0.4

376 30 6
                                    

Selamat Membaca

Waktu makan siang sudah datang saat namjoon baru saja keluar dari ruang meetingnya untuk membahas grup training baru yang akan debut tahun ini.  Ia berjalan menuju ruangannya untuk menyantap bekal yang telah di siapkan oleh istri tercintanya. Sesekali ia menyapa dan tersenyum kearah beberapa karyawan yang berpas pasan dengan dirinya.

Meski terkenal berwibawa dan berkharisma, namun namjoon juga terkenal akan sifat ramah dan baiknya kepada semua orang. Itu juga yang menjadi penyebab banyak karyawan yang betah bekerja di bawah pimpinan namjoon.

Belum sampai namjoon di ruangannya, langkahnya harus terhenti saat mendengar seseorang meneriakkan namanya.

" KIM NAMJOON SII " dengan spontan namjoon berhenti dan membalik badan untuk melihat siapa yang memanggil namanya itu.

Ia menggelengkan kepala saat melihat seseorang yang menjadi pelaku peneriakan namanya tadi itu sedang berlari kearahnya. Hey,, dia kira ini dimana dengan seenaknya saja lari lari seperti di lapangan bola.

" jangan berteriak bodoh, kau tidak lihat semua karyawan melihat kearah kita " umpat namjoon, sedangkan orang itu hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh.

Kini keduanya berjalan beriring menuju ruangan namjoon.

" ya! jung hoseok, kau mau memintak bekal ku lagi eoh? " tanya namjoon sedikit kesal.

Bukan apa apa ia kesal seperti itu,masalahnya orang yang bernama hoseok itu sering sekali meminta bekal milik namjoon seperti anak tk yang selalu saling menukar bekal.

" enak saja menuduh ku seperti itu, kau tidak lihat di tanganku sudah banyak berisi kantong makanan tau. Jadi kau tak perlu khawatir jika jatah makan siang mu berkurang " elak hoseok, namjoon sendiri hanya mendengus saja mendengarnya.

" lalu kenapa kau ikut masuk keruangan ku juga? bukankah dirimu juga memilik ruangan sendiri tuan jung " ucap namjoon, kini mereka berdua sudah berada di dalam ruangan milik namjoon.

Hoseok hanya mengangkat bahunya tak peduli dan lebih memilih mendudukkan dirinya di sofa yang berada di ruangan itu dari pada menanggapi perkataan namjoon.

" hey jawab bodoh. " umpat namjoon lagi.

" tuan kim yang terhormat berhentilah mengumpat seperti itu, ingatlah sekarang kau itu sudah menjadi seorang ayah " ujar hoseok, sambil sibuk menyiapkan makan siangnya itu.

Namjoon juga memilih duduk di sebelah hoseok dan mulai membuka bekal makan siangnya. " tidak ada hubungannya mengumpat dengan status menjadi seorang ayah " ucap namjoon malas dan mulai menyuap bekalnya itu.

" iya juga sih, tapi aish sudahlah apa pula peduli ku " keluh hoseok dan memulai acara makan siang siangnya.

" ada masalah apa lagi sekarang? " tanya namjoon.

Jujur saja namjoon sudah mengerti memgapa patner kerja sekaligus sahabatnya ini memilih makan siang bersamaan dengan dirinya. Mereka bersahabat bukan setahun dua tahun, melainkan sudah dari mereka kecil. Jadi tak bisa di pungkiri jika mereka sudah saling mengenal watak masing masing.

Hesok menghembuskan nafasnya kasar, nampak sekali lelaki itu sedang memiliki masalah.

" aku bertengkar dengan eunbi " ucap hoseok pelan tapi masih bisa namjoon dengar.

" masalahnya? " tanya namjoon.

" entah lah, aku juga sebenarnya bingung mengapa akhir akhir ini kami sering bertengkar. Padahal seharusnya di usia hubungan kami yang sudah lama ini membuat hubungan kami menjadi tambah kuat, tapi aku merasa semakin kesini hubungan kami semakin menjauh " jelas hoseok, kini ia sudah tak berminat lagi melanjutkan makan siangnya.

Namjoon menghela nafasnya dulu, sedikit banyaknya ia mengerti masalah yang sedang di alami oleh sahabatnya itu.

" aku tidak bisa berbuat banyak untuk hubungan kalian, karena itu semua yang menjalani kalian. Semakin lama kita menjalin hubungan tidak bisa menjamim bahwa hubungan kita itu akan selalu baik baik saja. Kau bisa melihatnya contohnya padaku dan juga jina dulu sebelum kami menikah. Aku juga pernah berada di posisi seperti dirimu. Bertengkar karena alasan yang tidak jelas dan salah paham, itu semua wajar di setiap hubungan. Itu hanya tergantung bagaimana cara kita menyikapinya saja hoseok ah. " ujar namjoon panjang lebar.

" aku juga mengerti namjoon ah, tapi aku rasa akhir akhir ini komunikasi kami juga kurang baik satu sama lain" keluh hoseok lagi.

" kalian itu terlalu memikirkan ego kalian masing masing. Lebih menunggu pasangan kalian yang mengabari dulu dari pada harus menggabari duluan. Bukan seperti itu cara menjalin hubungan yang baik. Dan juga aku melihat kau lebih sering lembur berlatih, mungkin saja eunbi merasa kau sudah tidak peduli lagi padanya dan bisa juga sebaliknya. Dengan kata lain kalian saling berpikir jika pasangan kalian itu sudah tidak peduli lagi pada hubungan kalian, dan berakhirlah dengan menahan diri untuk tidak saling memberi kabar mau pun pesan " ucapan namjoon itu cukup membuat hoseok sadar akan kesalahan di dalam hubungannya itu.

" kurasa kau benar, ahhh semoga saja hubungan kami masih bisa diperbaiki" harap hoseok.

Namjoon menepuk bahu sang sahabat guna memberi semangat. " aku yakin kalian bisa, aku tau kalian itu saling mencintai " ucap namjoon sambil tersenyum.

" terima kasih namjoon ah, tidak sia sia aku curhat kepada papa seorang kim jimin ini " ucap hoseok membalas senyum namjoon.

Namjoon terkekeh mendengar penuturan hoseok tadi, dia jadi merindukan mochinya itu karena mendengar namanya.

" kau membuat aku merindukan mochiku hoseok ah " ucap namjoon

" haha lihat lah kim namjoon ini kini telah menjadi bucinnya si mochi kecil" gelak hoseok.

' TING '

Sebuah notif masuk ke dalam ponsel pintar milik namjoon. Namjoon segera membuka notif itu setelah melihat dari siapa  notif itu berasal.

" astaga, aku semakin merindukan nya kalau begini " pekik namjoon, setelah melihat isi notif tersebut.

" apa?  Kenapa?  Siapa yang mengirim pesan? " tanya hoseok penasaran, apalagi melihat wajah namjoon yang tampak jadi lebih cerah dari sebelumnya.

" jina mengirimkanku vidio jimin yang sedang belajar bediri dan berjalan dan itu sangat mengemaskan hoseok ah " jawab namjoon.

" benarkah??  Wah mana coba ku lihat aku sangat merindukannya juga" seru hosoek semangat.

Namjoon segera menyerahkan ponselnya kepada hoseok dan hoseok segera melihat vidio itu

" ya ampun kenapa jiminie ku sudah besar saja sih?! aish ini gara gara kau memilih rumah di pinggirankota membuat ku susah untuk bertemu mochi ini " kesal hoseok kearah namjoon, tapi langsung tersenyum kembali saat melihat vidio jimin di ponsel namjoon.

" kenapa jadi salah ku?  Jika kau ingin melihatnya tinggal datang saja susah sekali " ucap namjoon tak terima di salahkan begitu saja.

" terserah mu saja, pokoknya aku akan ikut kerumah mu nanti. Aku juga mau membelikan jimin hadiah. Pokoknya aku harus bertemu mochiku hari ini " tegas hoseok.

Namjoon hanya mengelengkan kepalanya mendengar perkataan hoseok tadi. Sepertinya pesona putranya itu tidak main main dan ia juga yakin jika jimin sudah besar maka ia akan menjadi rebutan para wanita di luar sana seperti dirinya dulu.

" yaya sesuka mu saja, nanti akan ku beri tau jina jika kau akan datang berkunjung " ucap namjoon dan langsung di sambut pekikan senang dari hoseok.

Sepertinya pria bermarga jung itu sudah lupa dengan masalahnya dan sang kekasih karena malaikat kecil yang mirip mochi itu, siapa lagi kalau bukan kim jimin.

     


💫💫💫


Hai...

Aku balik lagi, makasih buat yang udah vote ya.
Semoga kalian suka, dan mau beridukungan terus buat aku.

Love all

Minjinaaa💜

To be continued

Namjoon family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang