Di suatu kelas yang tenang, padahal tidak. Terdapat seorang siswa yang tanpak rajin menulis dibukunya. Walau kelasnya yang kacau balau karena para guru yang tengah mendatangi rapat dia tidak begitu peduli dengan keadaan kelasnya. Dia berpikir kalau kelas yang rusuh adalah tugas dan kewajiban dari perangkat kelas, jadi tidak ada urusan dengannya untuk menenangkan teman sekelasnya.
Dia menulis terus dibuku tulisnya. Berusaha menyelesaikan tugas pemberian dari junior yang disukainya. Disaat yang bersamaan salah satu teman sekelasnya menyenggol meja miliknya yang membuat bukunya memiliki coretan yang cukup panjang.
Baji menatap kesal dengan seseorang entah siapapun itu karena telah menggangu dirinya yang tengah serius mengerjakan tugas-tugasnya. Baji langsung berdiri dan menarik kerah pemuda yang tadi menyenggol mejanya.
Dia melepaskan ikat rambutnya dan juga kacamatanya yang mengakibatkan pemuda yang tengah sial itu merinding. Bagaimanapun Baji terkenal dikalangan anak berandalan disekolahnya. Walau sudah mati-matian menutupi indentitas cepat atau lambat akan ketahuan juga.
"Kau ingin diberi pukulan dibagian mana?" tanya baji kesal yang membuat pemuda tadi tambah merinding. Baji yang melihat itu langsung melempar pemuda tadi dan melanjutkan apa yang tadi tengah dikerjakannya. Gini-gini baji masih punya hati nurani loh...
~~~
Bel pulang sekolah pun berbunyi membuat baji langsung membereskan alat-alat belajarnya dan menuju kekelas chifuyu.
Dia melirik kekelas chifuyu yang sudah hampir kosong. Tanpa basa-basi baji langsung mengahampiri meja chifuyu.
"Hei cipuy, Ayo pulang" ucap baji sambil tersenyum. Chifuyu melirik baji dan menoca menjawab baji dengan senyuman.
Mereka pulang bersama dengan baji yang terus mengoceh sendiri. Baji yang melihat chifuyu sedari tadi terdiam dan badannya yang terlihat lemas langsung bertanya. "Kau baik-baik saja chifuyu? Badanmu lemas tidak seperti biasanya"
"Iya baji-san aku baik-baik saja" jawab chifuyu dengan senyumannya. Baji yang masih khawatir itu lalu menempelkan tangannya dikening chifuyu. "Kau demam, Kenapa malah menjawab kalau kau baik-baik saja?" tanya baji.
Chifuyu berusaha sekuat tenaga untuk menatap baji, tenaganya yang sudah hampir habis karena dipakai untuk tetap bisa berjalan. "Aku benar-benar tidak apa-apa, baji-san tidak perlu khawa-" sebelum menyelesaikan kalimatnya chifuyu langsung pingsan, untung saja baji dengan sigap menangkap tubuh chifuyu agar tidak terjatuh.
"Ini kau sebut baik-baik saja chifuyu?" gumamnya, baji langsung menggendong chifuyu dan membawanya kerumah chifuyu. Sesampainya dirumah chifuyu, baji masuk kedalam kamar dan menaruh chifuyu diranjangnya.
"Maaf tapi aku harus mengganti pakaianmu dengan yang lebih nyaman" ucap baji sembari melepas seragam chifuyu satu-persatu dan menggantinya dengan pakaian yang nyaman untuk chifuyu. Baji turun kebawah untuk mengambil air hangat dan mengompresnya.
Baji pergi untuk membeli obat demam untuk chifuyu, dan membuatkan chifuyu bubur dengan bantuan mitsuya melalui telpone. Baji duduk di samping ranjang chifuyu, karena lelah dia langsung memejamkan matanya sembari menunggung chifuyu mendingan.
Matahari yang sudah mulai terbenam memancarkan cahaya orange yang tanpak indah. Jam menunjukkan pukul 6 sore, Disaat bersamaan mata chifuyu terbuka. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah seniornya yang tengah tertidur pulas dengan pangkuan tangan dan ranjangnya.
Tangan chifuyu terulur mengusap surai hitam milik baji yang mengakibatkan baji terbangun karena sentuhan hangat di kepalanya.
"Oh Chifuyu kau sudah bangun?" tanya baji sambil mengucek mata sebelah kirinya. Chifuyu terkejut karena baji yang tiba-tiba bangun membuat tangannya reflek menyingkir.
Baji meletakkan tangan kanannya dikening chifuyu dan tangan kirinya dikeningnya. Mengecek suhu tubuh chifuyu. "Sudah mendingan" ucap baji.
Baji bangun dari duduknya dan pergi menuju pintu kamar chifuyu. "Baji-san ingin kemana?" tanya chifuyu bingung.
"Kau belum makan kan? Aku akan kedapur mengambil makanan untukmu" ujar baji dan berlalu pergi
Beberapa menit kemudian baji datang sembari membawa segelas air putih dan semangkok bubur yang baru dihangatkan olehnya. Baji menaruh segelas air dimeja dan duduk di ranjang chifuyu. Dia mengaduk bubur itu dan mengambil satu sendok.
"E-eh baji-san aku bisa memakannya sendiri" ucap chifuyu yang merasa merepotkan baji.
"Tidak apa apa, biar aku suapi saja. Nah buka mulutmu cipuy Aa~" jawab baji sambil mencoba membawa satu sendok bubur menuju mulut chifuyu. Chifuyu awalnya ragu lalu membuka mulutnya perlahan, "Aa..."
Satu sendok berhasil mendarat didalam mulut chifuyu. "nah bagaimana Bubur buatanku?" tanya baji bersemangat. "Uhm enak, aku tidak tau ternyata baji-san bisa memasak hal lain selain peyoung yakisoba" jawab chifuyu sambil terus menerima suapan dari baji.
"yah aku meminta sedikit bantuan dari mitsuya, syukurlah kau menyukainya" ucap baji sambil tersenyum ke arah chifuyu.
Setelah selesai menghabiskan buburnya, Chifuyu langsung dipaksa untuk meminum obat oleh baji dan beristirahat lagi. Beberapa hari kemudian Chifuyu mulai membaik berkat baji yang merawatnya 24 jam setiap hari.
"Terimakasih baji-san sudah mau merawatku sampai menginap disini" ujar chifuyu
"Tidak apa lagipula ibuku tidak keberatan kalau aku menginap dirumahmu lebih sering lagi" ujar baji memperlihatkan senyuman yang dihiasi gigi taring itu membuat wajah chifuyu menjadi semerah tomat matang.
"Eh...chifuyu? Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit lagi?! Kenapa wajahmu memerah?!" panik baji
"T-tidak apa-apa baji-san aku baik-baik saja" ucapnya sambil menutupi wajahnya yang merah
~||||~
Halo para reader! Maaf kemarin gak update lagi sibuk nyelesain fanart hehe~
Jangan lupa untuk selalu vote ya! Terimakasih~
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Look At Me || Tokyo revenger-BajiFuyu[Story] ||
Fiksi Penggemar"Tolong lihat aku baji-san!"-Chifuyu "Tolong lihat aku juga chifuyu!" -baji "Kalian sama-sama menyukai tetapi tidak bisa mengungkapkannya? Serius bro?! Kalian sungguh membuatku frustasi!"-kazutora [Jangan terlalu berharap banyak sama fanfic ini, f...