17. HIDDEN SECRETS

130 30 4
                                    




Desember, 2020



"Mark khrab, maukah kau menjadi pacar ku?"

Diam, pria dengan rambut pirang nya tersebut tak menjawab sepatah katapun. Wajahnya sungguh datar tak berekspresi. Sementara kedua teman di belakang nya menahan tawa.

Mark kemudian menatap ke belakang, dan sungguh ekspresi nya membuat seseorang yang menyatakan cintanya tersebut menunduk menahan sakit. Bagaimana tidak, Mark menertawakan nya saat ini. "Kau? Ingin menjadi pacarku? jangan mimpi!"

"Kau tidak sadar apa jika kau ini pria?" Lelaki ber-nametag Ohm Pawat mengikuti tawa Mark.

"Sadarlah, kau itu pria, dan Mark? Dia homophobic sayang. Aneh, begitu banyak para gadis di sekolah yang tertarik pada Mark. Baru sekarang seorang pria yang ku lihat." Ucap Blue, teman Mark satunya.

Bas menunduk menahan malu, dia jelas-jelas tahu jika Mark Siwat si pria idaman sekolah adalah seorang homophobic. Setiap ada dua orang pria yang menjalin hubungan di dalam kelas nya, Mark pasti akan langsung membuat mereka putus.

Lama-kelamaan suara sorakan dan tertawa keras para orang-orang disana membuat Bas sakit hati, air matanya menetes dan dia pergi begitu saja.

Malam hari, kediaman Bas Suradet. Anak itu berusaha menceritakan pada ibu nya kejadian pagi tadi di sekolah. Tapi, sang ibu tak kunjung pulang hingga larut malam.

Bas kesepian, tak ada seorangpun yang menemani nya, tak ada seorangpun yang bisa dia ajak untuk berbagi keluh kesah nya. Hingga bel pintu berbunyi. Bas berlari dari kamar, membuka nya dengan perlahan.

Sungguh syok melihat ibu nya mabuk dan dibawa pulang oleh seorang pria. "Kenapa lama sekali buka nya, huh?" Pria itu marah, jelas Bas tidak terima.

"Kau ini siapa? Kenapa mae bisa bersama mu?"

"Ya karena ibu mu pacar ku, kenapa? masalah? Cepat minggir!" Tubuh Bas di dorong begitu saja oleh pria paruh baya. Ibu nya yang setengah sadar hanya tersenyum dan memeluk pria itu. Bahkan mencium pipi nya sesekali. "Ayo kita lakukan di dalam, sayang." Ucap nya melantur.

Sontak Bas sakit hati dengan ucapan ibu nya. Ini adalah kali pertama Bas melihat langsung pekerjaan ibu nya. Ternyata selama ini wanita itu pulang malam karena menjadi simpanan pria. Bas berlari keluar rumah. Tak peduli hujan lebat, dia tetap menerpa nya.

Bas duduk di taman depan, hari ini begitu menyakitkan bagi nya. Dia menangis, memikirkan bagaimana rasa sakit itu bisa segera menghilang dalam dada nya.

Bas di guyur air hujan, tubuh nya basah, isakan terdengar dan punggung nya gemetar. Tiba-tiba seseorang mempayungi dirinya. Bas menoleh ke atas. Mata nya begitu berbinar melihat saudara nya. Dia sangat senang Gun datang. Pada akhirnya, Gun duduk di samping Bas, memilihkan untuk menenangkan sang adik yang terlihat begitu menyedihkan.

"Kenapa duduk disini?"

Bas menghapus air matanya. Tubuh nya kedinginan, Gun membawa Bas ke pelukan nya.

"Siapa yang membuat mu menangis?"

Bas malah semakin menangis karena Gun menanyakan sesuatu yang tidak ingin Bas jawab.

"Tidak papa, katakan saja padaku. Aku akan memukul nya untuk mu."

Bas menatap Gun dengan wajah terharu nya. Dia sangat beruntung memiliki saudara seperti Gun. Walaupun mereka tinggal di tempat terpisah, tapi hati mereka masih saling terhubung.

Gun melepaskan pelukan nya saat Bas berniat mengambil sesuatu dari saku seragam nya. Bas memberikan nya pada Gun. Gun tentu saja mengambil dan melihat pemberian Bas. Sebuah foto lelaki tampan yang bertuliskan Mark Siwat, My Hero.

Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang