"Elo?"
"Elo?"
Hanara dan cowok itu sepertinya saling mengenali.
"Elo yang ngelempar bola basket ke kepala gue kan?" Hanara menatap cowok itu sinis.
Cowok itu terdiam sebentar, seperti memikirkan sesuatu. Ia kemudian berkata, "secara teknis gue ngga sengaja. Jadi ngga bisa lo bilang 'ngelempar' juga."
Hanara memutar bola matanya, "whatever!" ketusnya.
Bukannya kesal, Cowok itu malah tersenyum melihat respon Hanara, "Kenalin, Gue Reiga Altarra Bayanaka, but you can call me Reiga. In case lo ga tau, gue ketua OSIS baru angkatan sekarang." Cowok yang memperkenalkan dirinya sebagai Reiga itu mengulurkan tangannya pada Hanara.
Hanara menatap Reiga dan tangannya yang teruluir secara bergantian. Ternayata cowok yang waktu itu melempar bola basket ke kepalanya adalah ketua OSIS yang selama ini dibahas oleh Zyta.
Hanara memicingkan matanya malas, "Gue lagi nggak mood kenalan. And... FYI, I don't really care tentang elo ataupun jabaran baru lo di sekolah ini. Bukan urusan gue." ujarnya judes.
Mendengar jawaban dari Hanara, Reiga hanya tersenyum, kemudian membentuk ekspresi lucu dengan mengerutkan hidungnya, "o...kay. Semoga lain kali lo udah mood yah kenalan sama gue, Ha..Na..Ra.."
Hanara mengerutkan alisnya, menatap Reiga dengan pandangan curiga, "Lo tau dari mana nama gue?"
Reiga tertawa sebentar, lalu Kembali menatap wajah Hanara yang mulai memerah. Sepertinya cewek jutek satu ini mulai kesal karena tawa Reiga tadi.
"Nanti deh gue kasih tau gue tau dari mana. Kalau gue udah mood." Jawab Reiga dengan nada mengejek sambil balik badan dan melangkah pergi meninggalkan Hanara.
Hanara menatap Reiga kesal sambil mengigit bibirnya, "Apaan sih! Ngga jelas!" ujarnya sewot.
Tanpa Hanara ketahui, Reiga yang berjalan meninggalkannya di belakang sedang mengulum senyum seraya bergumam, "Lo ternyata satu sekolah sama gue..."
_ _ _
Hanara membuka pintu apartemennya setelah menempelkan keypass miliknya. Dengan segera, Savina dan Zyta menerobos masuk sambil mengipas-ngipas wajah mereka.
"Gilaaa... It's so hot outside!" ujar Savina sambil segera mengambil remot AC dan mengubahnya ke suhu terendah.
"Haaah... Paling enak emang main ke apartemen lo, Nara. Sepi! Bebas banget rasanya." Zyta membanting badannya ke sofa berwarna abu-abu di living room apartement Hanara.
Hanara hanya tersenyum lalu berjalan ke arah dapur, membuka kulkas, "Lo pada mau minum apa? Air mineral atau soft drink?" tawarnya.
Savina yang baru saja ikut melemparkan dirinya ke sofa mengikuti Zyta dengan cepat menjawab, "Gue mineral water aja. Pake es tapi."
"Kalau gue mau soft drink yang item dong!" jawab Zyta sambil membuka cardigan yang dikenakannya.
Hanara dengan cepat mengambilkan segelas air putih dengan es untuk Savina, satu botol coca cola untuk Zyta, dan sekotak minuman yoghurt untuk dirinya sendiri.
"Nih!" kata Hanara sambil meletakkan minuman-minuman tersebut di atas meja kaca di depan Savina dan Zyta.
Serentak Savina dan Zyta mengambil minuman mereka masing-masing dan langsung menenggaknya. Sepertinya kedua gadis itu benar-benar kehausan.
"Bokap nyokap lo ke luar kota apa keluar negeri nih sekarang?" Savina bertanya dengan santai sambil memeluk bantal sofa.
"Kurang tau juga sih. Terakhir sih katanya di Malaysia. Ngga tau deh sekarang." Jawab Hanara santai sambil menyedot minuman yoghurt miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanara's Invisible Side
Подростковая литератураBagi Hanara hanya dirinya lah yang bisa ia andalkan. Hanara selalu menyimpan semua yang dirasakan untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi hidup selalu memberikan kejutan tak terduga yang nyaris tak mampu dihadapinya. Terutama ketika muncul dua orang co...