🌷🌷🌷"Kakak balikin sandal akuq " Teriak Silvia dengan lebainya.
" Halah sandal udah jelek gini " ejek seorang pemuda yang terus berlari karena Silvia terus mengejarnya.
Karena tidak seimbang Silvia pun jatuh dengan tidak estetik nya.
" Ish.. Hua.... hiks... hiks Hua....... " Silvia menangis meraung memegangi lututnya yang lecet."Cup.. cup. .cup..thayang..".pemuda yang semula menjahilinya segera membawa Silvia kedalam gendongannya dan membawakan ke kamarnya.
Sesampainya di kamar pemuda itu merebahkan tubuh Silvia di Sofa kamarnya, lalu ia berjalan mendekati lemari dan mengeluarkan kotak P3k, sedangkan adik kesayangannya kini meraung-raung dan menyalahkan dirinya.
"Hiks..Ini semua gara-gara kakak hiks..., pokoknya salah kakak ".Silvia menangis sengukan dengan berbicara tidak jelas sedangkan sikakak mengeleng-geleng heran menatap Silvia.
" Dasar kakak bau kentut belum mandi ". Racau tak jelas Silvia dan Erlan hanya diam saja karena sudah hafal dengan sifat adik prempuanya ini.
" Siniin kakinya kalau sakit jangan ditutupin gitu, nanti kalo ngak diobati biasa infeksi Sil " Sang kakak mencoba memberi pengertian pada Silvia yang malah menyembunyiakan lukanya tidak mau diobati.
" Ngak mau, nanti perih. Lagian badan udah kaya badak gitu jailin terus adiknya, sebagai kakak yang baik itu seharusnya menjadi panutan untuk adiknya. Agar adiknya nanti tidak mencontoh kelakuan nya yang kaya kuda " ucap Silvia seolah memberi pengertian dengan polosnya tak lupa hidung dan matanya yang masih memerah.
" Kamu makanya kalau jadi adik jangan jail juga dong tau kan rasanya dijailin, salah siapa tadi lampu kamar mandi kakak malah dimatiin padahal kan kakak mu yang ganteng ini lagi cuci muka untuk menghilangkan daki ".elak Kakanya itu.
" Hihi lagian lucu sih muak nya putih gitu banyak sabun hahahah ".Kakaknya menatap sebal Silvia.
" Erlan yang ganteng ,sabar..." Erlan kakanya itu mengelus dadanya sabar menghadapi kelakuan polos laknat adik perempuan nya itu.
"Yaudah sini kakinya ".Erlan mengobati paksa Silvia yang membuat Silvia pasrah karena tidak mau lukanya makin parah karena memberontak.
" Kamu tau ngak kaya gitu itu ngak baik, kamu udah besar Via ngak kaya dulu. Kamu harus tau mana yang salah mana yang benar, kalau mata kakak sampai sakit karena sabun gimana? kamu emangnya bisa ngobatin " Erlan mencoba mengoda sekaligus menasihati Silvia lantaran ia masih kesal dengan kejailanya.
Namun dugaan Erlan salah, Silvia hanya mendunduk diam yang membuatnya curiga apalagi melihat pundak Silvia yang samar2 bergetar.
Erlan mengangkat wajah Silvia perlahan namun ditepis pelan oleh sipemilik, Karena tidak mau bertele-tele Erlan mengangkat paksa dagu Silvia. Dan benar wajah cantiknya sudah penuh dengan air mata dengan hidung kembang -kempis dan bibir yang begetar.
Bukannya merasa kasihan Erlan semakin gencar menjahilinya. Erlan melepaskan tangannya dari dagu Silvia lalu memasangkan perban pada kaki Silvia sambil mengoceh.
" Orang dewasa itu harus kuat mentalnya kalau ngak nanti gimana kalau nanti kerja atau menikah , Kewajiban tambah berat dan Keras. Iya memang kita manusia yang punya kelelahan ataupun kesedihan tapi kalau dikit-dikit nangis gimana nanti kalau ngak ada yang mau sama kita ".Bibir Silvia melengkung kebawah mendengar ucapan Erlan yang sama dengan Ayahnya bedanya nasehat Ayahnya lebih keras bahkan membading-bandingkan dirinya dengan anak teman pebisnisnya tak jarang juga main tangan yang membuat Silvia takut kepada Ayahnya.
Tiba-tiba kepala Silvia menjadi pusing dengan air mata yang meluncur terus menerus padahal sudah sekuat mungkin dia tahan.
Erlan selesai mengobati kaki Silvia ia mendokakan kepalanya dan melihat reaksi Silvia yang membuatnya bersalah. Huft... sepertinya dia sudah kelewatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Girlfriend
Random" Bara beliin eskrim dong! " Pekiknya girang, Silvia menunjuk salah satu pedagang kaki lima. "Ngak boleh kamu kan lagi pilek " Bara menolak mentah-mentah ajakan Silvia, ia memutar otaknya untuk mengalihkan pembicaraan karena ia tahu gadis itu akan...