74. Perselisihan

452 121 167
                                    

"Seonwoo masih belum menghubungi, dia juga tidak mengangkat telepon dan membalas pesanku," balas Sojung lesu. Wanita itu sedang mengadukan keluh kesahnya tentang sang adik pada Seokjin melalui telepon.

"Mungkin dia hanya sibuk," balas Seokjin menenangkan.

"Satu minggu tidak diacuhkan, apa sibuk benar-benar alasan yang masuk akal? Seonwoo tidak pernah begini sebelumnya. Dia sebisa mungkin membalas pesanku secepatnya walau sibuk, tapi sekarang ...."

Di seberang telepon, Seokjin menghela napas panjang. "Adakalanya kakak-adik bertengkar, itu wajar. Mungkin dia memang ... masih marah, tapi percayalah, itu tak akan berlangsung lama. Dia tidak akan tega mendiamimu terlalu lama. Coba saja tunggu beberapa hari lagi."

Mau tak mau Sojung menunggu beberapa hari lagi dalam kegelisahan. Wanita itu berulang kali mengecek ponsel, berharap Seonwoo mengirimkan pesan untuknya, tapi nihil. Pria itu ternyata benar-benar serius saat bilang tak akan mau bicara lagi pada Sojung. Bahkan, keesokan paginya setelah mereka bertengkar, Seonwoo tidak bicara, kecuali pada dua keponakannya. Harusnya pun, Seonwoo menginap tiga hari di rumah Sojung, katanya karena setelah menikah, mungkin dia tak akan bisa sering datang lagi, tapi karena pertengkaran itu, Seonwoo kembali ke Seoul sehari lebih cepat tanpa berpamitan pada Sojung.

Seonwoo, sampai kapan kau akan mendiamkanku?

Seonwoo, kalau sampai minggu depan kau masih tidak menghiraukan aku, aku akan ke Seoul dan menemuimu langsung!

Seonwoo, jangan seperti anak kecil!

Nyaris dua minggu sudah pesan Sojung hanya dibaca, dan teleponnya diabaikan.

Seonwoo, besok aku berangkat. Sampai jumpa di Seoul.

Setelah dua minggu, akhirnya Sojung memutuskan untuk pergi.

Sejujurnya, Sojung tidak terlalu ingin mendatangi kota metropolitan itu, tapi Seokjin ikut andil dalamm membujuk wanita itu agar mau ke Seoul demi bisa menemui Seonwoo dengan mudah, dan demi agar Sojung dan anak-anaknya bisa melepas rindu dengan Seokjin yang tertahan di kota itu tanpa bisa ke mana-mana karena pekerjaan.

"Lagi pula, tiga hari lagi Seonwoo akan menikah. Kau memangnya tidak mau datang ke acara pernikahan adikmu sendiri?" Begitu kata Seokjin kemarin sore.

Ya, sejak awal, Sojung memang tidak berencana datang ke Seoul dan menghadiri pernikahan Seonwoo yang dilaksanakan empat bulan setelah pertunangan digelar. Sebagai gantinya, Sojung akan bertemu Seonwoo sebelum pernikahan dilangsungkan. Namun, karena pertengkaran tak terduga itu, terpaksa Sojung yang mendatangi sang adik untuk memastikan bahwa Seonwoo sebenarnya tidak terlalu marah, memastikan bahwa mereka bisa berbaikan dengan mudah, dan ... melihat Seonwoo dari dekat sebelum pria itu melepas masa lajangnya.

Akhirnya, Sojung setuju. Wanita itu bersedia pergi ke Seoul dan akan menemui Seonwoo keesokan harinya karena pria itu tak kunjung merespons sang kakak.

Beberapa menit kemudian, satu pesan masuk. Sojung buru-buru membuka pesan itu saat melihat nama Seonwoo tertera di layar ponsel. Wanita itu senang bukan kepalang saat akhirnya sang adik membalas, tapi ... ekspresi bahagia itu tak bertahan lama begitu pesan dibaca.

Jangan datang kalau masih berhubungan dengan laki-laki itu.

Akhirnya Sojung membalas, Apa hubungannya seorang kakak yang ingin bertemu adiknya dengan hubungan asmaraku? Berhentilah membuat-buat alasan untuk menghindar!

Aku benci kau yang tidak mau mendengarkan aku dan tidak peduli pada kekhawatiranku, balas Seonwoo, permintaanku itu bukan tanpa alasan, Kim Sojung.

Bukan berarti kau bisa mengabaikan aku! Ayolah, kau hanya terlalu berprasangka buruk pada Seokjin. Sampai saat ini, kekhawatiranmu tidak terjadi, jadi jangan terlalu berlebihan!

PANASEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang