Apartemen itu kembali sepi. Savina dan Zyta sudah pulang barusan, meninggalkan Hanara sendirian di sana.
Hanara berjalan pelan ke arah balkon, menatap lampu-lampu kendaraan yang hanya terlihat seperti titik-titik kecil dari sana. Pikiran Hanara melayang pada pertanyaan kedua sahabatnya tadi. Kenapa ia begitu ketus pada cowok yang dikategorikan cakep?
Hanara menghembuskan nafas pelan. Entahlah. Ia tak begitu yakin akan jawabannya. Hanara hanya merasa sadar diri. Bersahabat dengan dua gadis super cantik yang selalu jadi pusat perhatian itu melelahkan.
Secantik apa kedua sahabat Hanara itu memangnya?
Begini kira-kira...
Savina Adinata. Cewek cantik blasteran Canada, Jepang, dan Indonesia. Secara garis keturunan mix race nya saja sudah dapat dibayangkan secantik apa dia. Tinggi Savina168cm, beratnya 50kg, badannya langsing bak gitar spanyol, kulitnya seputih susu, wajahnya mulus luar biasa hasil perawatan salon mahal, hidungnya mancung, bibirnya mungil kemerahan, dagunya lancip, bahkan jari-jarinya lentik bak penari. Benar benar nyaris sempurna! Savina bahkan memenangkan predikat sebagai siswa baru tercantik melalui poling media social sekolah Ketika mereka menjalani MOS beberapa bulan yang lalu.
Selanjutnya, Alya Zyta Purnomo, cewek cantik lain dengan pesona wajah khas Indonesia. Kulitnya kuning langsat, tingginya hanya 156 cm dengan berat badan 40, matanya bundar cerah, alisnya tebal dan rapi, hidungnya mungil. Zyta benar-benar gambaran sempurna tentang cewek super imut.
Sedangkan Hanara?
Ya... Hanara nggak jelek kok. Tinggi Hanara 165 cm, berat badannya 58. Hanara cukup berisi, terutama di bagian pipi. Kulit Hanara juga terbilang cukup terang, matanya coklat terang, hidungnya tergolong mancung, dan bibir Hanara penuh. Let say... Hanara cukup cantik.
Tapi, karena kecantikan kedua sahabat yang selalu bersamanya sejak SD itu terbilang cukup luar biasa... Hanara seakan menjadi tidak terlihat. Hanara sering dianggap sebagai "visual hole" di antara mereka bertiga. Bahkan Ketika SMP, Hanara pernah sempat diejek sebagai itik buruk rupa yang mengikuti angsa.
Dulu... Hanara juga sama seperti Savina dan Zyta, menyukai anak-anak cowok, dan membicarakan tentang cinta monyet seperti remaja pada umumnya. Hanara juga suka cowok cakep. Tapi, suatu peristiwa yang terjadi setahun yang lalu mengubah cara Hanara bersikap...
Setahun yang lalu...
Hanara menatap cowok di depannya dengan malu-malu. Cowok itu Bernama Danny, dikenal sebagai cowok paling cakep di sekolah. Kapten tim basket sekaligus mantan ketua OSIS SMP mereka. Sudah dua bulan ini mereka sering melakukan komunikasi, baik melalui chat, telepon, maupun video call. Singkatnya PDKTan lah. Kehadiran Danny juga telah berhasil menghapus rasa kesepian Hanara yang ditinggal berbisnis kedua orang tuanya ke luar kota.
"Danny mau ngomong apa sama Nara?" tanya Nara sambil memainkan ujung rok sekolahnya. Grogi.
Danny tersenyum sambil menatap Hanara juga, "Sambil duduk yuk ngomongnya." Pinta Danny sambil meraih tangan Hanra menuju kursi taman.
Mereka berdua pun duduk bersebelahan di sebuah bangku Panjang bercat hijau tua.
"Nara... Sebenarnya Danny udah lama pingin ngomong ini sama Nara. Tapi Danny malu..." Danny mulai memberanikan diri membuka percakapan.
Wajah Nara memerah, "Kok malu?" dipandanginya wajah Danny sekilas sebelum kemudian menunduk malu.
"Gini... Kita kan udah agak lama deket, Danny juga udah nyaman sama Nara..."
Hanara hanya diam. Mendengarkan dengan seksama tiap kata yang ke luar dari mulut Danny. Jantungnya berdetak cukup keras. Tangannya pun dingin. Ini pertama kalinya ia berbicara berdua secara langsung dengan Danny. Cowok yang telah 3 tahun ditaksirnya diam-diam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanara's Invisible Side
Teen FictionBagi Hanara hanya dirinya lah yang bisa ia andalkan. Hanara selalu menyimpan semua yang dirasakan untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi hidup selalu memberikan kejutan tak terduga yang nyaris tak mampu dihadapinya. Terutama ketika muncul dua orang co...