61

1.4K 148 23
                                    







Bel pulang sekolah sudah terdengar di penjuru kelas. Satu persatu murid-murid TK keluar dari kelasnya, terlihat wajah ceria mereka saat berlari menuju orang tua nya masing-masing.

Sudah hampir 15 menit Johnny dan Ten menunggu di kursi panjang khusus penjemput, namun batang hidung anak sulung nya belum juga terlihat.

"Haloo imo samchon.." Dejun melihat kedua teman akrab orang tua nya langsung menghampiri mereka berdua.

"Haii sayang.." Ten tersenyum sedangkan Johnny mengusap kepala Dejun.

"Dery mana?" tanya Ten.

Dejun cekikikan pelan hingga gigi depannya yang ompong terlihat "Tadi Dery poop, jadi dia sekarang sedang digantikan popoknya sama Kim seonsaengnim"

Kedua pasangan itu saling menatap satu sama lain dan menghela nafasnya.

Tidak lama kemudian, orang yang dibicarakan muncul dan tangan mungilnya di genggam oleh Kim seonsaengnim.

"Mamaaa.."

"Daddyyyy.."

Bocah kecil itu sangat riang ketika bertemu kedua orang tua nya. Johnny dan Ten otomatis berdiri dan memberi salam bungkuk kepada guru anaknya.

"Bilang apa dulu sama guru Kim.." ucap Ten kepada Hendery.

"Terima kasih seonsaengnim.." Hendery membungkukkan tubuhnya.

"Sama-sama sayang.." guru Kim mengusap rambut mangkok anak muridnya.

"Maaf merepotkan.." sambung Johnny.

"Tidak apa-apa kok tuan.." kekeh guru Kim "nanti Dery kalau mau pipis atau poop belajar menggunakan potty training ya. Masa mau pakai popok terus.." sambungnya berbicara kepada Hendery.

Hendery hanya mengangguk dan cengengesan.

"Dejun ayo pulang sama-sama.." Hendery mengalihkan pandangannya.

"Hmm Dejun mau pulang menggunakan bus sekolah, bye Dery.." ucap Dejun melambaikan tangannya lalu berlari dengan kencang menuju bus yang sudah dipenuhi murid-murid yang akan diantar ke rumah nya masing-masing.

"Yasudah kita juga pulang yuk.." ucap Johnny sembari mengulurkan tangannya untuk mengendong Hendery.

Renjun dan Haechan ditinggalkan bersama Taeil di kantor, sebab kedua bocah kembar itu sangat menyukai sekretaris daddy nya itu. Terutama si bayi gembul Haechan, sangat suka mengendus-endus Taeil seperti boneka.

Hari ini langit cukup cerah, awan bewarna seputih kapas itu menggantung sangat indah diatas langit Gangnam. Disertai hembusan angin semilir menerpa wajah dan rambut Ten, membuat wajahnya semakin tampak manis dimata Johnny. Tangan pria asal Chicago itu perlahan membenarkan rambut Ten yang sedikit berantakan.

"Māmā, xiǎng chī huǒguō (Mama, Dery mau makan hotpot)" Hendery mengalihkan perhatian agar kedua orang tuanya tidak bemesraan didepan dia.

Ten sedikit tertawa dan memutar bola matanya dengan malas saat mendengar permintaan anaknya yang kerjaannya meminta hotpot terus.

"Reā kin ḥoth photh keụ̄ob thuk wạn, læ̂w oāh̄ār thaị l̀a? nānānthī daị̂ kin oāh̄ār thaị dûuay
(Kita hampir setiap hari makan hotpot. Bagaimana kalau makanan Thailand? sudah lama tidak makan makanan Thailand)" Ten mengisengi Hendery dengan bahasa Thailand, ia mencoba bernegosiasi kepada bocah itu.

Polaris [Part Of My Life] | Johnten (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang