13. Perasaan Nathan

971 125 14
                                    

Pagi ini Hanzel sudah bisa kembali masuk sekolah, sebenarnya dia masih sedikit merasa pusing namun ia merasa bosan jika dia hanya tiduran di rumah. Nathan menghampiri Hanzel yang baru sampai di depan gerbang sekolah bersama Rain.

"Zel? Kok udah masuk? Udah sembuh?" tanya Nathan.

"Kak Nathan? Udah kok kak."

"Syukur deh kalau gitu."

"Kayanya gue harus ke kelas dulu deh. Bye Zel, bye kak Nathan, jagain sahabat aku ya," pamit Rain.

Rain pergi meninggalkan Hanzel dan Nathan.

"Kak Nathan kemarin nggak jenguk aku? Katanya kak Nathan nganggap Hanzel adik kok, adiknya sakit nggak dijenguk," ucap Hanzel.

"Sorry ya Zel. Lo tahu sendirikan c
afe lagi ramai, terus lo nggak masuk, jadi gue harus gantiin lo nyanyi deh."

"Oh gitu ya, Maaf juga ya kak kara Hanzel kakak jadi repot gini.

Nathan mengelus puncak kepala Hanzel.

"Mana ada seorang kakak yang merasa direpotin sama adiknya. Ya udah ke kelas gih, bentar lagi bel loh."

"Ya udah aku sama Rain duluan ya kak Bye."

Hanzel menggandengan tangan Rain dan pergi meninggalkan Nathan.

***

Beberapa bulan berlalu, mereka baru saja menyelesaikan Penilaian Akhir Semester 1. Sampai sekarang perasaan Hanzel tak pernah berubah, ia masih coba mencintai Cakra secara diam-diam walau respon pria itu masih sama. Hanzel sama sekali tak bisa menebak perasaan Cakra terhadapnya, karna terkadang Cakra bersikap sangat manis dan mampu membuat Hanzel seolah terbang, namun terkadang bersikap tak acuh dan membuat Hanzel jatuh begitu saja.

Hanzel dan Rain kini tengah berjalan beriringan, mereka bersiap untuk pulang dan mengistirahatkan badan mereka.

"Hanzel," panggil Nathan.

"Kak Nathan, ada apa?"

"Liburan nanti gue mau ngajak lo sama Rain buat ikut liburan di Vila gue yang ada di Bogor. Kalian mau kan?"

"Mau dong kak, iya kan Zel?" ucap Rain.

"Aku usahain ya kak," ucap Hanzel.

"Lo ke Cafe kan Zel?"

Hanzel mengangguk.

"Kalau gitu bareng aja sama gue, lo mau ikut juga Rain?"

"Nggak kak, gue masih ada urusan dirumah."

"Yuk Zel."

Nathan menarik tangan Hanzel dan membawanya ke mobil miliknya. Hanzel masuk ke dalam mobil, jujur dia merasa tak enak dengan Nathan, pria itu sudah banyak menolong dirinya.

Dua minggu telah berlalu, liburan telah tiba. Hanzel dan Rain tengah menunggu mobil Nathan yang akan membawa mereka untuk berlibur ke Bogor. Tak lama mobil yang mereka tunggu datang. Mereka langsung masuk kedalam mobil, Rain duduk ditengah dengan Nathan dan Cakra, sedangkan Rain duduk disamping kursi kemudi. Rama duduk dikursi kemudian, dan orang yang duduk dibelakang adalah Gibran dan Kenzo.

Hanzel merasa canggung duduk diantara kedua kakak kelasnya. Suasana dalam mobil itu tambak sepi.

"Sepi banget, jadi bosen. Gue nyalain musik ya?" ucap Rain.

Rain memutar musik dari salah satu boyband korea kesukaannya.

"Apaan sih, ganti-ganti," protes Rama.

Tak Tergapai [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang