Mark tentu saja memberikan tatapan penuh tanya nya. Sedangkan jaemin berkerut tidak suka melihat seorang pria manis dengan setumpuk buku di lengannya, dan lengan satu nya yang merangkul akrab orang yang dicintainya.
"Mwoyaa, kenapa kalian terdiam? Dia siapa kamu sayang?" astaga tuhan. Sudah sejauh ini, tak bisakah pria yang haechan rangkul ini ikut saja dalam alur permainan nya?.. demi apapun haechan takut jika nanti mark justru bertanya siapa dirinya:(
kan malu banget!
Haechan sadar mark baru saja menghela sangaaaaat pelan. Pria yang masih memakai hoodie tadi sore itu pun beralih memandang jaemin yang benar benar dilanda keterkejutan.
Disusul satu lengannya yang bergerak melingkari pinggang haechan.
Blushhhh. Pipi haechan memanas.
Dan degup jantung yang menggila. astaga, padahal hanya disentuh anak remaja labil?! Dimana harga dirimu lee haechan!!"Maaf jaemin-ah. Aku sudah punya penggantimu."
Riak mata jaemin tak lagi tenang. Wajah nya, memerah padam. Disusul kepalan tangan di sisi tubuh ramping nya.
"Aku membenci hyung!" jaemin pergi berlawanan arah.
"Astaga. Jantungku." haechan langsung berengsek menjauh dari tubuh mark, yang yah, cukup hangat.
"Apa yang kau lakukan?" tanya mark yang kembali dengan nada tidak sopannya. Haechan jengah tentu saja.
"Yaa, aku sudah membantumu. Tidakkah terima kasih terlalu mudah untukmu?" omel haechan dengan banmal.
Dahi mark berkerut.
"Kau benar benar tidak sopan." haechan bingung, sangat. Yang seharusnya berkata begitu adalah dia bukan? Dia yang mahasiswa tingkat akhir disini?
"Mwoyaa, berapa umurmu anak mudaaa" kesal haechan.
Mark mendengus, menarik topi hoodienya agar menutupi rambut legamnya dan berkata tanpa menatap haechan.
"Terlalu tua untuk jadi kekasih mu." dan haechan ditinggali seperti manusia linglung di halte sendirian. Untungnya, tak lama bus nya datang dan ia bisa pulang dan meng istirahatkan pikirannya yang terhantam barusan.
***
"jinjja? Ia berkata begitu padamu?" haechan mengangguk ribut, sembari meminum susu pisang nya rakus karena tersedak bibimbap yang ia paksa masuk satu bulatan penuh.
"Ohok ohok!" jeno menghela pelan dan menepuk nepuk pundak sahabat aneh nya itu.
"Pelan pelan saja, aku tidak akan merebutnya darimu." omel jeno dan mengambil mineral untuk haechan teguk.
"Gomawoo." haechan meneguk air itu hingga tandas setengah.
Jeno hanya menggeleng geleng melihat kelakuan orang yang untung sahabatnya itu.
"Habisnya aku kesal nono-yaa! Sudahlah tidak tau terima kasih, berkata ampas begitu. Dia pikir aku bodoh? Jelas jelas dia hanya bocah ingusan sok begitu."
Wajah haechan memerah. Entah efek panas nya cuaca siang ini, atau memang hatinya yang gerah sekali. Jeno hanya dapat mengusap usap menenangkan sahabat nya itu. Dan berkata hal baik seperti sabarlah, dia pasti sedang bosan hidup, untung kau tak membunuhnya. Entah itu semua benar benar perkataan baik, kita simak saja wkwk.
Asiknya mereka menikmati makan siang, tak sadar jika yang dibicarakan ternyata memasuki market mereka.
Dan orang itu terlihat lebih fresh hari ini, karena memakai kaus hitam lengan pendek dengan jeans putih dan kupluk maroon.