16. TRUTH

137 30 5
                                    




Bel pintu terdengar di telinga Nyonya Na Ranong. Dia sedang berkumpul dengan suami nya untuk menemani Turbo belajar bersama Kao, akhirnya beranjak dari sofa dan melangkah menuju pintu. Saat membukanya, wajahnya di liputi rasa terkejut. Bagaimana tidak, Gun pulang dengan kondisi yang sungguh berantakan. Anak itu basah kuyup karena hujan, tubuh nya gemetar, dan terdengar isakan dari mulut nya.

"Gun, kau kenapa nak?" Sang ibu langsung memeluk Gun tanpa minta izin terlebih dahulu. Ya, dia hanya berusaha menjadi ibu yang baik melebihi ibu kandung Gun sendiri.

Mendengar suara istri nya. Tuan Na Ranong menyusul nya. Pria paruh baya tersebut terkejut melihat keadaan putra nya yang sungguh kacau. Tak lupa, banyak noda darah di baju Gun. Yang membuat sang ayah khawatir.

"Gun, kau tidak papa?" Tanya ayahnya penuh kekhawatiran. Sang ibu melepas pelukan nya saat sang ayah datang. Tuan Na Ranong mengecek seluruh tubub Gun. Namun, dia tak menemukan luka apapun.

Tak lama kemudian, Kaownah dan Turbo juga datang. Mereka sama terkejut nya setelah melihat keadaan Gun. "Gun, kau kenapa?"

Gun tak menjawab pertanyaan mereka semua. Dia hanya menunduk sembari mencoba menahan isakan nya. Sang ayah memutuskan untuk membawa Gun ke dalam. "Jelaskan di dalam."

Tuan Na Ranong membawa Gun ke dalam. Sang ibu memutuskan untuk mengambil handuk dan menyelimuti tubuh Gun. Mereka semua masa bodoh dengan noda darah di baju Gun. Karena bukan Gun yang terluka.

Gun masih terisak hingga kini. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan apapun pada keluarga nya. Gun memutuskan untuk berdiri dari sofa dan masuk kamar.

Sang ibu berniat mengejar, tapi Turbo menghentikan. "Biar Phi Gun tenang dulu, Mommy."

"Bagaimana keadaan Gun?" Sang ibu bertanya pada suami nya. Tuan Na Ranong berjaga semalaman di sofa, memang posisi sofa dekat dengan kamar Gun.

"Dia mengurung diri, bahkan saat aku mencoba mengetuk pintu, Gun tidak menjawab, hanya terdengar tangisan semalam."

Tak lama setelah itu, Turbo datang dengan pakaian sekolahan nya. "Mommy, Daddy, aku akan bertanya pada teman kelas Phi Gun."

Tuan Na Ranong tersenyum. Seperti nya Turbo sudah mulai menerima Gun dengan sepenuh hati nya. "Terima kasih, nak."

Turbo mengangguk, lalu melangkah keluar rumah.

Saat tiba ke sekolah, Turbo langsung menuju kelas Gun. Turbo sering melihat Gun bersama Kaownah, tapi Kao tidak tahu masalah apa yang menimpa Gun. Maka Turbo memutuskan untuk menemui Mark dan berbicara pada nya.

Tapi, saat masuk kelas nya. Turbo tak melihat keberadaan Mark. Pandangan nya kemudian teralih pada lelaki yang duduk di samping Gun. Turbo menghampiri nya dan bertanya pada nya. "Eee Phi--," Turbo tidak tahu namanya. Namun, dia segera melihat nametag di seragam lelaki yang dia datangi. "Phi Saint."

Saint mendongak, "Ada apa? Siapa kau?"

"Phi tahu kenapa Phi Gun bersedih dan mengurung diri?"

"Apa?" Saint sungguh tidak mendengar apapun. Bahkan dia mendengar nya dari mulut adik kelas nya ini. Saint tampak nya khawatir, baru kemaren dia melihat Gun dan sekarang apa yang menimpanya. "Oh iya, kau mengenali orang bernama Bas?"

Turbo mengerutkan kening nya. "Tentu saja, dia kan kakak tiri ku."

"Apa?" Saint sungguh terkejut dengan kenyataan ini. Dia baru tahu jika Bas mempunyai saudara. Padahal Saint adalah sahabat nya. Tapi Bas tidak pernah menceritakan jika saudara nya adalah Gun.

Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang