Part 8 Selamat Tinggal

2.5K 310 59
                                    

Leon menatap Andrew yang saat ini berdiri didepan apartemen Bella. Andrew mencium bibirnya dengan begitu menggebu seolah tidak ada lagi hari esok untuk mereka melakukannya. Apa harus di depan pintu yang terbuka seperti itu? Apa mereka melakukan seks juga sebelum ia datang?

Leon langsung menghampiri Bella setelah Andrew beranjak pergi. Ia menarik Bella dengan tatajam tajam.

"Kamu.... "

"Nagapain kamu sama dia?" Sentak Leon kesal. "Kamu bercinta dengannya?"

"Tidak!"

"Bohong!"

"Aku tidak pernah melakukannya dengan siapapun, kecuali kamu. Jangan kasar seperti ini, sakit!" Bella menarik lengannya dengan wajah takut.

Leon langsung melepas cengkramannya pada lengan Bella, lalu memeluknya erat. Tidak, ia tidak boleh menunjukkan kebenciannya sekarang. Belum saatnya.

Entah kenapa ia merasa tidak suka melihat Bella bersama Andrew. Apa ia cemburu? Leon pun mendesah gelisah. Tidak mungkin ia cemburu kepada anak dari orang yang telah merampas kebahagiaanya di masa lalu.

"Maaf sayang, aku cemburu." Leon memeluknya erat.

"Kamu cemburu?"

"Aku sayang sama kamu. Tentu saja aku cemburu." Ujar Leon terlihat serius.

Bella tersenyum malu, lalu mengecup bibir Leon secepat kilat. "Aku juga ingin ini cepat berakhir. Kita bisa menikah, dan melupakan masa lalu kita."

"Pernikahan kita sedang disiapkan. Aku sudah menyiapkan kejutan buat mereka berdua sayang. Lihat saja." Aku juga sedang menyiapkan kejutan untukmu. Lanjut Leon dalam hati.

"Kejutan untuk mereka?"

"Aku sudah mengantongi bukti perselingkuhan mereka."

"Apa semua akan berjalan baik?"

Leon mengangguk yakin. Ia menarik Bella untuk mendekat, lalu memagut bibirnya dengan panas. Leon mengangkat tubuh Bella ke sofa untuk di tindihnya.

"Haruskah kita meniru adegan mereka sayang?" Kekeh Leon seraya menciumi leher dan juga remasan sensual pada dada wanitanya.

"Dokter mesum!"

"Kamu calon istriku. Wajar kan?" Leon melucuti gaun yang Bella kenakan dengan cepat. Ia kembali menatap tubuh indah itu dengan kagum. Bella memang tipe wanita idamannya. Baik, pengertian, sexy, lembut, cantik, dan sangat mengagumkan. Andai Bella bukan anak dari Lina, Leon akan serius padanya. Menjadikannya yang terakhir dan satu-satunya.

Tapi sayang, takdir tidak akan merestui kebersamaan mereka.

"Sudah siap?" Bisik Leon seraya memasuki milik Bella secara perlahan. Menyatukan diri, dan membuat Bella mendesah di sepanjang hari.

"Aku mencintaimu Bella."

****

Andrew menatap Clarisa seraya membelai milik wanita itu dari balik selimut yang menutupi tubuh polos keduanya.

"Ini malam terkahir kita." Ujar Andrew.

Clarisa hanya mengangguk seraya menikmati permainan jari Andrew di bawah sana. Ia terus mendesis nikmat di buatnya.

Keduanya mulai berselingkuh saat Bella berangkat sekolah ke China beberapa tahun lalu. Leon sibuk bekerja hampir setiap hari, dan tidak pernah memerhatikannya. Sekalipun Leon tidak pernah peduli dengan hubungan mereka.

Ia dan Andrew sama-sama kesepian. Dan mereka memutuskan untuk menjadi partner bercinta disaat mereka ingin, tanpa melibatkan perasaan.

"Andrew!" Desis Clarisa disaat Andrew mengantikan jari-jarinya dengan milik pria itu. Andrew menghujamnya dengan tempo cepat hingga mengguncang tubuh itu dengan kenikmatan.

"Moan my name Cla, ini malam terakhir kita. Aku tidak bisa menyakiti Bella lagi. Aku ingin serius dengannya."

"Kita hanya partner. Aku pun tidak akan menyakiti Leon lagi."

Andrew terus bergerak keluar masuk dengan cepat. Ia hampir sampai di puncak kenikmatannya. Mungkin jika Bella mau berhubunhan dengannya, sudah lama ia memutuskan hubungan dengan Clarisa. Tapi sayangnya pacarnya itu bukan wanita murahan. Jadi Andrew terpaksa mencari kenikmatan dari wanita lain.

"Andrew..!!!" Desis Clarisa ketika mereka sampai. Andrew pun melepas penyatuan itu, lalu mengarahkan miliknya pada mulut Clarisa untuk membuang cairan percintaan mereka.

Clarisa menerimanya dengan senang hati, ia mengulum milik pria itu sejenak sebelum mengakhiri percintaan panas keduanya.

"Kamu memang pintar Cla, tidak heran jika boss tak bosan memakaimu." Cibir Andrew.

Clarisa melepas kulumannya lalu beranjak merebah diatas tubuh Andrew dengan menggoda. "Jangan bahas itu. Kamu pun bermain dengan banyak model. Jadi kita sama."

"Andai Bella mau melakukan ini, aku tidak akan repot meniduri wanita-wanita sepertimu." Lirih Andrew seraya bangkit dari ranjang, lalu memakai pakaiannya kembali.

"Itu karena kamu brengsek. Udah selingkuh tapi bertingkah sok baik."

"Terserah apa katamu. Kita berakhir! Jangan hubungi aku lagi!" Andrew keluar dari kamar hotel yang mereka sewa lalu mengotak-atik ponselnya untuk mengubungi Bella. Ia ingin berubah, setelah menikah nanti Andrew janji akan setia. Andrew sangat mencintai Bella, lebih dari apapun.

Sedangkan Clarisa langsung memeluk guling sambil memandangi foto-fotonya bersama Leon. Ya, Andrew benar. Mereka memang hanya partner. Clarisa hanya kesepian selama ini. Karena selama lima tahun pacaran, Leon tidak pernah memerhatikannya. Leon hanya peduli tentang rumah sakit dan bisnis.

Apa setelah menikah nanti sikap Leon masih tetap sama? Sejujurnya Clarisa iri dengan Bella. Adiknya mempunyai pacar yang perhatian seperti Andrew. Pria yang hangat dan panas.

Tapi bagi Clarisa, Leon tetaplah yang utama. Leon kaya dan punya segalanya. Setidaknya meski Leon cuek, Clarisa tidak kekurangan uang setiap bulannya.

****

Maaf pendek, aku abis vaksin dan lemes banget jadinya 😔

****

Leon

Andrew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andrew

Andrew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
War and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang