09. Jatuh Cinta

488 86 0
                                    

Kami sampai di Istana setelah menempuh tiga puluh menit perjalanan. Ashlan menerangkan beberapa hal yang harus ku lakukan saat nanti bersaksi.

Aku menatap bangunan di depanku. Istana Kerajaan Dylon yang sangat megah. Aku tersenyum lebar. "Wah! Ternyata Istana sebesar ini?"

Ashlan menatapku, "Kamu tidak pernah ke Istana?"

Aku menggeleng lalu menatap Ashlan, "Aku tidak punya kepentingan di Istana. Sudah pasti jika kesini langsung di usir."

Kami berjalan beriringan memasuki Istana, halamannya seluas Stadion Bola Internasional

Aku tidak henti - hentinya mengagumi banyaknya ornamen kuno yang ada pada dinding. Aku cukup terkesan dengan penulis, dia bisa berkhayal semulus dan sebagus ini? Luar biasa!

Aku melihatnya, seorang perempuan yang tengah terikat tepat di pusat halaman Istana. Aku menarik baju Ashlan. "Tuan...itu..."

Ashlan menatap ke arah pandangku dan mendengkus, "Ratu brengsek. Itu dia."

Aku menatap wajahnya yang emosi, "Tuan...boleh kah saya memberinya minum?"

"Kamu gila?"

Aku memanyunkan bibir, lalu menatap Ratu dengan iba. Dia nampak kehausan dan kelaparan. Seperti orang jalanan yang hampir sekarat. "Kasihan..."

"Biarkan saja dia begitu. Wanita itu akan mati sebentar lagi."

"Jahat banget sih.."

Aku menatap Ratu sekali lagi sebelum akhirnya mengekori Ashlan memasuki Istana.

Saat aku berkata Istana sangat luas, aku tidak berbohong. Sekarang baru di Aula Istana, tapi kakiku sudah mau copot.

Akhirnya aku menyeret langkahku. Mau bagaimana lagi? Ini benar - benar membuatku lelah.

"Tuan....tunggu..."

Agaknya suaraku tak terdengar Ashlan, jadi ku panggil lagi. "Tuan Ashlan!"

Ashlan menoleh ke arahku. Namun jarak kami sudah cukup jauh sekarang. "Kenapa kamu lamban sekali? Cepat kesini."

"Aku lelah!"

Ashlan melotot, bukan karena aku bilang bahwa aku lelah. Tapi karena aku terduduk dengan wajah masam di lantai Istana. Para prajurit dan pelayan yang lewat menatapku sambil menahan tawanya.

Ashlan menghampiriku. "Cepat berdiri!"

"Tidak mauuu!" Aku menggoyangkan badanku sendiri, ini memang terlihat seperti anak kecil. Tapi aku benar - benar lelah.

"Cepat gendong aku!"

Ashlan menatapku horror, "Gadis ini..." Katanya dengan geram.

"Aku lelah, bodoh!"

Mendengar umpatan yang aku ucapkan, Ashlan segera mencubit pipiku dengan kejam. "Baiklah, tunggu sebentar."

Ashlan menatap dua orang prajurit di dekatnya. Ku pikir dia akan menyuruh prajurit itu, kan? Hmm...tidak buruk, mereka tampan.

"Bawa dia ke hadapan sang matahari kerajaan!" Ashlan berkata tegas dengan memerintahkan prajurit itu.

Awalnya mereka bingung. Aku tidak tahu kenapa mereka bingung dan terdiam, tapi karena mereka yang lamban, mereka akhirnya mendengar suara ketus Ashlan. "Kalian tuli?!"

"Maafkan kami!" Sahut mereka serempak.

"Heh? Ada apa ini? Tuan!"

"Diam! Kamu bilang lelah, kan?"

Arsya : The Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang