Part 4.

38 2 0
                                    

🌷🌷🌷

Silvia mengerjabkan matanya pelan, matanya mulai menyimpit heran.

Kepalanya memiring ,menagkap jam diatas meja samping kasurnya, dilihatnya sudah 2 jam ia menunggu para abang dan sahabatnya latihan bela diri.

Hoaammmm.....

Silvia menguap pelan sepertinya dirinya ketiduran dikamar.

Kakinya berjalan gontai-gantai kekamar mandi, tangannya mengambil handuk pink yang digantung di depan kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Silvia berubah semangat, kakinya mulai melompat-lompat ringan menuju kamar ganti.

"Cocoknya pakai apa ya? " Silvia mengelus dagunya dengan mata menelusuri isi lemari.

Tangannya menagkap sebuah dress merah selutut dengan lengan yang tidak terturup.

"Ini terlalu sexy "

" Ini terlalu cupu " Silvia bergidik ngeri melihat tubuhnya memakai baju model lama dari mamanya yang masih pas dan bagus ia pakai.

" Ini aja deh "Silvia memakai baju putih polos lengan pendek dengan celana jins warna biru.

Kakinya mulai berjalan ke meja rias dengan banyak alat kecantikan.

Dipolesnya bibir mungil itu dengan lipstik merah jambu, bedak tipis, eyeliner dan mascara.

Dengan semangat membara Silvia menarik asal tas berwarna hitam di lemari, tangannya mulai mengibas-ibaskan rambutnya sendiri sesekali bergaya.

"Perfect ".

Tapp... tappp...

" Abang ayo berangkat kemall!! "Silvia mengedarkan pandangannya sekitar ruang latihan.

Ia meringis pelan saat tidak menemukan para abang laknat dan sahabatnya.

" Abang " Kepala Silvia menyembul dibalik pintu ruang tamu dan tidak menemukan apapun.

"Abanggg!!! " Silvia mengentak-hentakan kakinya saat tidak menemukan Abangnya padahal kakinya sudah keliling rumah saat ini.

"Ekhmmm" Suara berat berasal dari belakang Silvia itu membuatnya mengela nafas berharap itu Abangnya. Perlahan ia menoleh dan siap untuk mengoceh kepada sipelaku yang berani-beraninya akan meninggalkan dirumah tanpa menunggunya.

" Abang tadi kemana tadi Silvia udah ca-r.. i " Silvia menghentikan mulutnya saat melihat orang yang berada didepannya bukan abangnya melainkan Seno yang masih memakai baju tidur.

"Loh ngapain Ayah kesini, katanya sakit"
Silvia mengaruk tengkuknya bingung melihat Sang Ayah berada dibelakang rumah sendirian.

"Ayah mau kerja sekalian lihat Revan" Kata Seno singkat, badannya dengan santai duduk disalah satu kursi yang sengaja disediakan disana.

"Wisss sekarang Revan makin gendut ya"
Silvia menekan-nekan pelan akuarium Arwana super red yang tampak lebih besar dari sebelumnya.

Silvia menoleh kearah Ayahnya yang menyesap teh dengan komputer dimeja,
Ya memang dibelakang rumah itu ada ruangan yang bisa dibuka dengan pintu besar sebagai tembok.
Maaf ya, ngak nyambung🤭.

"Ayah " pangil Silvia pelan.

"Hmmm " Seno bergumam pelan tanpa menolehkan pandangannya dari komputer.

"Ehehehe tadi uangnya buat Silvia kan "
Silvia menatap binar Seno.

"Iya " Jawab Seno padat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Childish GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang