𖤜໋᳝݊Bagian Kedua

1.6K 233 5
                                    

˗ˏˋ𖧷𝐁𝐞𝐤𝐚𝐥

.....

Pagi yang cerah, saat matahari meninggi sebatas tiang. (Name) sudah siap dengan pakaian biasanya, sedikit tertutup menggunakan rok di bawah lutut dan baju lengan panjang. Tak lupa dengan bekal yang berisi bolu dan dorayaki untuk Mitsuya Takashi kakaknya dan teman-temannya.

"Luna, Mana, nee san pergi dulu ya.. Jaga rumah baik-baik, oke? Nee san mau menyusul nii san dulu."

"Ha'i, nee san!"

"Cepatlah pulang, nee san!"

(Name) tersenyum lalu melangkahkan kaki pergi meninggalkan rumah bersama 2 adiknya. Sebenarnya (name) agak ragu ingin memberikan hasil masakannya ke Takashi dan yang lainnya, tapi (name) ingin mendengar kritikan dan saran dari mereka semua.

Berjalan dengan santai, menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang menyapu kulit dan wajahnya.

Pergerakan kaki melambat kala indera pendengaran menangkap suara hentakan kaki dari belakang.

Merasa takut? Tentu tidak. (Name) adalah orang yang cukup cerdas dalam hal bela diri. Mungkin turunan dari kakaknya Takashi, meski Takashi tidak terlalu jago dalam hal bela diri.

Berbalik kebelakang, tubuh membeku ketika wajah bertubruk dengan dada seseorang. Sang pemilik dada hanya terdiam dan menatap (name) dengan datar.

Mundur beberapa langkah, mengusap kening lalu beralih menatap orang yang ditabrak dengan memasang wajah kesal.

Memasang wajah terkejut, menatap tak percaya kalau orang yang ada dibelakang adalah orang yang ingin membunuhnya kemarin kalau saja Mikey tidak ada di sana.

Meneguk ludah, memasang wajah sedikit takut. Iya, takut kalau dilewatin, nyawa langsung melayang.

"K-kurokawa-san?"

Tanya (Name) dengan tingkah sedikit was-was pada lawan bicaranya saat ini.

"Hm?"

"A-ah a-aku sebaiknya pergi, ja na~"

Belum beberapa langkah, suara Izana menghentikan langkah (Name) dan membuat (Name) terpaksa berbalik.

"H-ha'i? Doushite?"

Berjalan mendekati (Name), Izana bermaksud ingin sejajar dengan (Name) agar saat berbicara lebih enak.

"Kau mau kemana? dan kenapa kau takut? aku tidak akan memakanmu, mungkin saja membunuhmu tapi lihat dulu nanti."

"T-tidak ada, aku ada urusan. Aku pergi dulu, sampai jumpa lagi, Kurokawa-san!"

(Name) berlari menjauh dari Izana dan memilih jalan memutar. Nggak apa-apa capek yang penting nggak ketemu orang kayak dia katanya.

Berdiri di depan Mikey dan lainnya, sedikit membungkuk, menyeka keringat yang mengalir deras di dahi sambil mengstabilkan nafas yang menggebu-gebu karena berlari tadi.

(Name) bertaruh kalau dia bertemu dengan pria tadi dia akan pingsan. Capek rasanya, tuh, kayak di kejar malaikat maut. Setiap bertemu bahasnya bunuh-bunuh-an terus.

Mikey, Draken, Takashi, Chifuyu, Baji dan yang lainnya, terdiam menatap (Name) yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka dengan nafas yang tersengal-sengal seperti habis dikejar setan.

Takashi yang melihat kondisi adiknya langsung menghampiri (Name) dan bertanya..

"Kamu kenapa?"

"Huh? Hah.. Capek is!"

"Iya, makanya nii san tanya kamu kenapa?"

"Habis dikejar malaikat."

"Malaikat? harusnya kamu seneng dong kan dike─"

"Iya, malaikat maut."

"..."

Kakak yang perhatian, adik yang tidak ada akhlak. Kadang Takashi berfikir, kemana hilangnya akhlak (Name)?

"Oi! (Name) sini duduk!"

Itu Draken yang berbicara, Draken yang tak tega melihat (Name) kelelahan seperti habis lari maraton 5km, mengajaknya duduk. Tapi sebenarnya Draken bodo amat sama (Name).

(Name) duduk di samping Mikey─tempat duduk Draken tadi─sambil membuka bekal yang ia bawa.

"Wuihh (Name) bawa makanan!!" teriak Mikey.

"Berisik! Aku bawa ini hanya untuk nii san, bukan untuk mu."

Panah imajiner menusuk hati pria mungil itu, Mikey memilih untuk menyudutkan diri sambil membelakangin (Name) dan yang lainnya.

"Mulai.." -Draken

"Mikey-kun.." -Chifuyu

"Sudah lah Chifuyu, biarkan saja toh nanti kalau capek dia berhenti juga." -Baji

(Name) hanya tersenyum melihat kelakuan Mikey sedangkan Takashi hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum miris.

"Mikey!"

Seperti mendengar suara seseorang yang dikenal, Mikey pun langsung berdiri. Wajahnya yang tadi muram berubah cerah.

"Izana!!"

(Name) yang seperti familiar dengan nama itu lantas melihat kedatangan pria yang ia temui saat di jalan tadi dan alasan kenapa (Name) berlari tadi.

"K-kurokawa-san?!"

(Name) terbaring lemah dengan bekalnya yang sudah terbuka, berisi beberapa potong kue bolu dan dorayaki.

Takashi terkejut dan langsung menepuk pipi adiknya, berkali-kali tapi lembut yang Takashi pastikan itu tidak akan membuat (Name) merasakan sakit.

Izana hanya menatap (Name) datar, melirik ke arah sebuah kotak yang berisi makanan. Tanpa ada sedikit pun rasa bersalah, Izana mengambil sepotong bolu lalu memakannya.

"Bolunya enak."

"IZANA!!!"

"Ups, maaf."






Tbc

I'm Happy With You | K. IzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang