65

1.6K 148 25
                                    








Hendery sangat sibuk menghitung jam yang menempel di rumah nya, ia tidak sabar menyambut teman-teman spesial yang akan datang ke rumahnya. Hari ini ia merayakan ulang tahun, bocah tengil itu tidak meminta ulang tahunnya dirayakan secara besar-besaran, hanya saja ia meminta Ten dan Johnny untuk membelikan nya kinderjoy sebanyak mungkin hingga memenuhi kolam renang plastik ukuran besar yang ada di playroom.

Tidak hanya Hendery, Haechan dan Renjun juga turut antusias menyambut ulang tahun hyung nya, mereka berdua daritadi malam sibuk melatih suara nya untuk menyanyi lagu ulang tahun.

"Tuala Echan badus kan mah? (suara Haechan bagus kan ma?)" mata bulatnya itu mengharapkan respon positif dari sang ibu yang menata kudapan diatas meja yang diletakkan di halaman belakang rumah nya.

"Bagus.." jawab Ten sembari mengusap kepala Haechan, lalu ia kembali masuk kedalam guna mengambil beberapa confetti untuk acara nanti.

Kemudian Renjun mendekati Johnny yang menyusun balon-balon berbentuk kuda poni, bocah itu tampak ingin menyampaikan sesuatu.

"Dedi, kalo injun ulang tahun lilinnya halus dua ya.." tutur nya dengan menunjukkan angka tiga di jari nya.

Johnny berjongkok menyetarakan tinggi nya dengan balita pecinta moomin ini dan tidak lupa membetulkan jari kecil anaknya "Iya, nanti kita beli lilin yang banyakkkkk sekali.."

"Aciikkkkkk (asik) Yeay!"

Renjun seperti nya tidak bisa melupakan ulang pertama nya yang begitu kacau, saat itu ia dan Haechan memperebutkan lilin. Padahal mereka berdua telah diberi lilin masing-masing namun masih saja menginginkan lilin satu sama lain.

Sedangkan di dalam rumah, Hendery daritadi mengikuti langkah Ten. Lelaki mungil itu tidak sadar anaknya berada dibelakang dirinya, hingga pada saat ia berbalik badan, wajah Hendery menabrak tubuhnya.

"Dery kenapa?"

"Papa Kun tadi nelpon, papa bilang dia tidak bisa datang ke sini.." tutur nya, raut wajah Hendery tidak bisa bohong jika dia saat ini sedikit sedih.

Baru-baru ini Kun disibukkan dengan cabang perusahaan yang baru di Inggris, hingga membuat nya kesulitan untuk pergi kemanapun.

Ten menghela nafasnya, berusaha memikirkan sesuatu agar Hendery tidak cemberut di hari spesial nya ini "Kan papa Kun tidak bisa datang karena sedang kerja, nanti setelah acara nya selesai, kita vcall sama papa ya.."

Hendery mengangguk mencoba mencerna omongan Ten. Walaupun kado dari Kun sedang berada di perjalanan, itu tidak membuat nya merasa senang. Merasakan ada sesuatu yang hilang didalam hati nya.

"Coba hyung rasa kue buatan mama.." Ten mengalihkan perhatian dengan memotong sedikit soft cake lalu menyuapkan nya ke Hendery.

"Enak!!!" seru Hendery.

"Ini resep nya dari papa Kun loh.." tutur Ten, rasa manis dari soft cake itu membuat mood Hendery sedikit membaik.

"Benarkah??"

"Iya benar, jadi Dery jangan sedih lagi ya. Masa pas ulang tahun muka nya kecut seperti sayur asam.."

"Hehe, iya. Dery tidak sedih kok.." ucap Hendery menunjukkan deretan gigi kecilnya.

"Sekarang kamu mandi, baju nya sudah mama siapkan.. jadi Dery tidak perlu berantakin lemari pakaian lagi." tutur Ten sedikit membungkukkan tubuh, kedua nya memegang lengan Hendery.

"Neeeeeee."

Bocah itu membalikkan badannya, namun mata nya tidak sengaja melihat ke arah Johnny yang masih berada di luar guna menyiapkan alat untuk memanggang daging sembari menjaga kedua adiknya yang rusuh.

Polaris [Part Of My Life] | Johnten (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang