ibunya). Dia mempunyai saudara kembar selisih 5 menit dari nya. Tapi saat Gun berumur 10 tahun, ibu dan ayah nya mengalami pertengkaran hebat hingga mengakibatkan perceraian. Dari situ, keluarga mereka berpisah, Gun ikut ayah, sedangkan adik nya ikut dengan sang ibu.

Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang