2 tahun yang lalu.
Pada jam istirahat, semua siswa/i berkeliaran disekitar sekolah. Itu adalah saat yang pas untuk memanjakan perut mereka di kantin.
Di ujung kantin, ada seorang siswi yang sedang membaca novel dan menyendiri.
Ya, dia Anara Putri Windara. Gadis yg terkenal pendiam dan suka menyendiri. Tidak punya sahabat maupun pacar.
"Anara" panggil salah satu siswi. Anara pun menoleh ke arah sumber suara itu. Dan ia menemukan Sinta teman sekelasnya.
"Lo disuruh ke ruangannya Bu Mega" jelas Sinta.
"Ha? Ke ruangan Bu Mega? Ngapain?" Tanya Anara pelan.
"Ya, mana gue tahu"
Anara pun beranjak dari kantin menuju ke ruangan Bu Mega. Meninggalkan nasi gorengnya yg baru saja datang.
***
Sesampainya di ruang Bu Mega, Anara melihat seorang siswa sedang berbicara dengan Bu Mega. Anara pun menunggu di ambang pintu yang terbuka.
Dan terlihat jelas wajah seorang siswa tersebut yang sedang tertawa, padahal ia sedang dimarahi oleh Bu Mega. Melihat itu, membuat hati Anara deg-deg an sendiri.
Tidak lama kemudian siswa itu pun keluar dan berpapasan dengan Anara.
Anara hanya menunduk gugup dan mempersilahkan siswa itu lewat duluan.Anara pun masuk ke ruangan Bu Mega yang terlihat sibuk. "Permisi Bu. Ibu memanggil saya ya?" kata Anara sopan.
"Oh ya, Anara tolong ibu untuk membawa buku-buku ini ke perpus ya. Jangan lupa mengecek daftarnya juga." Suruh Bu Mega sambil menunjuk buku yg tertumpuk diujung mejanya.
Anara tertegun melihat tumpukan buku yg banyak, cukup menutupi wajah mungilnya.
"Tunggu apa lagi?! Cepetan Bawak buku itu ke perpus!" Bentak Bu Mega.
Sentak membuat Anara langsung mengambil semua buku itu sekaligus. Alhasil wajahnya tidak dapat melihat dengan jelas karena tertutup tumpukan buku. Ia malas jika harus bolak-balik ke ruangan itu lagi.
Ya, ruangan itu cukup menyeramkan karena Bu Mega adalah guru BK, dan pengurus Perpustakaan, serta Pembina OSIS. Tidak heran jika Bu Mega selalu sibuk. Dan untuk siswa tadi, ia adalah salah satu pengurus OSIS.
"Kenapa harus aku sih, padahal kan banyak anak OSIS yg lagi santai-santai" —Batin Anara
Karena asik menggerutu, Anara tidak melihat jalan dengan benar dan...
Bruukk....
Ia jatuh karena tali sepatunya yg lepas. "Aaah sakit" kata Anara sambil mengelus lutut kakinya.
Tak sadar seseorang datang dan sedang jongkok dihadapannya.
"Lo gak papa?"Membuat Anara mendongak dan melihat siapa yg sedang dihadapannya.
"....."
"Sini gue bantuin" pintanya sambil mengulurkan tangan.
Tanpa disadari Anara menggapai tangan itu dan berdiri. Ia terlihat terkejut dan terpesona.
"Kalo gak kuat, minta bantuan orang lain dong." Katanya sambil menyusun buku-buku yg berserakan dilantai.
Melihat itu, Anara langsung sadar dan membantu menyusun buku-buku itu.
"Ini mau bawa kemana?" Tanyanya yg ingin membantu Anara.
" Emm ke.. ke.. perpus" jawab Anara gerogi.
Tiba-tiba ada seseorang yg memanggilnya. "Gii. Lo ngapain disitu. Ayooo buruaan!! Jangan gerepek-gerepek cewek mulu lu" Panggil temannya dari kejauhan.
"Apaan sih jir. Lo duluan aja ntar gua nyusuuull" teriak dia.
Lalu dia berjalan duluan, dan Anara hanya membuntutinya sambil menunduk. Ia mengingat kejadian ketika ia terjatuh tadi. Untung saja dikoridor itu tidak ada orang, jadi ia gak malu-malu banget.
Sepanjang perjalanan ada beberapa siswa/i yang melihatnya, namun Anara hanya menunduk saja berusaha tidak peduli dengan tatapan mereka.
***
Sesampainya di perpustakaan, dia pun meletakkan buku-buku itu di meja dan langsung ingin pergi."Tu-tunggu!" Ucap Anara gugup, membuat dia menoleh ke arah Anara.
"Ma.. makasih ya" ucap Anara memberanikan diri.
Dan dia hanya membalas dengan senyuman lalu pergi, membuat hati Anara tidak karuan.
Setelah dia pergi, Anara menyadarkan diri lalu membereskan buku-buku itu dan tidak lupa mengecek-ngecek daftar buku itu. Agar dia cepat-cepat kembali ke kelas dan juga segera pulang.
***
Itu adalah hari dimana Anara merasakan rasa suka yang begitu dalam untuk pertama kalinya. Dimana hari itu adalah hari istimewa yang tak pernah ia lupakan.Ketika ia mengetahui bahwa ia meyukai dia. Anara hanya diam dan memilih untuk menjadi pengagum rahasianya.
Anara ingin hanya dia dan Tuhan tahu akan perasaannya. Mencintai dalam diam menurutnya cukup seru dan juga menyakitkan.
Banyak rasa sakit yang harus ia tahan. Rasa sakit yang ia tahan ketika melihat dia pacaran dengan wanita lain, rasa sakit yang ia tahan ketika dia tidak pernah melirik Anara sama sekali, dan lain sebagainya.
Rasa sakit yang tak tertahan padahal bukan siapa-siapa. Rasa cemburu yang dalam padahal dia tidak menganggap Anara ada di kehidupannya.
Itulah yg selalu dirasakan dan dipikirkan Anara 2 tahun terakhir. Anara menyadari bahwa dia memang friendly ke semua orang bukan hanya ke Anara saja.
Ibarat dia bulan, dia menyinari seluruh makhluk bumi bukan hanya satu makhluk saja.
Pada akhirnya, ia memilih untuk mundur dan menjadikan itu sebuah pelajaran bahwa "Jika ingin mencintai, beranilah untuk menampakan diri"
***
Holaaa semuaa
Gimana?
Menarik kan?
Ini masih prolog loh, jadi pantengin terus ya cerita ini!Jangan lupa support cerita ini dengan vote ya!!
Dan juga follow akun aku untuk melihat cerita-cerita seru lainnya!
Jangan sampai ketinggalan!!Thanks gaes^^
![](https://img.wattpad.com/cover/278692079-288-k875670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer | Dear A
Teen Fiction"Dia yg buat gua bisa merasakan rasa suka yg begitu candu, dan juga rasa sakit yg begitu dalam. Ternyata seru juga menjadi pengagum rahasia nya" -Anara Putri Windara *** Ini cerita tentang gadis yg bernama Anara Windara Putri. Gadis yg terkenal pend...