RAR 1

33 14 9
                                    

Selamat pagi menuju siang bestie
Jangan lupa jalani harimu dengan sesuka dirimu sendiri
Ini chapter pertamaku, jangan lupa diakhir divote dan share yah🤗🤗🤗🤗😚

Seorang Wanita yang tertidur lelap diatas kasur yang berukuran hanya cukup untuk seorang, suara alarm dari handphonen berbunyi membuat tidur Wanita tersebut tertanggu, tangan yang mencoba meraba menuju meja Narkas yang berada dipinggir ranjang untuk mengambil handphonen dan mematikan alarm

Azkia - Duduk dipinggir ranjang dengan wajah yang masih mengantuk, duduk sambil menggosok-gosok matanya.

"mengapa malas sekali" monolognya yang kini Azkia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi Azkia bersiap-siap untuk berangkat bekerja, Azkia berdiri berkaca memandang dirinya sendiri dikaca "semangat " sambil menggempalkan tanganya dengan senyuman.
Melangkahkan kaki menuju keluar kamar, terdapat sang Ayah berada didapur sedang menyiapkan sarapan pagi.

"pagi princess ayah" sapanya yang masih menyiapkan sarapan diatas meja.

Nana - sang Ayah Azkia, untuk saat ini keluarga Azkia hanya seorang yaitu Ayahnya tidak ada yang lain ataupun orang lain, hanya sang Ayah, karena Ayah yang selalu ada untuk Azkia, penyemangat hidup Azkia, alasan Azkia untuk selalu bersemangat hidup, apapun yang Azkia lakukan sekarang alasannya adalah sang Ayah Nana.

Azkia melangkahkan kaki mendekat kearah meja makan dan duduk untuk sarapan pagi bersama Ayah Nana "Ayah masak nasi goreng untuk sarapan pagi ini, makan yang banyak Kia, jangan sampai tersisa" ujar Ayahnya yang kini memberi sepiring nasi goreng kepada Azkia.

Azkia mendengarnya mengangguk tersenyum dan menerima sarapan yang diberi sang ayah.

Nana diam melihat Azkia yang sedang melahap nasi goreng yang ia buat tadi, tersenyum saat sang anak menelan makanannya.

"Ayah tidak makan?" Tanya Azkia terheran, sebab sedari tadi Ayahnya hanya melihat dirinya makan.

"Apa enak nasi gorengnya Kia?" Tanya sang Ayah yang membuat Azkia mengerungkan keningnya. Ayah Nana sangat khawatir jika masakannya tidak enak, sebab biasanya sarapan akan selalu roti atau tidak membeli bubur didepan, tapi kini dirinya memasak nasi goreng agar tidak bosan jika sarapan akan itu-itu saja.

"Tentu saja enak, aku memakannya karena enak". 

Ayahnya mengangguk-anggukan kepalanya dan kini melahap nasi goreng didepannya.

"Ternyata enak" ujar ayahnya tersenyum.

Azkia mendengarnya tertawa ringan, Azkia suka heran kepada Ayahnya, Dia yang membuat nasi goreng dirinya juga yang ragu untuk mencicipinya.

"Kalau Kia ikut bersama ibu pasti akan selalu dimasakan makanan enak untukmu" ujar Ayahnya tiba-tiba

Azkia mendengarnya malas, Azkia malas jika ayahnya mulai membicarakan Ibunya.

"Ayah tolong jangan lagi".

"Tapi Ayah memang benar, Ayah cuma jadi beban untuk kamu, Ayah sering sakit -sakitan, Ayah selalu merepotkanmu".

Azkia mendengarnya tidak ingin melanjukan makan, Azkia langsung pergi untuk berangkat bekerja Azkia sudah bosan harus berdebat atau mendengar ucapan sang Ayah yang tidak ingin Azkia dengar.

Azkia tidak pernah berpikir jika Ayahnya adalah beban baginya.

Bahkan Azkia sangat bersyukur dengan adanya sosok Ayah didalam hidupnya, Azkia tidak pernah tahu jika ada kalimat 'lelah mengurus Ayahnya'

Azkia berjalan menuju tempat pemberhentian bus, dijalan Azkia masih sangat kesal dengan kejadian beberapa menit lalu.

Sesampai ditempat kerja tepatnya disebuah restoran ternama Azkia langsung datang ketempat ruang ganti baju memakai baju seragam yang sudah disediakan direstoran

Ratu Anti-romanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang