Derasya hujan di pagi hari membuat beberapa orang jadi terhalang untuk melakukan aktivitasnya, berbeda dengan seseorang yang sedang duduk di kursi rodanya sambil menatap air hujan yang berjatuhan dari jendela kamarnya, baginya datang atau tidaknya hujan harinya akan tetap sama, dimana ia tidak pernah bisa menjalani aktivitas seperti orang pada umumnya.Roseanne park ia di nyatakan mengidam penyakit kanker 4 tahun yang lalu oleh Salah satu pihak rumah sakit, dulu rose semangat untuk melanjutkan hidupnya,ia rajin menjalani kemotrapi setiap minggunya tapi lama kelamaan ia mulai bosan dengan hidupnya yang tidak ada perubahan malah dokter menyatakan jika penyakitnya semakin parah dan berada di stadium akhir,hingga dua bulan terakhir ini rose sudah tidak bisa berjalan lagi karna kondisinya yang lemah mengharuskan ia menggunakan kursi roda.
Perlahan airmata rose turun di saat ia mendengar suara keluarganya yang lagi sarapan tanpa dirinya,semenjak rose tidak bisa berjalan lagi keluarganya malah membencinya mereka meganggap jika keadaan rose hanya membuat malu untuk mereka, hingga pada akhirnya rose selalu di marahi dan di pukul, mereka lebih menyanyangi lisa,adik rose yang beda satu tahun darinya.
Ceklek
Rose menghapus airmatanya ketika ia mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka.
"Rosie??? Sedang apa? " tanya orang yang baru datang ke kamar rose,rose melihat orang itu lalu ia menggeleng orang itu hanya tersenyum melihat rose,ia sudah tau bagaimana keadaan rose dan bagaimana perlakuan keluarganya padanya.
"sudah sarapan?" tanya orang itu lagi lalu rose kembali menggeleng.
"kenapa belum sarapan?" tanya orang itu sambil berjongkok di hadapan rose yang duduk di kursi rodanya."unni tidak perlu bertanya,unni pasti sudah mengetahui jawabannya kenapa" orang itu tersenyum mendengar perkataan rose,ia paham betul bagaimana sikap rose walaupun ia baru mengenalnya dua bulan yang lalu.
Orang itu ialah Jennie kim seorang dokter spesialis dan sekarang merangkap menjadi dokter pribadi untuk rose,mereka sudah cukup dekat karna jennie yang selalu merawatnya setiap hari,maka dari itu jennie menyuruh rose untuk memanggilnya unni karna ia masih lebih tua dari rose.
"tunggu sebentar ya" rose hanya diam melihat kepergian jennie dari kamarnya lalu ia kembali melihat ke arah luar jendela kamarnya.
jika tidak ada jennie mungkin ia tidak akan makan seharian, karna keluarganya tidak akan ada yang peduli dengannya.
"ayo makan dulu setelah itu minum obat ya" kata jennie sambil meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja kecil yang ada di kamar rose.
.
.Siang ini seperti biasa rose hanya akan berada di kamarnya,rose kembali melamun melihat keluar jendela,tadi ia sedang tidur tapi ia terbangun ketika merasakan nyeri di dadanya hingga membuatnya terbangun dari tidur siangnya.
"mau jalan jalan keluar?" tanya jennie yang tiba tiba masuk ke kamar rose setelah tadi ia pergi sebentar karna ada urusan mendadak.
"apa appa tidak akan marah jika aku keluar?" tanya rose lalu jennie tersenyum sambil menggeleng.
"unni sudah meminta izin pada orang tuamu, lagian mereka juga sedang tidak di rumah" rose megangguk mendengar jawaban jennie.
Jennie berjalan ke arah lamari rose mengambil mantel untuk rose pakai karna di luar masih cukup dingin apalagi tadi pagi baru hujan deras.
"pakai mantel dulu ya" kata jennie sambil memakaikan mantel yang ia ambil di lemari pada rose, setelah selesai memakaikan mantel untuk rose jennie menyisir sedikit rambut blondenya.
"sudah cantik" kata jennie menunjukkan gummy smilenya hingga rose juga ikut tersenyum melihat senyuman jennie.