Halo.
Kembali lagi dengan Author rajin ini, hehe.
Karena, ceritanya udah membanjiri pikiranku, wkwk.
Pecahin kolom komentar ya!
Ok!
Happy reading🔥
***
Tepat dua Minggu Kirana di rawat dan hari ini dokter memutuskan Kirana untuk pulang.
Farel sudah standby sejak pagi tadi. Saat ini ia sedang membantu Kirana menyusun bajunya ke dalam koper.
Kirana tampak lebih segar. Bibirnya tidak lagi pucat serta senyuman yang selalu terbit di wajahnya.
"Bunda duduk aja, biar Farel yang beresin," ujar Farel. Kirana Mengangguk lalu duduk di sofa.
"Bunda gak sabar pengen cepat-cepat nyampe rumah," ujar Kirana. Ia sudah sangat bosan di ruangan ini.
"Tapi, Bunda di rumah jangan ngelakuin hal berat dulu," ujar Farel mengunci kopernya. Kirana mengangguk mengiyakan.
"Farel, dokternya masih lama?" tanya Kirana. Pasalnya tadi dokter bilang ingin memberikan beberapa vitamin padanya.
"Bunda tunggu disini, biar Farel yang minta," ujarnya keluar.
Pintu kembali terbuka menampakkan Kayla yang sedang tersenyum padanya.
"Assalamualaikum, Tante," ujarnya menyalimi Kirana.
"Waalaikumsalam, Tante kira kamu gak jadi datang," ujar Kirana menerima uluran tangan Kayla.
"Jadi kok Tan. Oh iya, Mama gak bisa dateng katanya," ujar Kayla merasa tidak enak pada Kirana.
"Gak papa, nak," ucap Kirana tersenyum.
"Udah siap semua, Tan?"
"Udah sayang, tadi Farel yang bantuin."
"Terus pak Farel mana Tan?"
"Lagi ngambil vitamin, tapi kok belum balik ya." Farel masuk dengan plastik kecil di tangannya.
"Nah, itu Farel udah datang."
"Kamu udah nyampe?" ujar Farel memperhatikan penampilan Kayla.
Kirana memang sudah memberi tau Farel jika Kayla akan ikut mengantarnya pulang. Kayla hanya mengangguk sebagai jawaban."Bunda pake kursi roda ya," ujar Farel mengambil kursi roda yang sudah di sediakan oleh suster.
"Bunda bisa jalan nak," ujar Kirana menolak.
"Bunda baru sembuh, jangan aneh-aneh," ujar Farel membantu Kirana duduk. Kirana menurut, percuma dirinya berdebat dengan Farel. Putranya itu akan tetap menang.
"Biar saya aja Pak yang dorong," ujar Kayla meraih pegangan kursi roda. Farel mengangguk, ia membawa koper yang tidak terlalu besar itu.
Selama dua Minggu terahir ini hubungannya dengan Farel sudah tidak secanggung biasanya, karna Kayla sering berulang ke rumah sakit membuat Farel terbiasa dengan kehadirannya.
Namun Farel tetaplah Farel yang cuek dan irit bicara. Tapi kadang Farel juga menunjukkan sikap manisnya walaupun hanya beberapa kali.
Farel membuka bagasi mobilnya lalu memasukkan koper dan kursi roda yang sudah ia lipat ke dalam.
"Kalian gak ada yang mau di depan?" ujar Farel saat Kirana dan Kayla memasuki jok belakang.
Mereka menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is With You
General FictionJudul awal: My Husband "Kenapa?" "Bapak jangan lancang pegang-pegang rambut saya!" "Bahkan saya bisa memegang anggota tubuhmu yang lain." Ia memukul lengan pria itu cukup keras "Dasar mesum!" Pria itu tertawa kecil. "Makanya kamu jangan mancing-manc...