04. MATCHMAKING

209 44 4
                                    




"Aku tidak semudah itu tunduk pada mu, justru kau yang harus tunduk pada ku, Mark Siwat!!"

Tatapan Gun penuh dengan kebencian. Tentu dia tidak akan semudah itu tunduk pada seorang Mark Siwat.

"Tidak untuk yang kedua kali nya, Mark."

Mark memasuki rumah nya dengan wajah gembira nya. Apa yang membuat dia gembira? Tentu saja air mata Gun. Mark tidak tahu mengapa, dia menjadi tertarik akhir-akhir ini untuk menghadapi Gun.

Saat kaki nya telah sampai di ke dalam rumah. Pemandangan di dalam membuat nya terkejut. Bagaimana tidak, ayah nya sedang menepuk pundak seorang lelaki sebaya Mark dan memberikan senyum hangat pada nya.

Lelaki itu tak lain adalah Perth Tanapon. Mark jelas iri, itu karena ayah nya tidak pernah seperti ini pada siapapun. Termasuk Mark sekalipun, anak itu kurang kasih sayang semenjak ibu nya pergi.

Lalu Perth, hanya karena ayah Mark menjalin hubungan dengan papi nya. Mean jadi selembut ini pada nya, itu dia lakukan agar Perth memberikan restunya untuk hubungan nya dengan sang papi.

(Plan papi nya Perth, Mean ayah nya Mark)

Itu adalah kisah cinta di antara dua orang pria dewasa yang membuat Mark membenci Perth, itu karena dia tidak ingin memiliki saudara seperti nya mengingat ayah nya akan merencanakan pernikahan secepatnya dengan papi nya Perth.

"Ah Mark, kau ada disini?" Perth tersenyum hangat, memang Perth di kenal sebagai lelaki murah senyum di sekolah. Selain murah senyum, Perth adalah murid teladan dan kalem, dia bahkan berhasil masuk ke kelas 3a, dimana berisi para murid pintar.

Mark memutar malas bola matanya. Tidak membalas sapaan Perth, dan tidak menyapa ayah nya sama sekali. Mark bergegas memasuki kamar nya. Perth adalah anak pintar, tidak seperti dia yang selalu merepotkan ayah nya. Sudah jelas, dia di sayangi banyak orang.

Melihat kecemburuan Mark. Perth tersenyum samar. Bukan, lebih tepatnya menyeringai, sangat puas, Perth perlahan akan membuat Mark hancur. Itu semua karena dendam pribadi nya.

Perth, berjalan keluar dari ruangan besar nan mewah milik keluarga jumlongkul. Dia berpamitan pulang pada ayah Mark.

Ini sungguh mengagumkan, sebentar lagi, lewat Mean. Perth bisa membalaskan dendam nya.

Saat berjalan ke arah mobil nya. Perth bertemu Saint. Memang rumah Mark dan Saint dekat. Bisa di bilang mereka adalah tetangga.

"Oh hallo, Saint."

Saint menoleh, karena ada seseorang yang memanggil namanya. Langsung dia mendapati seorang lelaki sedang tersenyum pada nya. Saint membalas senyum nya. "Oh hai, Perth."

"Dari mana?" Perth memang ramah pada siapapun.

"Dari kave, kenapa?"

Saint memang anak yang rajin. Keluarga nya susah, jadi dia meluangkan waktu nya untuk bekerja.

"Oh, pulang sendiri?"

Saint mengangguk.

Perth tersenyum. "Kapan-kapan aku jemput ya."

Saint tersenyum, ini adalah alasan Saint tidak pernah bisa membenci Perth. Ya, karena lelaki itu sudah merebut hati nya.

"Aku pulang dulu ya, bye.."

Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang