5. Tali Sepatu

17 22 1
                                    

Hari silih berganti dan rasa kesal Shalia kepada Azka semakin membesar. Rasanya ia ingin mencabik cabik kulit Azka yang putih itu.

Masalah tentang Shalia yang terjatuh di depan teman temannya gara gara Azka, ia belom menasihati Azka sialan itu. Dan mungkin saja ia sudah melupakannya, tapi mana mungkin seorang Shalia Maezurra Keshwari melupakan masalah yang di akibat kan oleh musuhnya. Tidak mungkin.

"Sha, elo belom cerita lho tentang kenapa elo bisa jatuh dan ngumpet saat ada Azka." ucap Amel yang menyadarkan lamunan Shalia.

Mereka berdua sekarang berada di kantin, bukan artinya bolos tapi memang sekarang waktunya untuk istirahat bagi para murid yang kelaparan seperti Amel. Ia baru saja menyelesaikan acara makan baksonya bersama Shalia. Tapi setelah selesai makan, tak biasanya Shalia diam termenung dan melamun seperti ini. Biasanya dia akan langsung mengajak Amel ke kelas untuk mengerjakan tugas.

"Oh iya ya. Sory gue lupa, Mel. Hehehe." balas Shalia yang tersadar dari lamunan nya.

"Dihh, masa lupa sampe tiga hari. Tega lu ya Sha ama temen sendiri ngga mau cerita." ucap Amel dengan akting nangis nya.

Shalia yang melihat mimik Amel pun tertawa kecil dan melempar kotak tisu yang berada di dekat nya kepada Amel. Amel yang menjadi korban pun mengernyit kesakitan seraya mengelus-ngelus kepala nya yang terkena kotak tisu.

"Jadi gini ceritanya wahai Amelia Putri." ucap Shalia yang mulai mendekati badannya ke Amel sehingga membuat mereka bisa mencium bau ketek mereka masing masing.

Amel yang penasaran langsung diam untuk mendengarkan penjelasan Shalia dengan khidmat.

"Jadi hari Senin kemarin pas elo lagi ke wc itu, gue ditabrak ama Azka." kata Shalia.

"Hahhh??? Beneran?!" teriak Amel kaget bahagia saat mendengar ucapan Shalia. Dan bisa dibilang, ia sekarang menjadi pusat perhatian sekarang.

"Isshhh, diem napa woy." ucap salah satu siswa di ujung kantin disana.

"Elo sih, diem makanya. Gue lanjutkan ya. Jadi dia itu nabrak gw keras banget sampe kertas kertas yang gue pegang jatoh semua. Yaaa karena dia ngga bantuin gue malah ngeliat teros ke gue, yaa gue marahin ntuh anak. Lebih tepatnya gue bentak dia sampe mood gue menghilang drastis." ucap Shalia pelan.

Amel yang mendengar nya, tampak sedang memikirkan sesuatu. "Ooooo. Jadi itu alasan elo ngga mau liat Azka beberapa hari ini. Hahahaha lucu bet dah." ucap Amel sembari tertawa terbahak bahak. Shalia yang melihatnya hanya bisa mendoakan temannya itu cepat sembuh.

"Lebih tepatnya dia yang bikin gue jatuh kemarin gegara kaki nya yang sialan itu." ucap Shalia yang membuat Amel langsung terdiam tak berkutik.

Kata kata Shalia yang barusan membuat Amel gemetar bahkan saat ia ingin meminum es teh nya, tangan nya malah bergetar tak karuan.

"Beneran Sha?" tanya Amel khawatir.

"Iya, makanya gue benci banget ama dia." ucap Shalia kesal dan menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali.

Tak lama setelah Shalia bercerita, datang lah Andrian dan Julio. Mereka ber-empat adalah sahabat baik semasa SMP dulu sampai sekarang. Tapi sayang nya Andrian dan Julio berada di kelas Ips yang mana hanya bisa bertemu dengan mereka saat waktu istirahat saja.

Mereka berdua berjalan mendekati meja Shalia dan Amel dengan langkah cool mereka, dan tentu saja pandangan semua orang menuju ke meja mereka ber-empat. Karena ketua OSIS sekaligus ketua basket mereka ada di sana.

"Oy! Napa tu muka? Kusut banget dah." ucap Julio setibanya di dekat Amel.

"Mending elo jauh jauh deh, gue lagi ngga mood." ucap Amel kesal saat Julio telah duduk di samping nya.

SHALIA MAEZZURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang