Fun Afternon

181 14 20
                                    


Author's Note: Setelah setengah setahun akhirnya ada niat melanjutkan, ya sudahlah syukur kalo masih ada yang mau baca 😂


*******


Yibo yang sudah tiba di alamat yang dishare Haikuan diantar masuk oleh pelayan berseragam. Pemuda itu mengamati rumah temannya

"Kuan Ge!"

Haikuan yang tengah mengaduk adonan cream custard menoleh dan tersenyum.

"Halo, Yibo," sapanya tanpa menghentikan gerakan tangannya.

"Ada yang bisa Yibo bantu?"

"Tidak perlu, duduklah! Aku sudah menyeduhkan teh krisan untukmu, plus ada beberapa cemilan sembari kau menunggu."

Yibo bersorak senang ketika menemukan meja mungil yang dipenuhi berbagai kudapan dan satu poci penuh teh menunggunya di dekat kitchen counter di mana Haikuan sedang sibuk bekerja.

"Ini semua buatan Kuan Ge?" tanya Yibo yang sudah mencomot egg tart dan mengamatinya dengan antusias.

"Astaga Yibo, cuci tangan dulu!" kata Haikuan gemas.

"Oui Maman ...." sungut Yibo.

Yibo meletakkan kembali egg tart yang dipengangnya dengan wajah tertekuk lucu. Meskipun tampak enggan, pemuda cantik itu mengikuti juga perintah Haikuan. Setelahnya dengan ekspresi lucu Yibo menunjukkan kedua tangannya yang sudah itu ke arah Haikuan.

"Sudah boleh makan kue buatan Ibu?"

Melihat tingkah ajaib Yibo, Haikuan tersenyum manis.

"Sayangnya kue itu bukan buatanku. Beberapa hari yang lalu koleganya dage yang membawanya. Kebetulan sekali Yibo main ke sini, jadi bisa membantu kami menghabiskannya."

Yibo tidak menjawab karena ia tengah melahap kue tersebut. Pipinya menggembung lucu, dan wajahnya terlihat bahagia. Ah menyenangkan memang melihat Yibo makan, apapun terlihat nikmat dibuatnya, pikir Haikuan sambil mencicipi cream buatannya. Setelah dirasa pas, dia memasukkan cream custrad-nya ke dalam piping bag.

Haikuan mencuci tangannya setelah memasukkan piping bag yang terisi penuh itu ke dalam chiller. Setelahnya dia menyiapkan cooling rack dan melepaskan celemeknya. Sekarang tinggal menunggu adonan choux pastry shell matang dan mengisinya saja.

Haikuan pun duduk di seberang Yibo, kemudian menuangkan teh ke dalam cawan di depan adiknya baru mengisi cawannya sendiri. Senyumnya kembali merekah melihat didi-nya itu menghabiskan sebagian besar kudapan yang disiapkannya tadi. Hatinya menghangat, lega melihat Yibo sama sekali tidak berubah sejak perpisahan mereka bertahun-tahun lalu.

"Bagaimana perjalananmu?" tanya Haikuan setelah melihat Yibo menyeka mulutnya.

"Lumayanlah, sudah bukan rush hour, jadi macetnya tidak terlalu parah."

"Apakah sulit menemukan rumah ini?"

"Sama sekali tidak, malahan akan sangat susah untuk melewatkan rumah sebesar ini!"

Haikuan tertawa mendengarnya, "Iya, waktu pindah ke sini aku juga heran. Buat apa kami membutuhkan space sebesar ini?"

"Ingat apartemen kita dulu? Sepertinya ukurannya hanya seperempat dapurmu sekarang," kenang Yibo.

"Iya, ingat dulu setiap pagi kita harus sarapan bergantian karena hanya ada satu meja dan kursi?"

Yibo mengangguk-angguk bernostalgia, "Iya, yang paling Yibo sayangkan adalah kita tidak punya dapur yang memadai untuk Gege. Sebagai gantinya, Kuan Ge sering tinggal lebih lama di kelas dan membawakan Yibo apapun hasil eksperimen hari itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Budak Cinta, Wang dan Liu? (or the other way around)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang