Sequel of I Will Protect You Book I
Cast: Jeon Jungkook dan Park Jimin, member BTS, etc.
Jungkook ingin melanjutkan perjuangannya untuk melindungi Park Jimin dari sel kanker yang menyerang otaknya.
Akankah Jungkook berhasil melindungi Jimin?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasa, tulisanku selalu panjang, jadi silakan baca pelan-pelan. Selamat menikmati, guys, semoga terhibur 🙏🏻
*****
Tuhan Maha Baik.
Setidaknya, ujaran kitab suci itulah yang selalu Jeon Jungkook yakini serta tanamkan dalam hati dan benaknya. Walau terkadang, ia merasakan banyak sekali ketidakadilan dalam hidupnya. Entah itu fakta atau sekadar sugesti belaka, yang jelas, ketika situasi itu melanda, dia akan merasa tidak terima.
Saat ini contohnya.
Visit, shift malam, operasi, dan report para koas tuntas dikerjakan. Revisi tugas akhir yang baru kemarin pagi diberikan juga berhasil diselesaikan. Namun, yang Jungkook terima bukanlah pujian atau kelegaan, melainkan omelan dari sang konsulen. Apa daya jika kesalahan yang bahkan dilakukan oleh orang lain justru berimbas kepadanya.
Sangat tidak adil sekali, pikirnya.
Sudah tubuh letih, empat hari berkorban tidak pulang, tidak bisa bermain dengan bayi gembulnya, jatah tidur sekaligus meniduri istri jadi berkurang, dan hal buruk justru kian rajin menyapa. Mungkin yang terburuk adalah bulan lalu, disaat Jimin dan Jungmin jatuh sakit serta diopname bersamaan. Jangan tanya berapa kali Jungkook menangis dan dibuat panik saat itu.
Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Disaat ujian demi ujian datang silih berganti, orang lain tengah hidup dalam kemudahan. Lalu, manusiawikah bila terkadang Jungkook merasa Tuhan tidaklah baik?
"Halo?"
Jungkook tersenyum tipis kala suara lembut pasangan hidupnya menyapa gendang telinga. "Ya, halo, Jiminie sayang, ini aku. Maaf, aku baru sempat menghubungimu. Kamu tahu, pasienku banyak sekali hari ini," curhatnya.
Alih-alih bergidik ngeri, tawa renyah dokter tampan itu justru mengalun. "Jadi, Sayangku sedang cemburu pada semua pasienku, begitu?" godanya.
"Tidak."
Suara tawa Jungkook lagi-lagi mengalun sebelum bibir tipisnya kembali menggoda, "Lalu, apa? Kangen?"
Jungkook sandarkan punggung pada bagian belakang bangku taman rumah sakit yang ia duduki kala Jimin tak merespon sepersekian detik. Seolah tahu bahwa Jiminnya tengah gengsi mengaku rindu, maka senyum lebar itu pun enggan sirna. Gemas duluan oleh tingkah sang istri.
"Aku juga kangen padamu dan Jungmin, Sayang," celetuk Jungkook memecah hening. "Kangen sekali, malah," imbuhnya.
Jimin sontak berdecak dan berujar, "Bibirmu itu racun sekali, ya, Dokter Jeon."
Jungkook tertawa remeh. "Tapi, kamu suka bibirku, kan?" balasnya cepat, sengaja menggoda kembali Jimin-nya.
"Hah?! Apa?! Kamu bilang apa barusan?! Suaramu terputus-putus, Dok, aku tidak bisa mendengarmu."