6. Resto Horor

15 22 4
                                    


Jam 18.30.....

"Maaaaaa. Boleh kan ya, ma." rengek Shalia pada mamanya yang tengah sibuk mencunci piring.

Ida tak menjawab pertanyaan dari putri sulungnya. Dan hal itu tentu saja membuat Shalia makin merengek pada mamanya seraya menarik  baju Ida.

"Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi ingat! Pulangnya jangan kemalaman." jawaban Ida membuat Shalia melompat kegirangan.

Lantas ia mencium pipi Ida dan berlari menuju kamarnya, hendak untuk mengganti pakaiannya. Yap, malam ini Shalia akan pergi ke resto yan telah dijanjikan di sekolah tadi. Awalnya ia tak yakin akan bisa keluar rumah malam ini karena mama dan papanya sering tidak mengizinkannya keluar rumah apalagi waktu malam.

Setelah berdandan selama beberapa menit, akhirnya ia telah selesai dan tinggal menunggu seseorang untuk menjemputnya. Dan yang benar saja, seseorang itu telah datang di depan rumahnya. Shalia bergegas keluar rumah karena sebentar lagi teman temannya akan berkumpul di resto.

Tampak dari kejauhan ada bayangan sesosok pria yang sedang bersender di samping mobilnya. Shalia mempercepat langkahnya menuju gerbang rumahnya.

"Hai." sapa Shalia saat telah tiba di samping pria itu.

"Hai juga." balas Andrian dengan senyumnya yang sangat manis.

"Gila! Shalia cantik banget." batin Andrian saat memperhatikan Shalia dari atas sampai bawah.

Yap, sekarang Shalia mengenakan dress bewarna ungu muda dengan sedikit taburan kelap kelip selutut tanpa lengan. Ia juga memakai sepatu sandal bewarna abu abu dan rambutnya ia biarkan memanjang sampai bahu. Make up nya pun natural dan tidak tebal mengesankan bahwa Shalia sangat cantik sekarang.

Tanpa basa basi lagi, Andrian membukakan pintu mobil untuk Shalia dan mempersilahkannya masuk. Shalia pun mengucapkan terimakasih dan langsung memasuki mobil Andrian.

Seperti biasa, diantara mereka berdua tidak ada yang berani untuk membuka obrolan. Tapi kali ini Andrian memberankan dirinya untuk bersuara.

"Shalia."

"Andrian."

Ucap mereka berdua bersamaan, membuat mereka tertawa pelan.

"Lo dulu aja deh." ucap Shalia mengalah.

"Gue cuman mau bilang, elo malam ini cantik banget." kata Andrian seraya melihat ke arah mata Shalia.

Hal itu membuat Shalia tersenyum malu tapi ia sembunyikan dari Andrian.

"Elo malam ini juga ganteng banget. "

Andrian kini tidak fokus menyetir. Sial! umpat Andrian dalam hatinya.

Dan setelah Shalia mengatakan hal tersebut, keadaan kembali sunyi. Tapi tak lama kemudian mereka berdua telah sampai ke tempat tujuan. Setibanya mereka disana, entah kenapa Shalia merasa sedikit kedinginan. Seperti ada hawa aneh di dalam resto tersebut.

Resto Raflesia. Itulah namanya.

"Hey, ayo masuk. Ngapain bengong di situ?" ucap Andrian yang membuat Shalia tersadar.

Shalia yang tersadar langsung berjalan menyusul Andrian dan menggandeng tangan Andrian. Karena hal itu terjadi tanpa sepengatuhaan Andrian, alhasil ia mengeratkan gandengannya dan tersenyum bahagia. Tapi tidak dengan Shalia, ia sengaja menggandeng tangan Andrian tanpa ada perasaan apapun layaknya mati rasa.

Tampak dari kejauhan, Shalia melihat Amel dan Julio telah duduk bersama di suatu meja yang muat untuk empat orang. Ia pun memberitahu Andrian dan langsung menariknya ke arah mereka berdua.

SHALIA MAEZZURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang